Memperkuat Kontribusi Organisasi Hadapi Kompleksitas Tantangan
Perjalanan setiap organisasi harus selalu dilekatkan dengan fungsi-fungsi refleksi dan evaluasi. Refleksi dan evaluasi akan memberikan banyak pembelajaran pada organisasi baik kelemahan, potensi, pembelajaran maupun rekomendasi untuk keberlanjutan organisasi agar lebih kuat secara kelembagaan maupun semakin memiliki kemampuan untuk menghadapi tantangan eksternal yang semakin kompleks.
Demikian halnya dengan ‘Aisyiyah seperti yang tertuang dalam Anggaran Dasar (AD), sebagai sebuah organisasi perempuan Persyarikatan Muhammadiyah merupakan gerakan Islam, dakwah amar makruf nahi munkar dan tajdid, yang berasas Islam serta bersumber kepada Alqur’an dan As-Sunah; maka melakukan refleksi atas kerja-kerja yang sudah dilaksanakan organisasi adalah sebuah keniscyaaan bagi organisasi di tingkat pusat sampai dengan ranting. Sejak berdiri pada tanggal 27 Rajab 1335 H bertepatan dengan tanggal 19 Mei 1917 ini, ‘Aisyiyah sudah berkontribusi dalam berbagai bidang kehidupan baik dalam bidang pendidikan PAUD sampai dengan perguruan tinggi termasuk pendidikan non formal dan informal, bidang kesehatan, ekonomi, sosial budaya, tabligh, perkaderan, hukum, lingkungan, politik dengan berlandaskan pada nilai-nilai Islam Berkemajuan. Jika merujuk pada ART tentang usaha atau misi Aisyiyah maka menggambarkan betapa komprehensif bidang dakwah ‘Aisyiyah antara lain menanamkan keyakinan, memperdalam dan memperluas pemahaman, meningkatkan pengamalan serta menyebarluaskan ajaran Islam dalam segala aspek kehidupan;meningkatkan harkat dan martabat perempuan sesuai ajaran Islam; meningkatkan semangat ZIS dan wakaf; meningkatkan peran kehidupan berbangsa dan bernegara dalam berbagai bidang dampai dengan membina Angkatan Muda Muhammadiyah unsur Perempuan untuk menjadi pelopor, pelangsung, dan penyempurna gerakan ‘Aisyiyah.
Kekuatan ‘Aisyiyah sebagai sebuah organisasi masyarakat sipil adalah memiliki kepemimpinan yang tertata dan hierarki yang jelas dari tingkat pusat (nasional) sampai dengan tingkat ranting (desa/dusun/kelurahan); dan memiliki amal usaha di berbagai bidang. Sebagai sebuah organisasi keagamaan, ‘Aisyiyah terus memperkuat brandingnya dengan lima karakternya yaitu sebagai organisasi dengan nilai Islam Berkemajuan, sebagai organisasi perempuan berkemajuan, sebagai organisasi yang memiliki basis massa (komunitas), sebagai organisasi yang memiliki dan mengelola amal usaha dan sebagai organisasi gerakan kebangsaan. Kelima karakter ini harus dipahami oleh para pimpinan organisasi dari pusat sampai dengan ranting dalam menggerakan organisasi di tengah tantangan eksternal yang semakin kompleks baik dari sisi isu-isu yang berkembang, kemajuan teknologi, berbagai kebijakan pemerintah dan semakin banyaknya organisasi dengan ideologi yang beragam. Kekuatan jenjang organisasi dari pusat sampai dengan ranting dan cabang istimewa di luar negeri mengharuskan organisasi melalui para pimpinannya terus membangun sistem komunikasi organisasi atas bawah (top down) dan bawah atas (bottom up), horizontal dan diagonal agar lebih dinamis dan efektif.
Selanjutnya responsif terhadap berbagai isu yang semakin kompleks, maka sinergi lintas majelis dan lembaga menjadi salah satu strategi dalam menggerakkan organisasi untuk terus berkontribusi dalam menyelesaikan berbagai persoalan keumatan, masyarakat, bangsa dan kemanusiaan universal. Salah satu ketrampilan dalam menghadapi kompleksitas tantangan bagi organisasi maupun individu di masa depan adalah kolaborasi. Selain itu, sebagai sebuah organisasi dengan usia yang lebih dari satu Abad ini maka pengelolaan pengetahuan organisasi (knowledge management) baik untuk kebutuhan internal maupun meluaskan misi dakwah secara eksternal merupakan sebuah keharusan; di tengah perkembangan teknologi digital yang semakin kompleks juga. Kompleksitas tantangan organisasi ini juga mengharuskan pimpinan organisasi mengembangkan berbagai strategi yang lebih inovatif, adaptif dan kreatif serta menyentuh kebutuhan komunitas (grass roots) tanpa memandang agama, etnis, suku, ras, status (lintas batas) sesuai dengan karakter organisasi sebagai implementasi dari Islam rahmatan lil alamin. Spirit dakwah yang dilandasi dengan semangat amar maruf nahi mungkar seperti tertuang dalam QS Ali Imran : 104, yang artinya “Adakanlah dari kamu sekalian, golongan orang yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang makruf dan mencegah dari keburukan. Mereka itulah orang yang beruntung dan berbahagia”; menjadi semangat seluruh anggota, kader dan pimpinan organisasi. (Tri Hastuti Nur R)
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!