Pertemuan Muhammadiyah dan PM Malaysia Jalin Ragam Kerjasama
/0 Comments/in Berita /by Pimpinan Pusat 'AisyiyahBatas Aurat Wajah Perempuan
/0 Comments/in Berita /by Pimpinan Pusat 'AisyiyahSahabat ‘Aisyiyah, Apakah dagu termasuk aurat perempuan ? mengutip dari laman suaramuhammadiyah.id terdapat pertanyaan yang meminta dijelaskan apakah di bawah bagian dagu perempuan yang biasa kelihatan ketika memakai jilbab termasuk aurat. Pertanyaan ini telah disidangkan oleh Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah pada Jumat, 29 Jumadilawal 1441 H / 24 Januari 2020 M.
Sebelum menjawab pertanyaan ini, diuraikan terlebih dahulu tentang pengertian aurat.
‘Aurah, sebagaimana dikutip dari kamus Lisaan al-‘Arab karya Ibnu Mandzur pada Juz 1/3166, menurut bahasa adalah setiap aib dan cacat cela pada sesuatu dan sesuatu itu tidak memiliki penjaga (penahan). Sedangkan menurut istilah adalah sesuatu bagian tubuh yang menjadikan seseorang malu, baik dari laki-laki yaitu dari bagian bawah pusar sampai lutut, dan untuk perempuan seluruh badan kecuali wajah dan telapak tangan (lihat Mu‘jam al-Musthalahat wa al-Alfazh al-Fiqhiyyah karya Mahmud ‘Abdurrahman ‘Abdul Mun‘im, Darul Kutub al-Ilmiyah, Beirut, 2010.
Dari pengertian di atas diketahui bahwa aurat laki-laki adalah bagian tubuh dari bawah pusar sampai lutut. Hal ini didasarkan pada hadis Nabi saw,
عَنْ أَبِي مُوسَى، بِنَحْوِهِ وَزَادَ فِيهِ عَاصِمٌ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ قَاعِدًا فِي مَكَانٍ فِيهِ مَاءٌ، قَدِ انْكَشَفَ عَنْ رُكْبَتَيْهِ أَوْ رُكْبَتِهِ، فَلَمَّا دَخَلَ عُثْمَانُ غَطَّاهَا [رواه البخاري].
Dari Abi Musa, dengan semisalnya ‘Ashim menambahkan (diriwayatkan), sesungguhnya Nabi saw itu pernah duduk di suatu tempat berair, kedua lutut atau satu lutut beliau tersingkap, lalu ketika tiba-tiba Usman masuk, beliau langsung menutup lututnya [HR. al- Bukhari].
Sedangkan aurat perempuan adalah seluruh tubuh kecuali wajah dan telapak tangan, hal ini sebagaimana disebutkan dalam hadis berikut ini.
عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهَا، أَنَّ أَسْمَاءَ بِنْتَ أَبِي بَكْرٍ، دَخَلَتْ عَلَى رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَعَلَيْهَا ثِيَابٌ رِقَاقٌ، فَأَعْرَضَ عَنْهَا رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَقَالَ: يَا أَسْمَاءُ، إِنَّ الْمَرْأَةَ إِذَا بَلَغَتِ الْمَحِيضَ لَمْ تَصْلُحْ أَنْ يُرَى مِنْهَا إِلَّا هَذَا وَهَذَا وَأَشَارَ إِلَى وَجْهِهِ وَكَفَّيْه [رواه أبو داوود].
Dari ‘Aisyah r.a. (diriwayatkan) bahwa Asma’ binti Abu Bakar masuk ke tempat Rasulullah saw dengan memakai baju yang tipis, kemudian Rasulullah saw berpaling daripadanya dan bersabda, hai Asma’, sesungguhnya apabila wanita itu sudah sampai masa haid, tidaklah boleh dilihat sebagian tubuhnya kecuali ini dan ini. Beliau menunjuk kepada muka dan kedua tapak tangannya [HR. Abu Dawud dan dikatakan hadis ini mursal, tetapi al-Albani mengatakan hadis ini sahih].
Secara umum, laki-laki dan perempuan mempunyai batasan aurat. Batas aurat ini berlaku bagi laki-laki dengan laki-laki, perempuan dengan perempuan dan laki-laki dengan perempuan serta sebaliknya.
Batas aurat antara laki-laki dengan laki-laki adalah dari pusar sampai kedua lutut, sebagaimana hadis Nabi saw,
عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ، عَنْ أَبِيهِ، أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَا يَنْظُرُ الرَّجُلُ إِلَى عَوْرَةِ الرَّجُلِ … [رواه مسلم وأبو داوود].
Dari ‘Abdurrahman ibn Abu Sa‘id al-Khudriy dari ayahnya (diriwayatkan) bahwa Rasulullah bersabda, janganlah seorang laki-laki melihat aurat laki-laki lain [HR. Muslim dan Abu Dawud].
Batas aurat perempuan dengan perempuan sama seperti batas aurat laki-laki dengan laki-laki, berdasarkan hadis,
عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ، عَنْ أَبِيهِ، أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: لَا يَنْظُرُ الرَّجُلُ إِلَى عَوْرَةِ الرَّجُلِ، وَلَا الْمَرْأَةُ إِلَى عَوْرَةِ الْمَرْأَةِ، وَلَا يُفْضِي الرَّجُلُ إِلَى الرَّجُلِ فِي ثَوْبٍ وَاحِدٍ، وَلَا تُفْضِي الْمَرْأَةُ إِلَى الْمَرْأَةِ فِي الثَّوْبِ الْوَاحِد [رواه مسلم وأبو داوود].
