Abdimas UMY dan UNISA Tingkatkan Kapasitas Pelaku UMKM Perempuan Melalui Pelatihan Marketing Online
“Pemasaran online adalah keniscayaan saat ini bagi dunia bisnis. Namun ternyata bagi sebagian besar perempuan pelaku usaha kecil menengah (UMKM) belum memahaminya.” Hal tersebut disampaikan Tri Hastuti Nur R, dosen Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta dalam acara Pelatihan Pemasaran Online untuk perempuan pelaku UMKM di Gamping Sleman.
Dalam pelatihan yang diadakan pada Rabu, (2/2/2022) ini Tri menyebut bahwa rata-rata perempuan hanya memiliki pengetahuan dan ketrampilan pemasaran online maksimal 50% tentang istilah dan fitur-fitur dalam pemasaran marketing. Padahal menurut Tri, perempuan pelaku UMKM memiliki jumlahnya yang cukup besar dan mereka adalah penopang ekonomi keluarga dan sekaligus penopang ekonomi nasional. “Oleh karena itu menjadi sebuah kebutuhan mendesak bagi perempuan pelaku UMKM diberikan kesempatan meningkatkan kemampuan pemasaran online sehingga usahanya mampu bersaing dan terus meningkat,” terang Tri.
Pelatihan marketing online ini merupakan program pengabdian masyarakat (PKM) kolaborasi UMY dan Unisa Yogyakarta dalam meningkatkan daya saing produk-produk pelaku UMKM Perempuan. Peserta dari program pengabdian adalah perempuan pelaku UMKM pengrajin Batik Shibori di Kecamatan Gamping. Mengapa perempuan pelaku UMKM Shibori? Hal ini berdasarkan tren yang sedang berkembang terkait minat masyarakat yang tinggi terhadap wastra nusantara, salah satunya Batik Shibori.
Shibori adalah teknik membuat motif kain serupa batik yang dilakukan di Jepang. Menurut Faidati, dosen Unisa Yogyakarta, kegiatan pengabdian masyarakat ini diwujudkan dengan peningkatan ketrampilan pemasaran online dengan materi antara lain pengenalan fotografi untuk pemasaran online, workshop foto produk, dan strategi pemasaran online menggunakan media sosial. Faidati menjelaskan bahwa model, waktu, dan metode pelatihan ini dilaksanakan dengan mengikuti kebutuhan dan waktu para perempuan pelaku UMKM ini, oleh karena itu pelatihan dilaksanakan dalam beberapa pertemuan. “Harapannya para pengrajin shibori dapat bertahan di tengah himpitan pandemi Covid-19 ini,” ujar Faidati.
Dalam pelatihan yang berlangsung sangat komunikatif dan dinamis ini, perempuan pelaku UMKM Shibori belajar bagaimana pemilihan kamera untuk fotografi, mulai dari yang sederhana sampai paling canggih, konsep, dan teknik fotografi. Peserta diajarkan bagaimana tips untuk memperoleh kualitas fotografi yang bagus dengan memperhatikan cahaya, intensitas, warna, serta waktu pemotretan objek yang dapat berpengaruh pada kualitas hasil fotografi.
Selanjutnya untuk materi pemasaran online, para peserta belajar bersama bagaimana langkah-langkah membangun bisnis secara online. Mereka harus menetapkan posisi mana yang diinginkan yaitu peran dropship atau makelar, reseller, businnes owner atau produsen, dan investor. Perempuan pelaku UMKM harus melakukan riset sederhana misalkan untuk strategi pemasaran, tren pasar, selera konsumen, dan sebagainya sehingga dapat menghasilkan hasil yang maksimal.
Para peserta juga sangat antusias mengikuti materi tentang pengelolaan akun Instagram sebagai media pemasaran online. Pelatihan pemanfaatan media sosial untuk pemasaran online ditutup dengan praktek bagaimana membuat konten digital dalam bentuk video yang akan diunggah di media sosial sebagai materi pemasaran online.
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!