Ribuan Warga Muhammadiyah ‘Aisyiyah eks-Karesidenan Pekalongan Hadiri Hari Ber-Muhammadiyah
Lebih dari lima ribu warga Muhammadiyah ‘Aisyiyah mengikuti kegiatan Hari Ber-Muhammadiyah yang dilaksanakan oleh Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kabupaten Pemalang pada Ahad (19/6/2022). Dalam acara yang dihadiri oleh Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Haedar Nashir dan Ketua Umum Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah, Siti Noordjannah Djohantini ini hadir tidak hanya warga Muhammadiyah ‘Aisyiyah Pemalang tetapi juga se-Karesidenan Pekalongan.
Dalam kesempatan tersebut, Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Haedar Nashir memberikan tausiyah dan mengajak warga Muhammadiyah harus memiliki tujuan dengan jelas dalam menjalankan hidupnya. Dimana tujuan utama sebagai muslim adalah meraih ridha Allah Swt. Menurut Haedar, segala profesi yang dilakukan oleh manusia muslim merupakan tiket menuju ridha Allah Swt. Maka dalam melaksanakan jabatan apapun, harus berorientasi dan bergerak di atas arus ridha dan karunia Allah Swt. Cara untuk mencapai itu dilakukan dengan dua cara yaitu sebagai hamba yang bertugas untuk beribadah dan kedua adalah sebagai khalifatullah atau perwakilan Allah Swt di muka bumi untuk melestarikannya.
Dijelaskan Haedar dalam beribadah manusia dapat melakukan ibadah khusus dan ibadah umum. Ibadah khusus sebagaimana yang telah dijelaskan oleh Allah dalam wahyu-wahyu-Nya, dan ibadah dalam dimensi umum sebagai implementasi dari muamalah duniawiyah, seperti membangun sekolah, rumah sakit, panti sosial dan sebagainya. “Kita beribadah dalam dimensi muamalah duniawiyah bisa dalam bentuk mendirikan sekolah dan seterusnya. Jangan dikira hal itu tidak terhitung sebagai ibadah dan bernilai pahala.”
Pada kesempatan ini Haedar mengajak dan menggugah kesadaran warga persyarikatan untuk menjalankan peran dengan serius. Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) tidak boleh hanya ada, tapi juga harus baik, berkemajuan dan berkeunggulan. Potensi-potensi yang dimiliki oleh warga persyarikatan harus dimaksimalkan. Semua bisa mengambil peran sesuai dengan kemampuan masing-masing.
“Coba kita yang berkumpul di sini, merelakan, mengikhlaskan sebesar Rp. 50.000 atau Rp. 10.000 tiap orang untuk membangun misalkan gedung sekolah TK ‘Aisyiyah.” Ucapnya.
Haedar juga menegaskan bahwa, Warga Muhammadiyah sejak awal memang disiapkan sebagai juru atau agen dakwah Islam yang terdepan dan berkemajuan. Menurutnya, keadaan tersebut yang menjadikan dakwah Muhammadiyah selalu terdepan dalam segala aspek. Muhammadiyah menjadi organisasi milik pribumi pertama yang mendirikan rumah sakit atau balai kesehatan di Indonesia. Itu menjadi bukti bahwa Muhammadiyah-‘Aisyiyah bergerak melintas.
Dalam kegiatan Hari Ber-Muhammadiyah tersebut, Ketua Umum PP Muhammadiyah dan Ketua Umum PP ‘Aisyiyah, bersama Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Tengah, Tafsir; Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kabupaten Pemalang, Abdul Muin Malilang melakukan peletakan batu pertama Masjid Hajjah Rutiyah, di kompleks Muhammadiyah Boarding School Klegen, Pemalang.
Haedar berharap, masjid yang diresmikan akan menjadi pusat kegiatan santri sekaligus sebagai kegiatan pencerahan bagi masyarakat sekitar. MBS yang pengelolaannya di bawah Pimpinan Ranting Muhammadiyah (PRM) Klegen merupakan usaha yang patut diapresiasi. Menurutnya, ini langkah melintas yang dilakukan oleh PRM. “Semoga masjid ini menjadi pusat keunggulan bagi masyarakat luas. Dan selain peletakan batu pertama, masjid ini segera terealisasi pembangunannya dengan baik. Sehingga bisa langsung memberi manfaat,” ucapnya.
Dilakukan juga penyerahan tanah wakaf lahan seluas 10.400 m persegi lebih dari warga Muhammadiyah sebagai tempat pendirian dan perluasan MBS Klegen. Sekaligus penyerahan sertifikat wakaf Muhammadiyah Pemalang kepada PP Muhammadiyah oleh Badan Pertanahan Nasional (BPN).
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!