Dari ‘Abdurrahman bin Abu Sa‘id al-Khudriy dari ayahnya (diriwayatkan) bahwasanya Nabi saw bersabda, janganlah seorang laki-laki melihat aurat laki-laki lain, dan jangan pula perempuan melihat aurat sesama perempuan lain, dan janganlah seoarang laki-laki masuk dengan laki-laki lain dalam satu selimut, serta janganlah seorang perempuan masuk bersama perempuan lain dalam satu selimut [HR. Muslim dan Abu Dawud].
Batas aurat perempuan dengan laki-laki, menurut pendapat mazhab Syafi’i dan Hambali, auratnya adalah seluruh badan sampai ke kukunya. Keduanya mendasarkan pendapatnya pada tafsir dari surah an-Nur (24) ayat 30 yaitu وَلاَ يُبْدِيْنَ زِيْنَتَهُنَّ. Ditafsirkan bahwa kata “zinah” di sini mempunyai dua arti yaitu zinah khalqiyyah dan zinah muktasabah. Menurut pendapat mazhab Syafi’i dan Hambali wajah dan telapak tangan merupakan bagian daripada zinah khalqiyyah sehingga haram untuk menampakkan wajah dan kedua telapak tangan di depan laki-laki yang bukan mahram.
Sedangkan menurut pendapat mazhab Maliki dan Hanafi, bahwa wajah dan telapak tangan bukanlah termasuk aurat. Keduanya menafsirkan ayat tersebut justru merupakan pengecualian apa-apa yang tampak. Artinya, pertama, kebolehan menampakkan wajah dan telapak tangan itu pada saat ada keperluan saja. Kedua, justru wajah dan telapak tangan ini lah yang merupakan perhiasan yang harus tampak (Tafsir Rawai‘ul-Bayan, Juz II/130).
Perintah menutup salah satunya di dalam al-Qur’an surah an-Nur (24) ayat 30-31,
قُلْ لِلْمُؤْمِنِينَ يَغُضُّوا مِنْ أَبْصَارِهِمْ وَيَحْفَظُوا فُرُوجَهُمْ ذَلِكَ أَزْكَى لَهُمْ إِنَّ اللهَ خَبِيرٌ بِمَا يَصْنَعُونَ. وَقُلْ لِلْمُؤْمِنَاتِ يَغْضُضْنَ مِنْ أَبْصَارِهِنَّ وَيَحْفَظْنَ فُرُوجَهُنَّ وَلَا يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلَّا مَا ظَهَرَ مِنْهَا.
Katakanlah kepada kaum mukminin, hendaklah mereka menahan pandangannya dan menjaga kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat. Katakanlah kepada para wanita yang beriman, hendaklah mereka menjaga pandangannya dan memelihara kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang biasa tampak daripadanya [QS. an-Nur (24): 30-31].
Pada kata “kecuali yang biasa tampak daripadanya”, maka para ulama berbeda memaknai kata ini. Abu Ishaq as-Suba‘i, dari Abul-Ahwas, dari Abdullah berpendapat bahwa yang dimaksud kata “kecuali yang tampak daripadanya” adalah anting-anting, gelang tangan dan gelang kaki. Sedangkan menurut jumhur ulama memaknai kata “kecuali yang tampak daripadanya” adalah wajah dan telapak tangan saja (Tafsir al-Qur’an al- ‘Azhim, Juz VI / 41). Pendapat jumhur tersebut didasari oleh hadis Nabi riwayat Muslim dan Abu Dawud dari ‘Aisyah di atas.
Mengenai pertanyaan Saudari, apakah bagian bawah dagu termasuk aurat (bagian wajah) atau bukan, perlu dipaparkan terlebih dahulu tentang batas wajah menurut para ulama tafsir berikut ini.
Al-Baghawi, dalam Tafsir al-Baghawi, II/XXI menyebutkan,
قَولُهُ عَزَّ وَجَلَّ: فَاغْسِلُوا وُجُوهَكُمْ، وَحَدُّ الْوَجْهِ مِنْ مَنَابِتِ شَعْرِ الرَّأْسِ إِلَى مُنْتَهَى الذَّقْنِ طُولًا وَمَا بَيْنَ الْأُذُنَيْنِ عَرْضًا
Firman Allah “maka basuhlah wajah-wajah kalian”, batasan wajah adalah dari tempat tumbuhnya rambut kepala memanjang sampai dengan ujung dagu dan lebarnya di antara dua telinga.
Sedangkan al-Qurthubi, dalam Tafsir al-Qurthubi,VI, hal. 83 menyebutkan,
وَالْوَجْهُ فِي اللُّغَةِ مَأْخُوذٌ مِنَ الْمُوَاجَهَةِ، وَهُوَ عَضْوٌ مُشْتَمِلٌ عَلَى أَعْضَاءِ وَلَهُ طُولٌ وَعَرْضٌ، فَحَدُّهُ فِي الْطُولِ مِنْ مُبْتَدَإِ سَطْحِ اْلجَبْهَةِ إِلَى مُنْتَهَى اللَّحْيَيْنِ، وَمِنَ اْلأُذُنِ إِلَى اْلأُذُنِ فِي اْلعَرْضِ.
