‘Aisyiyah dan Rombongan Mahasiswa Palestina Diskusikan Peran Perempuan dan Kesempatan Kolaborasi
Delapan orang mahasiswa asal Palestina peserta Summer Cource 2022 International Communication Studies Universitas Muhammadiyah Yogyakarta berkunjung dan melakukan diskusi dengan Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah pada Rabu (14/7). Dalam kegiatan yang berfokus menggali mengenai ‘Aisyiyah Contribution as Islamic Women Movement for the Nations ini, Sekretaris Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah, Tri Hastuti Nur Rochimah menyampaikan mengenai kontribusi yang dilakukan oleh ‘Aisyiyah dalam membangun bangsa semenjak jaman pra kemerdekaan dan pasca kemerdekaan. Memasuki abad kedua, ‘Aisyiyah sebagai organisasi perempuan Islam berkemajuan hingga kini terus berkiprah memajukan umat dan bangsa Indonesia dan kemanusiaan semesta.
Tri menyebut kiprah ‘Aisyiyah yang masih berlanjut hingga kini salah satunya ditopang dengan spirit kemandirian ‘Aisyiyah juga Muhammadiyah. “Sebagai organisasi masyarakat ‘Aisyiyah sangat penting untuk berdiri mandiri sehingga kita bersikap independent, mampu memberikan kritik membangun bagi pemerintah, dan dapat memberikan manfaat yang nyata bagi masyarakat.”
Di usianya yang memasuki abad kedua juga ‘Aisyiyah terus meningkatkan upayanya menjadi pusat informasi dan data untuk isu-isu gerakan perempuan berdasarkan Islam yang berkemajuan di Indonesia. Hal ini disampaikan Tri diharapkan agar dapat menjadi menjadi rujukan bagi pengembangan gagasan-gagasan baru di internal ‘Aisyiyah di berbagai level dan bagi publik. “Walaupun di Indonesia banyak organisasi kegamaan tetapi ‘Aisyiyah ingin memperjelas posisinya sebagai kekuatan Islam berkemajuan dalam pergerakan perempuan.”
Untuk mendukung gagasan tersebut ‘Aisyiyah terus berbenah dan melakukan update dalam Sistem Informasi ‘Aisyiyah yang terintegrasi dari Tingkat Pusat hingga Tingkat Wilayah dan Tingkat Daerah ‘Aisyiyah. ‘Aisyiyah juga telah mengembangkan sistem pelaporan online yang dalam pengembangannya bekerjasama dengan tenaga IT dari kampus Muhammadiyah seperti Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) dan Universitas Ahmad Dahlan (UAD).
Terkait Palestina, Tri menyebut bahwa kepedulian Muhammadiyah ‘Aisyiyah terhadap kondisi saudara-saudara di Palestina diwujudkan dalam berbagai aksi kemanusiaan yang nyata. “Di Palestina, Muhammadiyah ‘Aisyiyah tidak hanya memiliki misi kemanusiaan tetapi juga memiliki misi kesehatan dan pendidikan.”
Dalam kesempatan ini dipaparkan juga peran perempuan-perempuan ‘Aisyiyah dalam dunia pers melalui Majalah Suara ‘Aisyiyah. Dipaparkan oleh Hajar Nur Setyowati, Pemimpin Redaksi Majalah Suara ‘Aisyiyah bahwa majalah yang sudah berusia 95 th ini selain sebagai corong organisasi juga merupakan corong bagi suara perempuan Indonesia. Suara ‘Aisyiyah juga kerap menampilkan tulisan-tulisan mengenai Palestina.
Ahmed Ismail, salah satu peserta yang juga merupakan seorang pengajar di Universitas Al-Azhar di Gaza, Palestina menyampaikan kekagumannya atas semangat dan kekuatan yang dimiliki oleh para perempuan di Indonesia. Ia melihat dari berbagai literatur yang ada bahwa hampir tidak terlihat perbedaan antara perempuan dan laki-laki di Indonesia. Ia merasa hal tersebut dapat terwujud berkat peran organisasi-organisasi perempuan yang ada di Indonesia termasuk ‘Aisyiyah. “Terimakasih kepada ‘Aisyiyah yang telah berkontribusi memberikan pencerahan kepada masyarakat Indonesia dan mampu mewujudkan kesetaraan antara laki-laki dan perempuan. Kami semua sangat menentang diskriminasi terhadap para perempuan dan apa yang dilakukan oleh ‘Aisyiyah sangat bagus.”
Ahmed juga berharap bahwa ‘Aisyiyah dapat menjalin membuka kesempatan kerjasama bagi para perempuan Palestina dalam berbagai aspek dan kegiatan yang dilakukan oleh ‘Aisyiyah termasuk bidang pendidikan. “Saya berharap agar Suara ‘Aisyiyah dapat lebih banyak menyuarakan mengenai kehidupan masyarakat Palestina yang jarang diketahui oleh masyarakat Indonesia. Saya tahu kepedulian masyarakat Indonesia terhadap Palestina, akan tetapi saya berharap Suara ‘Aisyiyah dapat menyuarakan lebih banyak tentang Palestina dalam aspek humanisme karena kami merasa masyarakat Indonesia masih belum terlalu terpapar akan hal ini. ‘Aisyiyah dapat mengambil peran dalam hal ini, untuk mencerahkan masyarakat Indonesia tentang kehidupan di Palestina, ini sangat penting bagi kami.”
Ajakan ini tentu disambut baik oleh ‘Aisyiyah dan Suara ‘Aisyiyah. Kemungkinan kerjasama bagi para perempuan Palestina dapat dibuka dan Suara ‘Aisyiyah juga mengundang para perempuan di Palestina untuk dapat mengirimkan tulisan-tulisan yang dapat diterbitkan oleh Suara ‘Aisyiyah. (Suri)
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!