Pelatihan Gizi Bayi Prematur Bagi Kader Neonatal ‘Aisyiyah
Pemenuhan gizi menjadi faktor penting bagi pertumbuhan bayi prematur. Hal tersebut tergambarkan secara jelas dalam kegiatan “Pelatihan Pemenuhan Gizi Bagi Bayi Prematur” yang digelar Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah bekerjasama dengan Leo and Mia Foundation bagi kader-kader Neonatal ‘Aisyiyah.
Pelatihan yang berlangsung secara daring pada Rabu (29/9) ini menghadirkan narasumber Nor Eka Noviani yang merupakan Dosen Gizi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas ‘Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta.
Dijelaskan oleh Nor Eka bahwa bayi prematur membutuhkan dukungan gizi, terutama sangat penting karena berkaitan dengan koreksi usia untuk tumbuh kembangnya dan kedua berkaitan dengan makanannya. Bayi prematur memiliki konsekuensi seumur hidup terkait kesehatan, pertumbuhan, dan perkembangannya akan tetapi dengan pemantauan pertumbuhan secara ketat dan berkala maka bayi-bayi prematur dapat tumbuh sehat layaknya bayi lainnya.
Menurut Nor Eka, pemberian ASI sangat membantu dalam mendukung pertumbuhan dan kesehatan bayi prematur. Ia mencontohkan dirinya sendiri yang disebutknya lahir dengan berat 2100 gram. “Salah satu yang paling mujarab adalah peran dari ASI, ASI yang diberikan kepada saya sampai usia dua tahun membantu perkembangan saya. Walaupun secara fisk saya pendek tetapi secara kognitif Alhamdulillah saya berkembang baik,” ungkap Nor Eka.
Bagi bayi prematur ada banyak cara pemberian ASI dapat dilakukan. Ibu dapat menyusukan secara langsung jika bayinya sudah kuat menyusui secara langsung atau menggunakan sendok, cup, atau per sonde atau cara lainnya yang dapat diajarkan oleh para perawat bayi prematur.
Jika sang ibu belum keluar ASI nya, Nor Eka juga menyarankan bayi dapat diberikan ASI dari donor ASI. Satu hal yang menjadi catatan dari Nor Eka bahwa jika ibu mampu menghasilkan ASI maka sudah cukup ASI bagi bayi dari sang ibunya dan tidak perlu mencari donor ASI. “Pada bayi prematur, jika ibu bisa menghasilkan ASI, maka tidak perlu donor, ASI yang dihasilkan ibu sudah sesuai dengan kebutuhan bayi, itu adalah kehebatan ASI yang merupakan karunia dari Allah untuk bayi prematur dari ibunya sendiri.”
Nor Eka juga mengajak para kader ‘Aisyiyah untuk dapat memberikan dukungan bagi para ibu dan keluarga yang memiliki bayi prematur untuk dapat terus bersemangat memberikan pengasuhan yang terbaik bagi bayi mereka. “Dengan tingginya angka bayi prematur di Indonesia, kita sebagai seorang perempuan, sebagai seorang ibu, kita dapat turut memberikan sumbangsih dukungan pada keluarga yang memilik bayi prematur,” tegas Nor Eka.
Selain membahas mengenai gizi bagi bayi prematur, Nor Eka juga mengajak para kader ‘Aisyiyah untuk dapat membantu mensosialisasikan mengenai pentingnya pemenuhan gizi bagi ibu hamil. Pemenuhan gizi yang baik bagi ibu bahkan sebelum hamil dan saat hamil dapat membantu mengurangi risiko kelahiran bayi prematur. Oleh karena itu menurutnya pencegahan bayi prematur memerlukan dukungan semua pihak terutama dukungan keluarga terdekat sang ibu.
Tri Hastuti Nur Rochimah, selaku Project Director Program Neonatal ‘Aisyiyah yang bekerjasama dengan Leo and Mia Foundation ini mengucapkan syukur atas telah terselenggaranya pelatihan ini. Pelatihan gizi bagi bayi prematur ini menurut Tri terlaksana atas keinginan dari para kader Neonatal ‘Aisyiyah sehingga dapat bermanfaat dalam pendampingan yang mereka lakukan.
“Kita di Indonesia termasuk 5 besar dalam angka bayi prematur, semoga niat baik kita untuk belajar, dan juga kerja-kerja pendampingan kita bagi keluarga dengan bayi prematur akan dapat bermanfaat serta menjadi amal soleh kita dan catatan kebaikan kita,” tutup Tri. (Suri)
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!