Al-Wajhu secara bahasa diambil dari kata al-muwajahah (berhadap-hadapan), yaitu anggota badan yang memiliki beberapa anggota, memiliki batasan panjang dan lebar; batasan panjangnya adalah dari ujung kening hingga ujung dagu sedangkan lebarnya antara kedua telinga.
Adapun Ibnu Katsir, dalam Tafsir Ibnu Katsir, III, hal. 42 menjelaskan,
وَحَدُّ الْوَجْهِ عِنْدَ الْفُقَهَاءِ مَا بَيْنَ مَنَابِتِ شَعْرِ الرَّأْسِ، وَلَا اعْتِبَارَ بِالصَّلَعِ وَلَا بِالْغَمَمِ إِلَى مُنْتَهَى اللَّحْيَيْنِ وَالذَّقْنِ طُولًا، وَمِنَ الْأُذُنِ إِلَى الْأُذُنِ عَرْضًا وَفِي النَّزْعَتَيْنِ وَالتَّحْذِيفِ.
Batasan wajah menurut para ahli fikih adalah panjang antara tempat tumbuhnya rambut, kepala gundul tidak dianggap, hingga ujung dagu, sedangkan lebarnya antara kedua telinga.
Mengenai penjelasan para mufassir berkaitan dengan makna wajah, secara lahir ujung dagu adalah termasuk bagian wajah yang boleh terlihat dan bagian bawah dagu adalah termasuk aurat yang harus ditutup. Namun, penafsiran di atas hanya sebatas menjabarkan batas wajah saja. Penjelasan mengenai pengertian dagu dikemukakan oleh Mahmud ‘Abdurrahman ‘Abdul Mun‘im dalam Mu’jam al-Musthalahat wa al-Alfazh al-Fiqhiyyah, terbitan Darul Kutub al-Ilmiyah, Beirut, 2010, bahwa makna dagu dan batas panjangnya adalah tempat bertemunya dua lihyah (jenggot) yang berada di bawah wajah serta dimutlakkan pada sesuatu yang menjadi tempat tumbuhnya rambut jenggot.
Oleh karena itu, panjangnya dagu adalah sampai batas tumbuhnya rambut seseorang di bawah wajah. Jadi, bawah dagu itu bukan termasuk aurat, karena batas dagu itu adalah sepanjang tempat tumbuhnya rambut jenggot seseorang di bawah wajahnya.
Wallahu a‘lam bish-shawab.
(Disadur dari Rubrik Tanya Jawab Agama yang Diasuh Divisi Fatwa Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah)
Muhammadiyah, ‘Aisyiyah, dan Nasyiatul Aisyiyah DIY Gagas Panduan Membangun Ketahanan Keluarga.
/0 Comments/in Berita /by Pimpinan Pusat 'AisyiyahYOGYAKARTA – (26/08/2023) Tingginya kasus perceraian dan salah satunya disebabkan karena dampak dari pernikahan dini maka Majlis Tabligh Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Daerah Istimewa Yogyakarta (MT PWM DIY), Majelis Tabligh dan Ketarjihan Pimpinan Wilayah ‘Aisyiyah (PWA) dan Pimpinan Wilayah Nasyiatul Aisyiyah selenggarakan Workshop Panduan Membangun Ketahanan Keluarga Berdasarkan Masa Pernikahan. Bertempat di Gedung Dakwah Muhammadiyah DIY pada tanggal 26 Agusttus 2023 MT PWM DIY mengundang 13 orang, hadir Divisi Dakwah Ketahanan Keluarga dan Remaja MT PWM, PWA DIY, dan PWNA DIY mendiskusikan Model Panduan Ketahanan Keluarga berdasar pada masa pernikahan.
Workshop kali ini mencermati tingginya perceraian yang disebabkan karena kurang matangnya persiapan dalam pernikahan, hal ini karena visi misi pernikahan belum tertata dengan baik. Oleh karenanya workshop kali ini akan menghasilkan buku panduan yang mampu mengeluarkan guide / panduan berupa buku yang menjadi pegangan bagi pasangan keluarga agar memiliki ketahanan yang lebih baik. Buku panduan ini memotret ketahanan keluarga yang baik dengan ciri komunikasi dalam keluarga berjalan lancar, suami istri memimpin dengan baik dan anak-anak berbakti dengan orang tuanya, seperti karakter keluarga di Muhammadiyah adalah keluarga yang maju, adil makmur, demokratis, mandiri, bermartabat dan berakhlakqul karimah, dan dijiwai nilai-nilai ilahiah.
Panduan Membangun Ketahanan Keluarga ini melatih keluarga sakinah agar mampu melakukan : komunikasi positif, manajemen konflik, kesetaraan gender, dan melalukan coping stress kontruktif, Demikian disampaikan Syahdara, Ketua Divisi ketahanan keluarga MT PWM
Sementara Ketua MT PWM DIY , Miftah mengatakan workshop kali ini merupakan salah satu program MT PWM DIY bagian dr pelaksanaan program utama PWM DIY berupa ketahanan keluarga. Ini bagian pertama dari 3 seri buku yang rencana akan disusun, Yg meliputi mempersiapkan pernikahan, membangun keluarga di masa awal, dan memersiapkan kehidupan keluarga saat masa tua.
