Yuniyanti Chuzaifah : Islam sebagai Resolusi Konflik
“‘Aisyiyah Muhammadiyah harus penting secara masif menghentikan kekerasan di publik dan domestik, membangun mata baru, tradisi baru kepada laki-laki untuk memiliki respek kepada perempuan untuk menjadi kultur di sekitar kita, di ruang manapun.” Hal tersebut disampaikan oleh Yuniyanti Chuzaifah seorang pegiat HAM Perempuan, Ketua Komnas Perempuan 2010-2014, dan advisory board AMAN dalam kegiatan Seminar Nasional Membangun Perdamaian untuk Indonesia Berkemajuan yang diadakan oleh Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah pada Sabtu (19/2).
Budaya agama maskulin yang lebih mengedepankan dictating dan tokoh sentris disebut Yuniyanti sebagai salah satu penyebab dan pemicu timbulnya konflik. Selain itu budaya harmoni dan kultur represif, minimnya faham hak asasi, serta konflik yang ditabukan dan minim pengetahuan pengelolaan konflik juga menjadi penyebab lainnya.
Konflik menurut Yuni adalah hal yang wajar terjadi akan tetapi yang tidak boleh terjadi adalah konflik yang destruktif. “Konflik adalah soal negosiasi kepentingan, tapi kalau kita dibiasakan untuk mengkomunikasikan keinginan kita maka itu akan menghasilkan hal yang baik,” terangnya. Yuni menyebutkan salah satu contoh yakni kasus perceraian suami istri yang banyak terjadi salah satunya karena kita tidak dilatih bagaimana menyelesaikan isu konflik mulai dari privat sampai ke publik termasuk cara bernegara kita.
Yuniyanti menggambarkan Islam sebagai agama yang penuh kedamaian akan tetapi sayangnya yang terangkat ke permukaan adalah sebaliknya. “Sirah Muhammad seringnya sejarah maskulin yang dimunculkan tapi sejarah dengan wajah care, wajah penuh cinta atau nama-nama Allah yang 99 yang rata-rata namanya nama romantis itu yang seharusnya mengejawantah dalam kehidupan kita bernegara berbangsa juga kultur di ranah privat dalam keluarga,” terangnya.
Oleh karena itu ia mengharapkan peran organisasi keagamaan seperti Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah untuk terus dapat mengambil peran dalam membangun perdamaian. “Kita perlu juga diperkuat oleh organisasi-organisasi besar terutama dan salah satunya adalah peran ‘Aisyiyah yang sangat strategis karena jaringannya di mana-mana,” tuturnya. (Suri)
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!