Program ‘Aisyiyah

Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah

Susunan Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah periode 2022-2027 :

Ketua Umum : Dr. Apt. Salmah Orbayinah, M.Kes.
Ketua : Dr. Siti Noordjannah Djohantini, MM, M.Si.
Ketua : Dr. Siti ‘Aisyah, M.Ag.
Ketua : Prof. Dr. Masyithoh Chusnan, M.Ag.
Ketua : Dra. Latifah Iskandar
Ketua : Dr. Rohimi Zam Zam, S.Psi, SH, M.Pd.
Ketua : Evi Sofia Inayati, S.Psi

Sekretaris Umum : Dr. Tri Hastuti Nur Rochimah, M.Si.
Sekretaris : Dr. Atiyatul Ulya, M.Ag
Sekretaris : Dr. Diyah Puspitarini, S.Pd., M.Pd

Bendahara Umum : Dyah Suminar, SE
Bendahara : Dr. Rita Pranawati, MA

Ketua Majelis dan Lembaga Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah Periode 2022-2027 :
Ketua Majelis Tabligh: Prof. Dr. Hj. Casmini, S.Ag., M.Si.
Ketua Majelis Pendidikan Anak Usia Dini, Dasar dan Menengah: Dra. Fitniwilis, M.Pd.
Ketua Majelis Kesehatan: Dr. Warsiti, S.Kp, M.Kep, Sp.Mat
Ketua Majelis Ekonomi dan Ketenagakerjaan: Dr. Utik Bidayati, SE, M.Si
Ketua Majelis Pembinaan Kader: Prof. Dr. Mami Hajaroh
Ketua Majelis Kesejahteraan Sosial: Abidah Muflihati, M.Si
Ketua Majelis Pendidikan Tinggi: Dr. Sulistyaningsih, SKM, MHKes
Ketua Lembaga Budaya, Seni dan Olah Raga: Widyastuti, M.Hum
Ketua Lembaga Penelitian dan Pengembangan ‘Aisyiyah: Prof. Siti Syamsiyatun, Ph.D
Ketua Majelis Hukum dan HAM : Henni Wijayanti, SH, MH.
Ketua Lembaga Lingkungan Hidup dan Penanggulangan Bencana: Rahmawati Husein, Ph.D


Majelis Tablig dan Ketarjihan

Dalam tradisi ‘Aisyiyah, tabligh dilakukan dengan santun, penuh kasih sayang, dan bijak sebagaimana merujuk pada ajaran Islam dalam al-Qur’an. Kekuatan tabligh ‘Aisyiyah terletak pada banyaknya kelompok pengajian di tingkat jama’ah sebagai wadah strategis penyampaikan pesan yang bersifat mencerahkan dan meneguhkan.

Materi pengajian tidak saja mencakup hubungan manusia dengan Tuhan (Hablun Minallah), tapi juga hubungan manusia dengan manusia (Hablun Minannaas) sehingga terkait juga dengan kehidupan sehari-hari para jamaah. Tabligh dan Ketarjihan ini mendasarkan dakwah dengan nilai-nilai Islam yang progresif, nilai Islam berkemajuan dan bagaimana nilai-nilai ini menjawab berbagai problem dalam masyarakat menuju keluarga sakinah dan masyarakat yang damai, adil, Makmur, dan sejahtera. ‘Aisyiyah Tabligh dan Ketarjihan ‘Aisyiyah juga berupaya mewujudkan Keluarga Sakinah dengan mendirikan Biro Konsultasi Keluarga Sakinah ‘Aisyiyah (BIKSSA) di tingkat komunitas.

Majelis Ekonomi dan Ketenagakerjaan

Pemberdayaan ekonomi menjadi kerja strategis ‘Aisyiyah di tengah problem kesejahteraan ekonomi yang masih dialami kebanyakan masyarakat, khususnya perempuan sebagai pihak yang terdampak secara langsung atas kemiskinan.

