Rohimi Zamzam : Jadikan Musywil ‘Aisyiyah Sebagai Refleksi dan Keberlanjutan Perjuangan ‘Aisyiyah
Dalam Pembukaan Musywil ke-13 Pimpinan Wilayah ‘Aisyiyah (PWA) Kalimantan Timur di Kota Samarinda. Ketua Pimpinan Pusat (PP) ‘Aisyiyah, Rohimi Zamzam menyebutkan bahwa Musyawarah Wilayah (Musywil) yang diselenggarakan oleh PWA bukan sekedar penggugur kewajiban konstitusi organisasi, namun juga sebagai gambaran dinamika, sekaligus refleksi dan momentum keberlanjutan perjuangan dakwah persyarikatan.
Dalam acara yang dilaksanakan pada Sabtu (24/12) tersebut, Rohimi menyampaikan bahwa kesempatan Musywil juga untuk merumuskan program lima tahun ke depan sebagai pengembangan dan penjabaran program nasional PP ‘Aisyiyah.
Lebih lanjut Rohimi juga menyebut hasil rumusan dari Muktamar ke-45 ‘Aisyiyah tentang Risalah Perempuan Islam Berkemajuan perlu diprogramkan dan disosialisasikan oleh kepemimpinan di level bawahnya.
Rohimi juga menyinggung terkait dokumen Risalah Perempuan Islam Berkemajuan. Bahwa Risalah Perempuan Berkemajuan bukan hal yang baru. “Sebenarnya bukan hal yang baru, naskah ini diperkaya dengan dokumen ideologi Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah, dan dokumen hidup ‘Aisyiyah sejak kelahirannya pada 105 tahun yang lalu,” ungkapnya.
Gerakan yang dilakukan oleh ‘Aisyiyah kekinian tidak terputus dari semangat awal didirikannya. Di awal abad 20, KH. Ahmad Dahlan bersama dengan Nyai Walidah mendirikan perkumpulan perempuan sebagai embrio lahirnya gerakan perempuan Islam Berkemajuan. Pendirian ‘Aisyiyah oleh Kiai dan Nyai Dahlan terinspirasi dari Surat An Nahl ayat 97.
Pendirian ‘Aisyiyah sebagai organisasi pergerakan perempuan, imbuh Rohimi, merupakan tafsir transformatif Surat An Nahl ayat 97. Pemahaman teks-teks keagamaan secara progresif oleh Kiai Dahlan meniscayakan kesetaraan peran antara laki-laki dengan perempuan.
“Ayat ini memuat nilai-nilai dasar bahwa Islam memberikan ruang dan kesempatan setara antara laki-laki dan perempuan yang beriman dan beramal salih untuk meraih kehidupan yang lebih baik dan balasan yang terbaik.” Ungkapnya.
Perempuan ‘Aisyiyah dalam memaksimalkan diri dalam peran meraih ilmu pengetahuan dan teknologi, bahkan sampai berkiprah di ruang publik didorong oleh ayat-ayat suci Al Qur’an. Aktualisasi potensi fikir, zikir dan amal yang dilakukan oleh ‘Aisyiyah tidak lain adalah untuk mengukir peradaban yang lebih maju, adil makmur dan bermartabat.
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!