Menghadapi Era Disrupsi Teknologi Digital, Muhammadiyah Harus Menjadi Disruptor
“Pada era masa lalu Muhammadiyah dengan amal usahanya termasuk bisa mewarnai kehidupan dunia modern tapi ini juga sekaligus peringatan bagi Muhammadiyah ketika memasuki revolusi teknologi digital dan jika Muhammadiyah tidak menyesuaikan diri, tidak mengambil peran dalam disrupsi teknologi digital ini maka Muhammadiyah tidak hanya akan ketinggalan tapi Muhammadiyah akan terlindas revolusi itu sendiri.” Hal tersebut disampaikan oleh Sekretaris Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Agung Danarto saat menyampaikan sambutan dalam acara Seminar Pra Muktamar Muhammadiyah 2022 yang dilaksanakan oleh Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta pada Kamis (10/3/2022).
Dalam seminar yang bertema “Media, Masyarakat Digital, dan Dakwah Muhammadiyah” ini Agung menyebutkan bahwa saat ini teknologi informasi atau teknologi digital semakin lama semakin menampakkan kuasanya dalam mendisrupsi hampir seluruh aspek kehidupan. Ia menyebutkan data per Januari 2022 dimana pengguna internet di Indonesia sudah lebih dari 2/3 jumlah masyarakat Indonesia yakni sebanyak 204,4 juta orang atau 73.7% dari seluruh populasi masyarakat.
Oleh karena itu Agung menekankan pentingnya bagi warga Muhammadiyah untuk dapat menyesuaikan diri bahkan menjadi leading dalam revolusi digital ini. Jika tidak menyesuaikan diri maka Agung menyebut Muhammadiyah akan dapat ketinggalan atau dilindas oleh revolusi ini. Agung berharap melalui forum seminar ini dapat semakin menumbuhkan kesadaran warga Muhammadiyah pentingnya menyesuaikan diri dalam era revolusi digital ini. “Sekaligus edukasi warga Muhammadiyah agar bisa menganggap ini hal yang penting. Kalau orang Muhammadiyah sudah menggap sesuatu itu sebagai hal yang penting insya Allah akan mudah dalam melaksanakannya.”
Rektor UAD, Muchlas Arkanuddin dalam kesempatan yang sama juga melihat dalam usia Muhammadiyah yang sudah mencapai 110 tahun ini disrupsi teknologi digital adalah tantangan yang harus dihadapi. Bukan hanya menghadapi tantangan perkembangan teknologi digital, Muchlas berharap Muhammadiyah mampu menjadi disruptor.
“Menghadpi tantangan ini Persyarikatan Muhammadiyah harus memerankan diri melakukan upaya transformasi digital sehingga berada di puncak prestasi sebagai disruptor,” tegasnya. Seminar Pra Muktamar ini disebut Muchlas sangat relevan dengan kondisi saat ini dan dapat menjadi masukan bagi Muhammadiyah yang memiliki kewajiban dalam merespon disrupsi teknologi informasi serta menjadi disruptor digital.
Seminar Pra Muktamar Muhammadiyah 2022 yang digelar oleh UAD Yogyakarta ini merupakan seminar kedua dari rangkaian seminar yang digelar oleh Pimpinan Pusat Muhammadiyah jelang perhelatan Muktamar ke-48 Muhammadiyah ‘Aisyiyah yang akan dilaksanakan pada 18-20 November 2022. Acara yang berlangsung secara hybrid (daring dan luring) ini kemudian dilanjutkan dengan pemaparan delapan narasumber yang berkompeten dalam bidang media dan digital. (Suri)
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!