MDMC PWM Kalbar Siapkan Resiliensi Komunitas Hadapi Bencana
/0 Comments/in Berita /by Pimpinan Pusat 'AisyiyahPontianak (27/08) – Lembaga Resiliensi Bencana Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Kalimantan Barat (LRB PWM Kalbar) melaksanakan Pelatihan Manajemen Organisasi pada tanggal 26 – 27 Agustus 2023 di Polita Aisyiyah Pontianak Kalbar bertemakan “Meningkatkan Kapasitas SDM Organisasi Untuk Menuju Tertib Organisasi dalam Memperkuat Kelembagaan LRB PWM Kalbar” dengan menghadirkan narasumber Budi Santoso selaku Wakil Sekretaris LRB PP Muhammadiyah. Dalam giat tersebut juga dihadiri oleh PWM Kalbar, Pimpinan Wilayah Aisyiyah (PWA) Kalbar, Lembaga Lingkungan Hidup dan Penanggulangan Bencana (LLHPB) PWA Kalbar, Lazismu PWM Kalbar dan Pimpinan LRB PWM Kalbar serta 3 Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) dari Sintang, Kubu Raya dan Mempawah.
Adapun tujuan diselenggarakannya pelatihan ini adalah meningkatkan kapasitas organisasi dan komunitas terkait kebencanaan dan membangun ketangguhan masyarakat dalam menghadapinya. Pelatihan ini membahas tentang pengelolaan administrasi organisasi, menajemen program mitigasi dan kesiapsiagaan, respon dan pemulihan, serta monitoring dan evaluasi kesuksesan program. Bahruni Hendri, Ketua LRB PWM Kalbar mengatakan bahwa tata kelola organisasi bagi mereka (LRB PWM Kalbar) sangat diperlukan guna meningkatkan manajemen organisasi yang lebih akuntabel dalam melaksanakan program kemanusiaan di Kalimantan Barat.
Selain itu, mengingat bahwa Kalimantan Barat merupakan provinsi yang memiliki indeks risiko bencana yang tinggi seperti dampak kebakaran hutan dan lahan (karhutla) dan banjir serta potensi ancaman konflik sosial, maka pelatihan yang berguna untuk meningkatkan kapasitas perlu dilakukan secara sustainable “Agenda rencana tindak lanjut pasca pelatihan adalah percepatan program mitigasi atas resiko bencana di daerah paling rawan bencana banjir: Kab Kapuas Hulu, Kab Sintang, Melawi, Sekadau, Sanggau dan rawan karhutla di Kab. Sambas, Kubu Raya, Mempawah, Kayong Utara dan Ketapang” jelasnya.
Ishak Jumarang, Wakil Ketua PWM Kalbar juga menyampaikan bahwa peningkatan kapasitas SDM dalam mengelola resiliensi kebencanaan sangat diperlukan dalam rangka meningkatkan ketangguhan komunitas baik internal Muhammadiyah maupun komunitas umum “MDMC PWM Kalbar berada pada jalur yang benar sejauh ini dan memiliki semangat dalam mengabdikan diri pada aksi kemanusiaan. Hal ini ditunjukan dalam beberapa minggu ini telah mampu merespon kejadian karhutla secara cepat dan efektif dengan melibatkan berbagai pihak di internal Muhammadiyah dan berkolaborasi dengan pihak pemerintah” ujarnya. Ishak juga menambahkan bahwa pelatihan 2 hari ini merupakan agenda yang sudah menjadi prioritas bagi MDMC PWM Kalbar sebagaimana amanah PWM Kalbar kepada semua majelis dan lembaga di bawah PWM Kalbar untuk tertib organisasi dan bergerak dalam aksi yang bermafaat bagi masyarakat.
‘Aisyiyah, Leo and Mia Foundation, dan RS PKU Kota Yogya Gelar Edukasi Pencegahan Prematuritas
/0 Comments/in Berita /by Pimpinan Pusat 'AisyiyahYOGYAKARTA – Dalam upaya pencegahan kelahiran bayi prematur, Pimpinan ‘Aisyiyah dalam program kerjasama dengan Leo and Mia Foundation melakukan edukasi kesehatan cegah prematuritas bersama RS PKU Muhammadiyah Kota Yogyakarta pada Kamis (31/8/23). Acara yang berlangsung di Aula RS PKU Muhammadiyah Kota Yogyakarta ini diikuti oleh 50 peserta yang terdiri dari ibu dengan bayi prematur, ibu nifas, ibu hamil, serta perempuan usia subur.
Direktur Utama RS PKU Muhammadiyah Kota Yogyakarta, Mohammad Komarudin dalam sambutannya menyampaikan bahwa jumlah bayi prematur di seluruh dunia cukup besar yakni 13.4 juta bayi prematur yang lahir setiap tahun. “Dari angka 13.4 juta bayi prematur tersebut, tingkat kematian bayi cukup tinggi dimana 10% bayi itu tidak tertolong,” ujarnya. Risiko lain yang dihadapi oleh bayi prematur adalah akan mengalami beberapa hambatan maupun risiko gangguan penglihatan juga pendengaran. Selain itu Komarudin juga menyampaikan bahwa prematuritas menjadi penyebab kematian utama pada anak berusia di bawah lima tahun.
Oleh karena itu Komarudin sangat mendukung terlaksananya program antara ‘Aisyiyah dengan Leo and Mia Foundation yang dilaksanakan di RS PKU Muhammadiyah Kota Yogyakarta. Menurutnya edukasi tentang pencegahan dan penanganan bayi prematur haruslah diketahui oleh masyarakat termasuk masyarakat pengguna jasa layanan kesehatan di RS PKU Muhammadiyah Kota Yogyakarta. “Kegiatan kali ini RS PKU Muhammadiyah Kota Yogyakarta bekerjasama dengan PP ‘Aisyiyah untuk melakukan sosialisasi penanganan bayi-bayi prematur,” terangnya.