Majelis Ekonomi dan Ketenagakerjaan (MEK) ‘Aisyiyah  merupakan majelis yang fokus pada penguatan kemandirian ekonomi dan peningkatan kualitas ketenagakerjaan, khususnya bagi perempuan dan keluarga. Melalui program pemberdayaan usaha kecil, pengembangan koperasi, pelatihan keterampilan, serta advokasi ketenagakerjaan yang adil dan bermartabat, majelis ini berupaya menghadirkan solusi nyata dalam membangun kesejahteraan masyarakat. Berlandaskan nilai-nilai Islam berkemajuan, Majelis Ekonomi dan Ketenagakerjaan ‘Aisyiyah juga membuka ruang kolaborasi dengan berbagai pihak untuk mewujudkan masyarakat yang berdaya, mandiri, dan sejahtera.

‘Aisyiyah telah mengelola 475 koperasi, mengembangkan 3235 BUEKA, menyelenggarakan 39 titik SWA offline dengan 3194 alumni, 41 titik SWA online dengan 3060 alumni, mendorong Gerakan Lumbung Hidup ‘Aisyiyah di 442 titik, serta mendampingi 80 Pekerja Migran Indonesia di Jawa Timur.

Majelis Pendidikan Tinggi

Kontribusi nyata ‘Aisyiyah di bidang pendidikan meluas dari pendidikan formal, non formal, maupun informal. Dalam bidang pendidikan formal, ‘Aisyiyah mengelola pendidikan mulai dari tingkat PAUD/TK, Pendidikan Dasar dan Menengah, sampai Perguruan Tinggi.

Saat ini ‘Aisyiyah memiliki 10 Perguruan Tinggi dengan 3 Universitas yakni Universitas ‘Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta, Bandung, dan Surakarta.

Majelis Kesehatan

Peningkatan derajat kesehatan masyarakat, khususnya perempuan, bayi, dan anak merupakan fokus dakwah ‘Aisyiyah sejak awal berdiri. Dakwah ‘Aisyiyah di bidang kesehatan dilakukan berbasis pada pelayanan kesehatan maupun pemberdayaan di tingkat jamaah/komunitas, antara lain dengan meningkatkan upaya penurunan angka kematian ibu melahirkan, upaya penurunan angka kematian bayi dan balita dengan prioritas program, seperti pencegahan stunting, imunisasi, ASI eksklusif, pemberian gizi seimbang, dan tumbuh kembang anak. Dalam dakwah kesehatan reproduksi, gerakan ‘Aisyiyah berbasis pada nilai-nilai Islam yang berkemajuan, serta memuliakan laki-laki dan perempuan tanpa diskriminasi; bahwa perempuan diberi kemuliaan dan perlindungan dalam menjalankan peran-peran reproduksi.

Untuk meningkatkan layanan Kesehatan, Aisyiyah mengelola dan mengembangkan amal usaha kesehatan yaitu 20 RS Umum  dan 50 Klinik yang tersebar di seluruh Indonesia. ‘Aisyiyah juga mendorong dan bekerjasama dengan pemerintah dan banyak pihak untuk mendorong pemenuhan hak-hak kesehatan warga masyarakat tanpa kecuali (inklusif).

Majelis Kesejahteraan Sosial

Spirit teologi ‘al-Ma’un yang menjiwai gerakan Muhammadiyah-‘Aisyiyah tampak dalam berbagai aktivitas dakwah ‘Aisyiyah. Sebagaimana ditunjukkan dengan keberpihakan ‘Aisyiyah pada kelompok masyarakat terpinggirkan seperti masyarakat miskin, masyarakat korban bencana, perempuan korban kekerasan, anak terlantar, dan kelompok penyandang disabilitas. ‘Aisyiyah pada masa awal berdiri telah mendirikan lembaga yang menaruh kepedulian pada anak yatim maupun piatu dengan mengelola Panti Asuhan (Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak). Para lansia yang angkanya makin tinggi di Indonesia juga tidak luput dari perhatian ‘Aisyiyah melalui kegiatan-kegiatan produktif, seperti Pos Layanan Terpadu Lansia dan Day Care Lansia.

