Pilar Dakwah ‘Aisyiyah : Dakwah Komunitas dan Penguatan Keluarga
“Penguatan dakwah di komunitas dan penguatan keluarga, dua dakwah ini menjadi pilar bagi dakwah ‘Aisyiyah di masyarakat.” Hal tersebut ditekankan oleh Ketua Umum Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah, Siti Noordjannah Djohantini dalam Konsolidasi Pimpinan Wilayah dan Pimpinan Daerah ‘Aisyiyah se Sumatera Utara, Sumatera Barat, dan Sumatera Selatan pada Jum’at (14/1/2022).
Mengapa dakwah komunitas dan penguatan keluarga sangat penting bagi ‘Aisyiyah ? Noordjannah menjelaskan bahwa gerakan dakwah ‘Aisyiyah untuk amar ma’ruf nahi munkar dapat langsung dirasakan jika dilakukan secara langsung di tingkat bawah.
Komunitas menurut Noordjannah adalah sebuah peta masyarakat yang dapat didekati dengan banyak cara dan berbagai problem kehidupan masyarakat Indonesia dapat dilihat dari berbagai problem yang ada di komunitas. “Jika kita tidak melihat di komunitas, hanya melihat di tingkat atas atau provinsi maka kita bisa kecolongan di berbagai hal. Kita tidak melihat daerah-daerah yang terisolir, daerah yang kritis dan menunjukkan situasi yang tidak ramah.”
Dijelaskan oleh Noordjannah bahwa dengan melakukan dakwah di komunitas, maka problem itu bisa dilihat dari dekat. “Bagaimana kita akan mendapatkan peta melakukan dakwah tanpa melihat situasi dan kondisi yang ada di komunitas.”
Lebih lanjut Noordjannah juga menyampaikan mengapa dakwah penguatan keluarga juga penting bagi ‘Aisyiyah. Karena keluarga adalah unit sosial yang sangat kecil yang menjadi dasar kekuatan sebuah bangsa. “Jika keluarga kuat maka komunitas masyarakat akan semakin kuat, jika keluarga itu kuat maka kehidupan berbangsa ini juga akan semakin kuat, jika bangsa kita kuat maka bisa setara dengan bangsa yang lain dan bisa membantu dalam kehidupan global,” terangnya.
Oleh karena itu ‘Aisyiyah harus terus menguatkan dakwahnya di komunitas dan dakwah penguatan keluarga. Noordjannah mengingatkan bahwa gerak dakwah ‘Aisyiyah adalah gerak keterpanggilan oleh ayat-ayat Allah dan perintah Allah bagi hambanya untuk berbuat mensejahterakan umat. Bahwa ‘Aisyiyah Muhammadiyah harus mengaktualisasikan agar Islam menjadi rahmat bagi semua dan tentu saja dakwah yang dilakukan haruslah bersifat inklusif. “Tabligh yang kuat tapi tidak memilih milih dalam menyebarkan Islam Rahmatan Lil ‘Alamin.” (Suri)
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!