Lidia, Program Officer dari Progran Pencegahan dan Penanganan Bayi Prematur ‘Aisyiyah menyampaikan bahwa kerjasama penanganan bayi prematur ini sudah berlangsung selama dua tahun dan sedang memasuki fase ke-tiga. Selain dilaksanakan di RS PKU Muhammadiyah Kota Yogyakarta, program kerjasama juga dijalin dengan RS ‘Aisyiyah Muntilan serta RSU ‘Aisyiyah Ponorogo. “Diharapkan dengan kegiatan ini dapat memberikan peningkatan pengetahuan dan kesadaran ibu hamil, ibu dengan riwayat bayi prematur dan perempuan usia subur untuk memahami pentingnya pencegahan prematuritas,” ujar Lidia.
Kehamilan seorang ibu disebut Lidia harus didukung oleh gizi yang seimbang oleh karena itu pada kegiatan ini juga akan dilakukan pemberian nutrisi kit bagi para peserta yang hadir sebagai bentuk dukungan ‘Aisyiyah dan Leo and Mia Foundation bagi ibu hamil maupun ibu dengan riwayat prematuritas. “Karena kita percaya apabila dalam masa persiapan kehamilan serta masa kehamilan kita sudah memberikan status gizi yang baik nantinya bayi yang kita lahirkan juga bisa sehat.”
Acara kemudian dilanjutkan dengan sesi edukasi oleh dr. Mohammad Komarudin, Sp.A dengan tema Skrining Maternal sebagai Upaya Pencegahan Prematuritas. Serta Layanan Kesehatan bagi Kasus Prematuritas di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Kota Yogyakarta oleh Siti Arifah,S.Kep.,Ns.,M.Kep, selaku perawat NICU RS PKU Kota Yogyakarta.
Rakernas MEK PP ‘Aisyiyah : Membangun Pemberdayaan Ekonomi Perempuan
/0 Comments/in Berita /by Pimpinan Pusat 'AisyiyahYogyakarta – Majelis Ekonomi dan Ketenagakerjaan (MEK) Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah menyelenggarakan kegiatan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) pada Sabtu (19/8) bertempat di Universitas Club (UC) Universitas Gajah Mada Yogyakarta. Acara yang mengusung tema “Inklusi Dakwah Ekonomi Perempuan Berkemajuan” ini diikuti oleh 81 orang utusan wilayah berasal dari 29 provinsi di Indonesia.
Dalam sambutannya, Ketua MEK PP ‘Aisyiyah Utik Bidayati menyampaikan bahwa kegiatan ini sangat penting karena menjadi ajang untuk memperkuat tali silaturahmi antar pimpinan dan anggota MEK PP Aisyiyah di seluruh tanah air. “Ini merupakan agenda awal dalam masa kepemimpinan kami di PP Aisyiyah maupun di seluruh wilayah, cabang, dan ranting tahun 2022-2027. Ajang rakernas merupakan ajang kami bertemu, berkoordinasi, dan berkonsolidasi,” katanya.
Utik menjelaskan tema dari rakernas ini merupakan manifestasi dari komitmen dakwah ekonomi ‘Aisyiyah dalam mendukung kebijakan dan program inkluasi ekonomi perempuan. Hal tersebut dapat dilakukan dengan cara memperluas akses dan kesempatan perempuan untuk berpartisipasi dalam pembangunan ekonomi di bidang keuangan, kewirausahaan, ketenagakerjaan maupun ketahanan pangan keluarga.
“Tema ini diambil menjadi satu dari amanah Muktamar Aisyiyah. Di mana kita perempuan memiliki tanggung jawab, khususnya di dalam memberdayakan perempuan dari konteks ekonomi,” ujarnya.
Pemberdayaan perempuan di bidang ekonomi menjadi agenda strategis yang akan dijalankan. Di Tengah perkembangan teknologi informasi yang cepat membuat MEK PP ‘Aisyiyah menggeliatkan program-program pemberdayaan yang sangat tepat sasaran dan dirasakan langsung manfaatnya bagi perempuan Indonesia, khususnya perempuan ‘Aisyiyah.
Oleh karenanya, Utik mendorong MEK PP Aisyiyah agar dapat merancang program kerja selama lima tahun ke depan. Salah satunya lewat program literasi keuangan untuk memperkuat dan membangun pemberdayaan perempuan di bidang ekonomi. Lebih lanut Utik menyampaikan setidaknya ada empat program utama dari MEK PP Aisyiyah. Pertama, Pengembangan UMKM, kedua, Koperasi dan Lembaga Keuangan Mikro. Ketiga, Penguatan Ketahanan Pangan. Keempat, Melindungi pekerja informal, migran yang sudah purna. “Tujuan utamanya adalah untuk membantu mengatasi masalah kemiskinan, memperbaiki taraf hidup dan meningkatkan kesejahteraan keluarga,” ucapnya.
Ketua Umum Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah, Salmah Orbayinah, yang menyampaikan Amanah sekaligus membuka kegiatan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) ini mengingatkan bahwa Muktamar ke-47 di Makassar, Sulawesi Selatan tahun 2015, telah menetapkan gerakan ekonomi dan kewirausahaan sebagai pilar ketiga dakwah Muhammadiyah, selain di bidang pendidikan dan kesehatan. Hal inilah yang kemudian tengah digodog oleh ‘Aisyiyah di mana berupaya untuk menguatkan sebelum diejawantahkan dalam kehidupan.