Dalam gerak dakwahnya di bidang sosial, ‘Aisyiyah mengembangkan berbagai amal usaha yakni 188 Panti Asuhan, 23 ⁠Panti Difabel, 214 Daycare Lansia, 135 ⁠Bakesos, 26 ⁠Panti Lansia, dan 2 ⁠Rumah Sakinah.

Majelis Pembinaan Kader

Penguatan sumber daya manusia merupakan kebutuhan vital Muhammadiyah-‘Aisyiyah untuk menjaga keberlangsungan dakwah persyarikatan. ‘Aisyiyah melakukannya melalui perkaderan secara terencana, periodik, dan berkesinambungan. Hal ini dilakukan antara lain melalui Baitul Arqam, pelatihan kepemimpinan, kajian intensif, dan model kajian lainnya agar mampu menumbuhkan perempuan-perempuan yang dapat berperan sebagai kader persyarikatan, kader umat, dan kader bangsa. Melalui pengkaderan, diharapkan menumbuhkan kader-kader yang punya militansi dakwah, memiliki kemampuan kepemimpinan yang mumpuni dan mampu menjadi motor penggerak perubahan sosial dalam masyarakat untuk menjawab problem keumatan, kebangsaan, dan kemanusiaan.

Majelis Hukum dan HAM

Masih terjadinya ketimpangan akses hukum yang dialami perempuan dan anak juga menjadi perhatian ‘Aisyiyah. Majelis Hukum dan HAM ‘Aisyiyah berfokus pada peningkatan kesadaran hukum dan pemajuan hak asasi manusia, khususnya bagi perempuan, anak, dan kelompok rentan. Melalui edukasi hukum, pendampingan kasus, serta advokasi kebijakan publik, majelis ini berupaya menghadirkan keadilan yang selaras dengan nilai Islam berkemajuan. Dengan membuka ruang kolaborasi bersama berbagai pihak, Majelis Hukum dan HAM ‘Aisyiyah berkomitmen mewujudkan masyarakat yang adil, berkeadaban, dan menjunjung tinggi martabat kemanusiaan.

Bukan saja upaya edukasi di komunitas yang dilakukan; melalui pendirian Posbakum (Pos Bantuan Hukum), ‘Aisyiyah mendampingi dan melakukan upaya pencegahan kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak termasuk kekerasan seksual dan KDRT. Posbakum ‘Aisyiyah tersebar di 40 lokasi. ‘Aisyiyah juga telah melatih ribuan paralegal di komunitas untuk dapat memberikan pendampingan hukum.

Lembaga Penelitian dan Pengembangan ‘Aisyiyah

‘Aisyiyah mendorong perempuan untuk menjadi warga negara aktif dengan mengambil peran pada perencanaan, implementasi, hingga evaluasi pembangunan di semua level termasuk desa sebagai entitas wilayah yang idealnya menjadi sentrum Pembangunan untuk peningkatan kesejahteraan warganya. Melalui pendidikan kewarganegaraan baik dalam forum pelatihan, pengajian, dan diskusi, ‘Aisyiyah membangun kesadaran kritis perempuan sebagai warga negara. Selain itu, untuk mendorong keterlibatan perempuan dalam pengambilan kebijakan di tingkat desa, ‘Aisyiyah menginisiasi forum warga perempuan sebelum pelaksanaan Musyawarah Perencanaan Pembangunan Desa dan mendorong kadernya aktif dalam kelembagaan yang ada di tingkat desa.

Lembaga Seni, Budaya, dan Olahraga

‘Aisyiyah sebagai organisasi perempuan islam berkemajuan memiliki misi di bidang seni, budaya, dan olahraga. ‘Aisyiyah memandukan bagaimana melakukan apresiasi terhadap budaya, memperkaya nilai-nilai ruhaniah dan mentalitas untuk membentuk perilaku manusia yang penuh makna. ‘Aisyiyah berpartisipasi dalam melestarikan dan mengembangkan nilai budaya seni  yang ada di masyarakat yang tidak bertentangan dengan nilai-nilai Islam. Selain itu, ‘Aisyiyah juga mengimplementasikan tuntutan da’wah kultural sebagai sarana penanaman nilai-nilai budaya Islami dalam masyarakat; serta mengembangkan apresiasi seni masyarakat yang religius, mengembangkan budaya membaca pada pencerahan akal budi dan akhlak dalam kerangka dakwah Islam.

