Asupan Bergizi dan Protein Hewani Bantu Cegah Stunting
GARUT – Safrina Salim, Direktur Bina Kesehatan Reproduksi BKKBN RI dalam Webinar Cegah Stunting : Isi Piringku Kaya Protein Hewani yang dilaksanakan oleh Pimpinan Daerah ‘Aisyiyah (PDA) Kabupaten Garut dalam Program Inklusi ‘Aisyiyah yang bekerjasama dengan Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Garut menekankan bahwa makanan bergizi tidak harus mahal.
Dalam acara yang berlangsung Rabu (25/1/23) dan digelar dalam rangka peringatan Hari Gizi Nasional ini Safrina menyebut bahwa makanan bergizi yang terjangkau itu ada di sekitar kita. “Makanan yang murah, yang baik, dan sehat itu ada di lingkungan kita,” paparnya. Oleh karena itu BKKBN RI disebutnya memiliki program DASHAT yakni Dapur Sehat untuk mengatasi stunting. Dashat ini merupakan kegiatan pemberdayaan masyarakat dalam upaya pemenuhan gizi seimbang bagi keluarga berisiko stunting melalui sumber daya local yang dipadukan dengan sumber daya atau kontribusi kemitraan lainnya.
Asupan bergizi yang terjangkau ini harus digenjot bukan hanya bagi bayi tetapi juga bagi remaja maupun ibu hamil. Hal ini menurutnya karena data menyebutkan terdapat 593 ribu ibu hamil dengan anemia berusia 10-19 tahun dan terdapat 192 ribu Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) dan panjang lahir kurang dari 48 cm.
Lili Ghazali selaku Ketua Dewan Pimpinan Cabang Persatuan Ahli Gizi (DPC Persagi) Kabupaten Garut dalam kesempatan ini juga menekankan pentingnya asupan protein hewani dalam pemberian MPASI (Makanan Pendamping ASI). Asupan bayi menurut Lili harus mengandung energi cukup supaya protein dapat digunakan untuk membentuk jaringan baru. Oleh karenanya bayi membutuhkan asupan protein dan lemak lebih banyak sedangkan serat lebih sedikit dibandingkan orang dewasa.
Dalam kesempatan ini Lili menyampaikan perhatiannya bagaimana tantangan pemberian asupan bergizi bagi bayi masih sangat besar yakni minimnya IMD, asupan ASI Eksklusif, hingga Isi Piringku yang sesuai dengan kebutuhan bayi. Pemberian IMD atau Inisiasi Menyusui Dini disebut Lili masih menemui tantangan yang disebutnya seperti perlu adanya komitmen kuat dari petugas penolong persalinan dan kelibatan keluarga dalam keberhasilan IMD.
Lebih lanjut Lili mendorong agar pemberian ASI Eksklusif dapat terpenuhi karena ASI merupakan sumber zat gizi yang ideal. “ASI merupakan sumber zat gizi yang ideal dengan komposisi seimbang sesuai dengan kebutuhan pertumbuhan bayi.”
Terkait komposisi Isi Piringku yang tepat dalam masa MPASI Lili menekankan bahwa dalam masa asupan MPASI harus dipenuhi dengan protein hewani yang bagus. “Masalahnya bagaimana isi piringku harus diberikan dengan protein hewani yang bagus. Ketika bicara tentang karbohidrat, makanan pokok, bagian dari piring itu hanya 35% atau seperetiga bagian dari piring, untuk protein 40%, sayur 10% dari piring, dan buah 15%,” terangnya. (Suri)
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!