Edutabmu, Pendidikan Berbasis Digital Nir-Internet untuk Indonesia
Lazismu bekerjasama dengan Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen) Pimpinan Pusat Muhammadiyah dan Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah serta Enuma melakukan Launching Program Edutabmu Digital Learning Acceleration yang dilakukan secara hybrid event pada Selasa (17/8).
Program Edutabmu bertujuan untuk mewujudkan akselerasi pembelajaran yang berkemajuan, inklusif, dan digital, serta memastikan terwujudnya pendidikan untuk semua melalui akses nir-internet bagi seluruh daerah di Indonesia pada jenjang PAUD hingga SD kelas 2 yang meliputi pembelajaran mengenai numerasi, literasi, dan bahasa yang dilakukan secara digital dengan suasana belajar yang menyenangkan di tengah era pandemi. Program ini diharapkan meningkatakn kapasitas siswa dalam bidang literasi numerasi, dan, litrasi selain itu diharapkan terjadi peningkatan kapasitas guru dalam menerapkan pembelajaran berbasis digital.
Hilman Latief selaku Ketua Badan Pengurus Lazismu PP Muhammadiyah menyampaikan bahwa ada lebih dari 25 juta siswa Sekolah Dasar di Indonesia yang tentu tidak semuanya memiliki proses pembelajaran yang merata. “Karena itu kita mencoba mengakselerasi proses pembelajaran pendidkan melalui Edutabmu yaitu sebuah platform akselerasi pendidikan melalui paltform digital nir-internet.”
Pada uji coba tahun pertama program Edutabmu akan menarget penerima manfaat di 47 sekolah Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah di seluruh Provinsi di Pulau Jawa dengan rincian Banten dan DKI 4 sekolah, Jawa Timur 7 sekolah, Jawa Tengah 6 sekolah, Yogyakarta 17 sekolah, dan Jawa Barat 11 sekolah. Pada tahun pertama ini penerima manfaat Edutabmu adalah 2165 siswa, 188 guru, 605 tablet yang berisi konten penguatan literasi, numerasi, Bahasa Indonesia, dan Bahas Inggris.
Hilman berharap dalam tiga tahun ke depan, diharapkan agar Edutabmu dapat menjangkau anak-anak di daerah-daerah terpencil di luar Pulau Jawa, daerah kepulauan, sehingga anak-anak Indonesia dapat merasakan pendidkan yang bermutu secara merata. “Mudah-mudahan ikhtiar kita ini berujung pada proses pencerahan bagi anak didik kita yang akan menjadi generasi emas di tahu 2045.”
Dalam kegiatan ini, Lazismu bekerjasama dengan Enuma yang merupakan start up dan perusahana teknologi yang berkedudukan di Berkeley, California dan Korea Selatan. Sejak 2012, Enuma menciptakan aplikasi pembelajaran untuk anak-anak, termasuk anak-anak berkebutuhan khusus dan pembelajaran mandiri. Enuma adalah pemenang Global Learning XPRIZE, sebuah kompetisi aplikasi pembelajaran mandiri yang bertujuan untuk membantu anak belajar literasi dasar dan Matematika.
Sebagai mitra strategis Lazismu dalam program EduTabMu, Enuma berperan aktif dalam menyediakan aplikasi Sekolah Enuma, melatih para guru tentang penggunaan aplikasi dan Sistem Manajemen pembelajarannya serta dukungan teknis dan implementasi di seluruh program. EduTabMu berisikan ratusan buku, gambar, cerita, dan permainan mengenai literasi, numerasi dan bahasa dengan prinsip pembelajaran yang menyenangkan, interaktif, mengasyikkan dan mencerahkan.
Disampaikan oleh Soo Inn Lee, CEO dan Co Founder Enuma, bahwa Enuma telah berhasil mengembangkan program pembelajaran digital yang dapat digunakan oleh anak anak yang tidak memiliki akses internet di komunitas sumber daya rendah. “Tim kami membuktikan bahwa aplikasi pembelajaran berbasis tablet yang dikembangkan dengan baik dapat membuat anak belajar pengetahuan dasar membaca dan menulis secara mandiri.”
Menurut Soo Inn Lee, Indonesia adalah negara yang sudah ada dalam pemikiran Enuma untuk dapat bekerjasama. Indonesia juga adalah negara yang dekat dengan tim Enuma karena salah satu tim seniman Enuma adalah orang Indonesia yang kemudian dipercaya membuat aplikasi pembelajaran versi Bahasa Indonesia serta memimpin proses kontekstualisasi sebagai proyek Sekolah Enuma Indonesia.
Dengan melalui proses pengembangan selama 18 bulan, Enuma menggandeng desainer kurikulum, penuis cerita, seniman, serta aktor berbakat untuk menciptakan dan mengembangkan konten pembelajaran untuk dua tahun berisi ribuan permainan, buku, video. Aplikasi ini menurut Soo Inn Lee dirancang dengan prinsip universal design for learning untuk membantu para pembelajar berbeda agar dapat belajar dengan mudah. “Aplikasi ini telah sepenuhnya dikontektualisasikan dan mencerminkan budaya dan nilai Indonesia dalam kurikulumnya,” ujanya.
Tim Enuma berharap agar aplikasi Sekolah Enuma ini akan membantu anak-anak belajar lebih baik lagi di sekolah, mengeksplorasi kesenangan belajar dan membangun ketrampilan masa depan seperti literasi, numerasi, dan Bahasa Indonesia, serta Bahasa Inggris sebagai bahasa Internasional dengan cara yang menyenangkan. Aplikasi ini juga dapat membantu guru menyediakan sumber daya beragam dan menyenangkan ke dalam kelas, serta untuk memahami kemajuan anak-anak melalui dasbor guru.
“Semoga aplikasi ini dapat membantu anak anak untuk menikmati setiap momen belajar dan mengejar ketertinggalan belajar yang kita semua alami karena pandemi Covid-19 ini.”
Kasiyarno sebagai Wakil Ketua Majelis Dikdasmen PP Muhammadiyah yang juga penanggung jawab program EduTabMu menyatakan bahwa program Inovatif ini akan dilaksanakan selama 5 Tahun ke depan. Hingga Tahun 2025, ditargetkan 12.000 Tablet untuk 1.200 Sekolah TK ABA dan SD Muhammadiyah seluruh Indonesia. Program EdutabMu tidak hanya menyentuh siswa dan sekolah semata, akan tetapi penguatan dan peningkatam kapasitas 2.400 Guru TK ABA dan SD Muhammadiyah di bidang pengajaran literasi, numerasi dan bahasa.
Peluncuran program EduTabMu yang bertepatan dengan Peringatan Hari kemerdekaan RI ke-76 diharapkan menjadi kado Muhammadiyah kepada Bangsa dalam memberikan solusi pembelajaran di Era Pandemi maupun dalam rangka mengurangi kesenjangan penggunaan teknologi digital dalam proses belajar mengajar di Indonesia. (Suri)
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!