Lima Pesan Ketum PP ‘Aisyiyah untuk Mahasiswa Baru UNISA Yogya
Mandiri, bekerja keras dan menghargai usaha, berakhlakul karimah, cinta kemanusiaan dan cinta damai, serta kemampuan keilmuan dan penguasaan teknologi menjadi lima pesan yang disampaikan Ketua Umum Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah, Siti Noordjannah Djohantini harus dimiliki oleh mahasiswa Universitas ‘Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta. Pesan tersebut disampaikan Noordjannah saat menyambut 2010 mahasiswa baru UNISA Yogya dalam Pembukaan Masa Ta’aruf (Mataf) tahun 2021 yang dilaksanakan secara daring pada Rabu (22/9).
Noordjannah berharap para mahasiswa tidak hanya berkutat ataupun mahir dalam membaca teksbook tetapi juga harus mampu membaca ayat-ayat alam semesta dan seluruh kejadian di lingkungan sekitar sehingga memerlukan kemandirian untuk dapat melaksanakannya. Kemandirian ini dikaitkan oleh Noordjannah juga dengan bekerja keras serta menghargai usaha. “Jangan pernah berpikir menjadi mahasiwa dapat IP baik tetapi tidak dengan ikhtiar,” ujarnya.
Seorang mahasiswa menurut Noordjannah juga harus memiliki akhlak yang baik atau berakhlakul karimah, yakni nilai-nilai kebaikan yang menuntun kehidupan kita. “Kehidupan berbangsa ini memerlukan generasi generasi pemimpin yang memiliki akhlak yang kuat karena kita melihat kondisi bangsa ini di sana sini lemah karena perilaku warga bangsa yang bertindak menjalankan kehidupan dengan tidak terpuji.”
Noordjannah menyebutkan bahwa nilai-nilai keutamaan agama adalah bersifat universal, karena Islam mengajarkan nilai-nilai keutaamaan seperti bersungguh-sungguh bekerja keras, mandiri, punya sikap akhlak yang baik. Kesemuanya itu dalah untuk kepentingan kehidupan bermasyarakat tanpa diskriminasi. “Seorang muslim jika punya nilai keutamaan harus bisa bermanfaat melintas batas.”
Menyebut tentang tema Mataf UNISA Yogyakarta kali ini tentang beradaptasi dan berkolaborasi, menurut Noordjannah sangat diperlukan untuk menghadapi tantangan yang semakin kompleks di era global. Kemampuan keilmuan serta penguasaan teknologi informasi menjadi hal yang dibutuhkan seorang mahasiswa. Dalam penguasaan teknologi tersebut Noordjannah berharap para mahasiswa dapat menyikapi dengan positif termasuk memiliki kemampuan untuk mengeliminasi hal-hal yang negatif dari kemajuan teknologi.
Kemudian keilmuan dan penguasaan teknologi tadi menurut Noordjannah harus juga dilandasi dengan rasa kemanusiaan. Jangan sampai dengan kemajuan teknologi yang begitu cepatnya justru memberangus kemanusiaan. “Karena dengan ilmu kita akan merasakan betapa kemanfaatan dalam hidup dengan apa yang kita miliki karena kita bisa membantu dan bermanfaat bagi pihak lain yang kurang beruntung,” tegas Noordjannah. Menjadi mahasiwa UNISA, lanjut Noordjannah adalah menjadi mahasiswa yang menyematkan dirinya untuk senantiasa mengemban nilai-nilai ikhsan dengan perilaku yang senantiasa berbuat kebaikan dan bermanfaat bagi orang lain. (Suri)
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!