‘Aisyiyah di dalam menjalankan gerakan dakwah amar makruf nahi mungkar, selalu berdasarkan pada ajaran tauhid dan tawakal kepada Allah SwT. Karenanya warga Aisyiyah harus bisa menjadi suluh keteladanan dalam kancah pembangunan dan pengembangan masyarakat Indonesia.
“Dalam menjalankan gerakan tersebut, ‘Aisyiyah memiliki berbagai macam amal usaha di bidang pendidikan, ekonomi, sosial-kemasyarakatan, kesehatan, dan lainnya. Dalam mewujudkan kerja-kerja kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, maka ‘Aisyiyah melalui amal usaha tersebut memberikan kontribusi nyata untuk bangsa dan negara,” ucapnya.
‘Aisyiyah disebut Salmah senantiasa berupaya untuk mengembangkan gerakan dakwahnya. Termasuk dalam urusan dakwah ekonomi. Dakwah ekonomi ini, telah menjadi salah satu pilar strategis dalam memberdayakan dan memajukan perempuan serta masyarakat madani di Indonesia.
“Peran ‘Aisyiyah dalam gerakan ekonomi melalui amal usaha dengan mengoptimalkan beberapa faktor. Antara lain faktor sumber daya manusia, mengembangkan jiwa kewirausahaan ‘Aisyiyah, dan juga meningkatkan produktivitas aset yang kita punya,” jelasnya.
Lebih lanjut, Dosen Program Studi Farmasi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) ini juga mendorong gerakan dakwah ekonomi lewat amal usaha harus menjadi program utama. Selain itu juga harus bisa menjadi motor penggerak dengan cara mengoptimalisasi kekuatan di bidang ekonomi berbasis amal usaha dan warga Aisyiyah.
“Jadi, Majelis Ekonomi punya tanggung jawab untuk menggerakkan gerakan ekonomi melalui amal usaha. Dan juga gerakan ekonomi bagi warganya sendiri untuk menjadikan warga Aisyiyah ini mandiri secara ekonomi,” tegasnya.
Rakernas MEK PP ‘Aisyiyah ini juga dihadiri oleh Ketua PP ‘Aisyiyah, Latifah Iskandar. Turut hadir pula Anggota Dewan Komisioner OJK Bidang Edukasi dan Perlindungan Konsumen, Friderica Widyasari Dewi; Kepala OJK DIY, Parjiman; Kepala Group Literasi dan Inklusi Keuangan OJK, M Ismail Riyadi; Guru Besar UGM Yogyakarta, Ali Agus; Konseptor & Tenaga Ahli G2R Tetrapreneur, Rika Fatimah. (sumber : suaramuhammadiyah.or.id)
Muhammadiyah DIY Gelar FGD Sekolah/Madrasah Muhamamdiyah Unggul Berkemajuan
/0 Comments/in Berita /by Pimpinan Pusat 'AisyiyahBANTUL – Majelis Pendidikan Dasar Menengah dan Pendidikan Non Formal Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Daerah Istimewa Yogyakarta (Dikdasmen-PNF PWM DIY) menyelenggarakan acara diskusi publik dan Focus Group Discussion (FGD) dengan mengusung tema “Menggali Potensi Keunggulan Sekolah/Madrasah Muhammadiyah”. Acara ini dilaksanakan pada Sabtu, (19/8) di Grand Rohan Syariah Bantul Yogyakarta.
Ikwan Ahada Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) DIY menyampaikan keputusan Musywil PWM mempertajam salah satu program istimewa dengan memperkuat pilar pendidikan Muhammadiyah DIY. Sebagaimana keterlibatan Muhammadiyah dalam dunia pendidikan yang telah berlangsung sebelum Indonesia merdeka. Ia bercerita bahwa pendiri Persyarikatan, KH. Ahmad Dahlan pada 1913 tidak hanya sebagai pemimpin tetapi juga memimpinkan Muhammadiyah. “Secara pribadi, beliau menjadi contoh sosok pekerja dan memberikan pengorbanan yang tidak hanya menyumbang ide dan gagasan, tapi juga membongkar sebagian rumahnya dalam rangka menegakkan pilar pendidikan.”
Ikhwan Ahada menyarankan agar pendidikan harus selaras dengan keadaban perlu dikedepankan dalam pendidikan Muhammadiyah. Melalui FGD ini, Ia berhadap bisa mewujudkan berbagai potensi keunggulan sekolah selain jumlah siswa. Keunggulan yang bisa muncul dari berbagai aspek. “Maka keunggulan yang dikaitkan pada ikhsannya seseorang ini menjadi hal tepat baik dari dimensi kognisi, perilaku budaya, kemampuan spesifik sains dan teknologi, termasuk interpreuner seseorang,” tutup Ikhwan.
