95th Suara ‘Aisyiyah Teguhkan Peran Melintasi Zaman
“Sejak terbit pada zaman kolonial, Suara ‘Aisyiyah adalah saksi sejarah ‘Aisyiyah yang merekam dinamika organisasi perempuan dan Suara ‘Aisyiyah menjadi bagian dari sejarah perempuan di Indonesia.” Hal tersebut disampaikan oleh Pemimpin Perusahaan Majalah Suara ‘Aisyiyah, Khusnul Hidayah dalam gelaran Milad 95 Tahun Suara ‘Aisyiyah pada Sabtu (30/10)
Dalam kegiatan yang berlangsung secara daring ini Khusnul menyebutkan bahwa sejak berdirinya, Suara ‘Aisyiyah telah memainkan peran dalam meningkatkan literasi perempuan. Seiring kemajuan dan perkembangan jaman peran tersebut masih terus dilanjutkan oleh Suara ‘Aisyiyah.
Dengan mengangkat tema Milad “Meneguhkan Literasi Perempuan Berkemajuan,” menurut Khusnul mengandung harapan agar Suara ‘Aisyiyah dapat terus membangun kesadaran literasi bagi perempuan Indonesia, terutama dengan terus menggulirkan wacana-wacana kritis dan isu-isu terkini tentang perempuan, keislaman, kebangsaan, dan kemanusiaan.
Siti Syamsiyatun yang mengisi sesi talkshow dengan tema Refleksi Perjalanan Suara ‘Aisyiyah Meneguhkan Literasi Perempuan Berkemajuan menyebut bahwa sejak 1926, Suara ‘Aisyiyah telah melakukan gebrakan yang luar biasa, mulai dari pengajaran aksara maupun diseminasi wacana Islam dan perempuan. “Pada masa penjajahan, perempuan berkemajuan diartikan dalam hal pemerolehan akses yang sama terhadap pendidikan. Jika perempuan-perempuan bersekolah, maka secara langsung kita berupaya menghindari pernikahan dini yang pada konteks zaman tersebut sering mendera perempuan pribumi, dan sejatinya pendidikan maka secara tak langsung ketika perempuan bersinggungan dengan ilmu maka proses persiapan mental sebelum menikah akan menjadi lebih matang,” tutur Siti Syamsiyatun.
Pada masa awal kemunculan Suara ‘Aisyiyah, memang muncul pula puluhan surat kabar perempuan namun dapat dikatakan timbul tenggelam. Akan tetapi menurut Syamsiatun, Suara ‘Aisyiyah menjadi pembeda dengan tetap konsisten dalam upaya-upaya menyuarakan kepentingan perempuan melalui aspek literasi perempuan berkemajuan. “Meski Suara ‘Aisyiyah bukan merupakan majalah perempuan pertama, tetapi Suara ‘Aisyiyah berhasil menjadi majalah yang sampai sekarang masih eksis dan lestari,” ucapnya. Penerbitan Suara ‘Aisyiyah oleh ‘Aisyiyah bagi Syamsiatun adalah pencapaian yang luar biasa.
Ketua Umum Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah, Siti Noordjannah Djohantini dalam arahannya menjelaskan pandangan dan usaha Muhammadiyah dalam mewujudkan perempuan berkemajuan. Salah satunya dengan memberi akses bagi pendidikan perempuan, literasi perempuan, dan kehadiran Suara ‘Aisyiyah adalah wadah untuk mengembangkan potensi perempuan. “Keluasan wawasan tidak hanya diartikan sebagai kemampuan membaca teks, tapi juga membaca segenap persoalan yang timbul di tengah masyarakat. Jika kita berbicara mengenai perempuan berkemajuan maka keniscayaan bagi kita untuk senantiasa membangun sinergi atas tujuan yang sama. Jangan kemudian umat Islam saling sengkarut, mesti kokoh pada satu agenda perjuangan yang sama, yakni kesamaan hak bagi perempuan di berbagai aspek kehidupan.
Noordjannah juga menambahkan bahwa di zaman kolonial, Suara ‘Aisyiyah merupakan ladang jihad, media adalah bedil yang dipilih untuk melawan penjajah guna membangkitkan kesadaran, melawan dengan menawarkan keluasan wawasan, dan mewujudkan pemahaman bahwa dalam agama penjajahan sama sekali bukan hal yang dibenarkan. Ia juga menyampaikan bahwa Suara ‘Aisyiyah merupakan majalah yang bersejarah dan turut menjadi alat perjuangan kaum perempuan, khususnya ‘Aisyiyah, sejak awal berdiri. “Pada zaman sebelum kemerdekaan, Majalah Suara ‘Aisyiyah juga punya misi untuk jihad melawan penjajah. Kehadiran media ini juga untuk memberikan penerangan kepada masyarakat, terutama masyarakat Muslim agar bersemangat melawan penjajahan,” terang Noordjannah.
Akhir dari Refleksi Milad Suara ‘Aisyiyah, kegiatan hari ini tidak dimaksudkan untuk membesar-besarkan Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah karena hal demikian bukan watak Persyarikatan. Kita mesti menghadirkan bukti nyata, tidak perlu membesar-besarkan, dan tetap lakukan dengan cara yang damai,” tambah Ketua Umum PP ‘Aisyiyah tersebut.
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!