Bank Sampah Karunia ‘Aisyiyah, Mulai dari Nol Merubah Pola Pikir Masyarakat
Mencari inovasi dari kegiatan Balai Sakinah ‘Aisyiyah (BSA) dampingan MAMPU ‘Aisyiyah Kabupaten Mempawah di desa Sejegi betul-betul dipikirkan oleh Pimpinan Ranting ‘Aisyiyah (PRA) Sejegi. Dilatarbelakangi dengan rendahnya kepedulian masyarakat atas sampah membuat PRA Sejegi yang diketuai oleh Sri Eliyati membulatkan tekad untuk membentuk bank sampah yang bernama Bank Sampah Karunia ‘Aisyiyah.
Dibentuk pada Desember 2016 PRA Sejegi boleh dikatakan bermodalkan nekad untuk membentuk Bank Sampah Karunia. “Kalau kita membentuk itu memang asal nekad bentuk saja karena kita belum pernah kunjungan belum pernah melihat kegiatan-kegiatan bank sampah di tempat lain,” ujar Sri Eliyati. “Pertama pemikiran saya tu begini, pemanfatan sampah di sekitar Sejegi ni, itu sampah kan banyak, sangat sayang dibuang langsung ke sungai, limbah banyak ke sungai.” Sri Eliyati memaparkan bahwa masyarakat di Desa Sejegi memang belum terlalu peduli dengan pengelolaan sampah. Masyarakat banyak yang membuang sampah langsung ke sungai ataupun di bakar yang mana keduanya sama-sama mencemari lingkungan. Atas dasar itulah PRA Sejegi memutuskan untuk membentuk bank sampah ini. “Dari sana kemudian kita arahkan ibu-ibu dengan cara menabung sampah, kita pikir kegiatan itu yang paling cocok dengan masyarakat.”
Bukan hal mudah memang untuk merubah pola pikir masyarakat termasuk terkait dengan pengelolaan sampah, hal ini diakui oleh Sri Eliyati. Ia yang merupakan Ketua PRA Sejegi sekaligus Direktur Bank Sampah Karunia ‘Aisyiyah ini menyampaikan bahwa selama dua tahun berjalan belum seluruh masyarakat berpartisipasi dalam bank sampah ini. Ia menyampaikan bahwa masih banyak juga yang sangat kurang sekali kepedulian terhadap sampah jadi masih banyak sampah yang berserakan. “Aah sudahlah ngumpulinnya itu lama, lebih bagus di bakar, kalau dikumpulin itu lama trus hasilnya tidak seberapa, jadi malas mau ngumpulin,” ujar Sri Eliyati menirukan ucapan-ucapan negatif masyarakat.
Tetapi tim Bank Sampah Karunia ‘Aisyiyah tidak pantang menyerah, mereka terus melakukan sosialisasi kepada masyarakat tentang pentingnya pengelolaan sampah juga manfaat dari adanya bank sampah ini. “Pada awalnya kami melakukan sosialisasi di kegiatan BSA akan tetapi kemudian kita juga masuk ke pengajian-pengajian juga arisan,” ujarnya. “Rencana kedepannya mulai tahun ini kita juga akan masuk ke sekolah-sekolah juga organisasi remaja yang mau kita sosialisasikan dengan syarat mereka menabug sampah ke kita.”
Perjuangan Bank Sampah Karunia ‘Aisyiyah memang tampak seperti terseok tetapi Sri Eliyati cukup berbangga karena bank sampah ini adalah satu-satunya bank sampah yang ada di Kabupaten Mempawah. Keberadaanya justru menarik perhatian pemerintah dan masyarakat di luar Desa Sejegi. “Dengan adanya bank sampah ini turut mendongkrak nama Desa Sejegi di lingkungan pemerintahan, bank sampah dan pemerintah desa dianggap telah mampu menciptakan inovasi untuk masyarakat,” ujar Sri Eliyani. Bahkan ia melanjutkan bahwa Bappeda meminta PRA Sejegi untuk terlibat menjadi tim teknis bagian pemanfaatan sumber daya lingkungan dalam rencana pembentukan desa eco wisata di daerah Sadaniang. “Daerah Sadaniang itu di luar Desa Sejegi tetapi kami dipercaya untuk menjadi salah satu tim pelaksana,” ungkap Sri Eliyani bangga.
Selain itu ia menambahkan bahwa Bank Sampah Karunia ‘Aisyiyah juga mendapat perhatian dari tempat-tempat wisata mangrove yang ada di Mempawah yakni Wisata Mangrove Mendalok dan Kampung Pasir. “Itu sampah-sampah yang ada disana mereka kumpulkan kemudian meminta kita untuk mengambil dan hasilnya mereka sumbangkan langsung untuk kegiatan kita.” Hal baik lain menurut Eliyati juga datang dari Dinas Kebersihan Kabupaten Mempawah yang menyampaikan akan menghibahkan satu unit mobil tossa ke bank sampah.
“Kami juga atas nama ranting ‘Aisyiyah Sejegi mengajukan dana untuk pembangunan bank sampah, pembangunan ruangan bank sampah dan lebih banyak memasukan kegiatan yang berupa workshop seperti pembuatan pupuk cair, pupuk kompos,” ujar Eliyati. Ia berharap kedepannya Bank Sampah Karunia ‘Aisyiyah bisa melakukan produksi pupuk yang kemudian bisa dijual kepada masyarakat luas. “Berbagai inovasi terus kami pikirkan supaya masyarakat sekitar merasakan ada lagi manfaat dari bank sampah ‘Aisyiyah.”
Sampai dengan saat ini Eliyati menyadari bahwa belum tampak manfaat dalam hal materi dari berdirinya bank sampah ini. Tetapi yang ia ingin tekankan adalah perubahan pola pikir masyarakat. “Sebenarny kalau dalam bentuk materi itu belum kelihatan tapi yang saya tekankan itu perubahan pola pikir masyarakat. Bahwa dengan sampah setidaknya mereka bisa saling bergotong royong membersihkan lingkungan mereka juga bisa saling berbagi dengan sampah karena ada 20% diinfaqkan.
Sri Eliyati bersama penggiat di Bank Sampah Karunia ‘Aisyiyah berharap bank sampah ini akan semakin kuat. Ia ingin menggandeng para remaja agar bisa produktif di desa, mengembangkan desa dengan adanya kegiatan bank sampah ini. “Kami adalah satu-satunya bank sampah yang ada di Kabupaten Mempawah hingga saat ini, bayangkan jika seluruh sampah di Kabupaten Mempawah bisa kita kelola,” ujar Eliyati bersemangat. “Saya optimis jika ini bisa kita kelola bersama maka bisa mensejahterakan masyarakat, bisa memberikan hasil yang baik, saya optimis bank sampah ‘Aisyiyah bisa berkembang pesat, bisa didukung oleh masyarakat Sejegi karena lambat laun mereka pasti merasakan manfaat bank sampah ‘Aisyiyah.” (Suri)
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!