Lembaga Lingkungan Hidup dan Penanggulangan Bencana

Berbagai persoalan lingkungan dan perubahan iklim semakin terasa dampaknya dan menjadi perhatian ‘Aisyiyah. ‘Aisyiyah juga melakukan gerak dakwahnya di isu lingkungan hidup, pencegahan dan adaptasi perubahan iklim serta penanggulangan bencana yang dibentuk untuk menyelamatkan alam dan kehidupan manusia dari dampak lingkungan dan bencana melalui penerapan kegiatan pengelolaan berkelanjutan.

Program INKLUSI ‘Aisyiyah

INKLUSI adalah program kemitraan Indonesia-Australia Menuju Masyarakat Inklusif yang akan berkontribusi pada tujuan pembangunan yang lebih luas, yaitu: Tidak seorangpun tertinggal / No One Left Behind di mana ‘Aisyiyah merupakan salah satu mitra pelaksana program kemitraan ini. ‘Aisyiyah INKLUSI memilih tema “Kepemimpinan Perempuan untuk Peningkatan Akses Kesehatan dan Ekonomi bagi Perempuan Dhuafa Mustadh’afin dengan Pendekatan Inklusif dan Hak Perempuan” yang bergerak di lima fokus isu.

Fokus isu tersebut adalah

  1. Penurunan stunting
  2. Pemenuhan HKSR,
  3. Perkawinan anak,
  4. Pemberdayaan ekonomi,
  5. Kepemimpinan perempuan.

Dalam perkembangannya, ‘Aisyiyah-Inklusi juga berfokus pada isu ketenagakerjaan dan kewirausahaan difabel, pendidikan inklusif, dan kelanjutusiaan.

‘Aisyiyah INKLUSI bekerja di 5 Provinsi, 10 Kabupaten, 30 Kecamatan, dan 60 Desa. Tepatnya di Provinsi Kalimantan Selatan (Kabupaten Hulu Sungai Utara dan Kabupaten Banjar), Provinsi Sulawesi Tenggara (Kabupaten Muna Barat dan Kabupaten Kolaka), Provinsi Sumatera Selatan (Kabupaten Banyuasin dan Kabupaten Lahat), Provinsi Jawa Barat (Kabupaten Garut dan Kabupaten Tasikmalaya), Provinsi Jawa Timur (Kabupaten Bojonegoro dan Kabupaten Probolinggo). Dalam rangka memperluas penerima manfaat program Inklusi, ‘Aisyiyah sedang memperluas jangkauan program di beberapa Wilayah dan Daerah ‘Aisyiyah seperti Ponorogo, Jawa Tengah, Bener Meriah, Ketapang, Kota Tasikmalaya, Sidoarjo, Bali, Merauke, hingga Tana Toraja.

Penerima manfaat dari Program ‘Aisyiyah INKLUSI adalah

  1. Perempuan miskin
  2. Perempuan dengan anggota keluarga stunting
  3. Perempuan korban perkawinan anak/remaja dalam perkawinan
  4. Remaja miskin
  5. Lansia
  6. Masyarakat marjinal yang menjadi penerima manfaat tidak langsung program (disabilitas, transpuan)

Bagaimana strategi program ‘Aisyiyah INKLUSI ?

  1. Penguatan kelembagaan
  2. Penguatan kepemimpinan perempuan
  3. Penguatan kelompok dan pemberdayaan di komunitas
  4. Penguatan jaringan dan advokasi kebijakan
  5. Pengelolaan pengetahuan perempuan

Alamat

Jl. KH. Ahmad Dahlan Nomor 32, 55161, Yogyakarta
Telp/Fax: 0274-562171 | 0274-540009

Jl. Menteng Raya No. 62, 10340, Jakarta Pusat
Telp/Faks: 021-3918318

Jl. Gandaria I/1, Kebayoran Baru, 12140, Jakarta Selatan
Telp/Faks: 021-7260492