Sementara Ketua Dikdasmen PNF DIY, Achmad Muhamad mengatakan Majelis Pendidikan Dasar Menengah dan Pendidikan NonFormal Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Daerah Istimewa Yogyakarta (Dikdasmen-PNF PWM DIY) memiliki tugas dan tanggung jawab dalam mewujudkan amanat muktamatar muhammadiyah di solo dan keputusan musywil DIY. Melalui FGD ini, Achmad meminta sumbang gagasan, ide, sekaligus kritikan masukan yang membangun dari para narasumber dan umpan balik peserta. “Kami yakin dari ide dan gagasan yang kita terima bisa menjadi jalan untuk terus melangkah mewujudkan harapan Persyarikatan agar sekolah/madrasah Yogyakarta menjadi unggul dan berkemajuan,”. “Keunggulan yang dimaksud tidak hanya dari satu perspektif, bisa dari berbagai perspektif dan beragam aspek, di mana masing-masing sekolah mampu mewujudkan keunggulan itu dan menguatkan sehingga meningkatkan kepercayaan masyarakat,” tambah Achmad.
Hadir dalam acara yakni Ketua PP Muhammadiyah Irwan Akib, Wakil Ketua Majelis Dikdasmen PNF PP Muhammadiyah Kasiyarno, Ketua PWM DIY, Ikhwan Ahada, Sekretaris PWM Arif Jamali Muis, Wakil Ketua PWM DIY Gita Dhanu Prananta, Ridwan Furqoni, Prof. Suyata, Guru Besar Ilmu Pendidikan, Kepala SMA Muhammadiyah 3 Jakarta, Kepala SMK Negeri 2 Malang, dan MAN Insan Cendikia Serpong dan 130 peserta dari SD/SMP/SMA/SMA/MA se-DIY.
Rakernas MPK PP ‘Aisyiyah Persiapkan Kader Membumikan dan Menduniakan ‘Aisyiyah
/0 Comments/in Berita /by Pimpinan Pusat 'AisyiyahYOGYAKARTA – “Mempersiapkan kader adalah mempersiapkan pemimpin di masa mendatang, seorang pemimpin yang mempunyai idealisme dan komitmen mewujudkan cita-cita Muhammadiyah ‘Aisyiyah.” Hal tersebut disampaikan oleh Ketua Umum Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah, Salmah Orbayinah saat menyampaikan pengarahannya dalam Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Majelis Pembinaan Kader Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah (MPK PP ‘Aisyiyah) pada Jum’at (18/8/23).
Disampaikan oleh Salmah, Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah sebagai sebuah pergerakkan membuthkan pelaku yang menggerakkan yakni para kader-kader yang berkualitas. “Dibutuhkan pelaku atau manusia yang menggerakkan, yang mempunyai idealisme, komitmen, dan wawasan serta pemikiran yang luas serta kualitas keahlian menggerakan orang sebagai gerakan Islam di tengah perkembangan kehidupan yang rumit dan komples.”
Oleh karena itu menurut Salmah, Majelis Pembinaan Kader memiliki peran penting untuk menyiapkan para pelaku gerakan ini. Kaderisasi disebut Salmah adalah proses pendidikan khusus yang didesain untuk kepentingan khusus pula. “Kader ini memiliki peran penting mengembangkan misi tujuan ‘Aisyiyah, maka MPK adalah majelis yang penting untuk menyiapkan SDM yang berkualitas,” ujar Salmah.
Perkembangan Muhammadiyah ‘Aisyiyah yang sangat besar menurut Salmah membutuhkan SDM untuk dapat mengelola secara terencana dan terukur. Selain itu, tugas MPK untuk mempersiapkan kader-kader yang berkualitas ini disebut Salmah juga sejalan dengan program pemerintah yang terus meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia untuk memajukan bangsa. Nantinya diharapkan para kader ‘Aisyiyah ini tidak hanya bisa berperan aktif membangun persyarikatan tetapi juga menunjukkan kontribusinya pada pembangunan umat, bangsa, dan kemanusiaan universal.
“Sehingga menyediaan kader yang berkualitas yang mengisi internal organisasi maupun amal usaha menjadi penting apalagi juga dipersiapkan untuk kader umat, bangsa, dan kemanusiaan universal sehingga MPK harus serius mempersiapkan kadernya secara terencana dan sistematis,” terang Salmah.
Rakernas MPK yang berlangsung pada 18-20 Novermber 2023 di SM Tower and Convention Kota Yogyakarta ini bertemakan “Penguatan Kaderisasi Cabang dan Ranting ‘Aisyiyah Sebagai Barisan Terdepan untuk Masyarakat Berkemajuan Abad Kedua.” Rakernas diikuti oleh utusan MPK Pimpinan Wilayah seluruh Indonesia serta Pimpinan Cabang Istimewa ‘Aisyiyah yang ada di luar negeri.
Mami Hajaroh, Ketua MPK PP ‘Aisyiyah dalam sambutannya menyampaikan bahwa bicara kaderisasi artinya berbicara membumikan ‘Aisyiyah dan menduniakan ‘Aisyiyah. Oleh karena itu upaya penguatan kaderisasi haruslah dilakukan mulai dari Ranting dan Cabang ‘Aisyiyah. Terlebih Cabang dan Ranting adalah barisan terdepan berkembangnya ‘Aisyiyah.
Tugas MPK untuk mempersiapkan kader yang dapat membumikan ‘Aisyiyah dan menduniakan ‘Aisyiyah menurut Mami bukanlah hal yang mudah. Sehingga Mami meminta seluruh pimpinan MPK bisa menjalankan amanah ini dengan bergembira. “Tugas dari MPK untuk mempersiapkan kader membumikan ‘Aisyiyah dan menduniakan ‘Aisyiyah tentu bukan tugas yang mudah, tetapi dengan niat yang ikhlas dan selalu bergembira di ‘Aisyiyah saya rasa tugas ini bisa lebih mudah.”
Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah (JHU) Kementerian Agama, Hilman Latief dalam kesempatan tersebut mengajak para peserta untuk tidak melupakan bahwa Muhammadiyah ‘Aisyiyah didirikan oleh KH. Ahmad Dahlan sebagai organisasi dakwah yang memberikan makna pada kehidupan masyarakat. Gerakan dakwah ini disampaikan oleh Hilman juga ditopang oleh faktor lain yakni gerakan ilmu. “Bahwa dakwah itu penting tetapi juga kita menghadapi situasi yang tidak mudah yang harus diberikan solusi alternatif gerakan persyarikatan. Gerakan dakwah akan sulit dilakukan tanpa ada fondasi keilmuan yang kuat,” tegas Hilman. (Suri)
Rakernas MTK dan LBSO ‘Aisyiyah Perkuat Langkah Dakwah Berkemajuan
/0 Comments/in Berita /by Pimpinan Pusat 'AisyiyahSURAKARTA – “Seluruh pimpinan dituntut mujahadah yang semakin berkemajuan dalam pemikiran maupun dalam menggerakan segala usaha persyarikatan untuk memjukan umat, bangsa, dan kemanusiaan semesta.” Hal tersebut disampaikan oleh Ketua Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah, Siti Aisyah saat membuka Rapat Kerja Nasional Majelis Tabligh dan Ketarjihan bersama Lembaga Budaya, Seni, dan Olahraga Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah (MTK dan LBSO PP ‘Aisyiyah) pada Jum’at (18/8/23) di Auditorium Moh Djazman Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Menurut Siti Aisyah, mujahadah para warga Muhammadiyah tidak hanya berzikir di malam hari tetapi juga jihad mengeluarkan potesi, pemikiran, dan tenaga untuk melayani dan memberikan solusi bagi kehidupan keumatan, kebangsaan, dan kemanusiaan universal. Oleh karena itu penguatan kepemimpinan adalah sebuah keniscayaan di tengah tantangan yang semakin berat dan kompleks. Terlebih semakin luas dan besarnya kelembagaan ‘Aisyiyah yang tersebar dari pusat hingga ranting.
Tema Rakernas “Penguatan Kepemimpinan untuk Perluasan Dakwah Berkemajuan Menuju Peradaban Bangsa” disebut Aisyah dijiwai oleh tema Muktamar ke-48 ‘Aisyiyah. “Spirit tema ini juga dijiwai tema Muktamar, perluasan dakwah berkemajuan adalah amanat Muktamar ‘Aisyiyah ke-48 yaitu bahwa program nasional diarahkan tercapainya usaha ‘Aisyiyah yang mengarah pada penguatan, pengembangan, dan peningkatan kualitas dan perluasan dakwah pencerahan dan tajdid untuk mencapai tujuan organisasi.”
Ketua MTK PP ‘Aisyiyah, Evi Sovia Inayati dalam sambutannya juga mengajak segenap peserta rakernas untuk menguatkan semangat pasca Muktamar-48 ‘Aisyiyah. Dimana Muktamar 48 juga dilaksanakan di Surakarta tepatnya di UMS yang juga merupakan lokasi Rakernas ini. “Mari kita memulai langkah dan derap menuju tabligh dan dakwah secara luas ‘Aisyiyah yang berkemajuan, mulai merancang berbagai aktivitas dan kegiatan besar dari Surakarta,” ujar Evi.
Rakernas ini disebut Evi memiliki tujuan utama untuk merumuskan dan menyepakati berbagai kegiatan dalam rangka melaksanakan Program Nasional ‘Aisyiyah keputusan Muktamar ke-48. Program tersebut adalah Program Umum, Program Bidang Ketahanan Keluarga, Program Bidang Tabligh dan Pemikiran Keagamaan dan Program Kebudayaan.
‘Aisyiyah disebut Evi sejak berdirinya hingga kini telah memberikan kontribusi bagi kemajuan bangsa Indonesia bahkan kemanusiaan secara global. Akan tetapi perkembangan kehidupan juga membawa berbagai tantangan bagi dakwah ‘Aisyiyah yang disebut Evi juga harus ditangkap sebagai peluang. Ia menyebutkan salah satunya adalah munculnya perkembangan pandangan keagamaan yang ekstrim. Menurut Evi menghadapi tantangan tersebut, ‘Aisyiyah mempunyai peluang untuk menerbarkan Islam Wasathiyah dan memperluas pandangan Islam berkemajuan. “Kami melihat ada peluang memperluas pandangan Islam Berkemajuan, Pandangan Islam Wasathiyah karena pada dasarnya pandangan corak pemikiran keagamaan Indonesia adalah pandangan yang moderat atau wasathiyah.”
Selain itu juga peluang untuk menguatkan peran ulama dan mubalighat perempuan untuk pencerahan peradaban. Hal ini sejalan dengan kebijakan pemerintah yang memberi ruang bagi para tokoh agama maupun tokoh masyarakat untuk menjadi agen perubahan. “dihampir semua kebijakan pemerintah terkait perencanaan pembangunan mencantumkan tokoh agama tokoh masyarakat sebagai agen perubahan, dalam konteks inilah ‘Aisyiyah perlu memperkuat potensi kader ulama perempuan yang berperspektif Islam Berkemajuan.”
Evi menyebut masih banyak lagi isu yang harus direspon oleh para kader ‘Aisyiyah yang semuanya harus dilakukan dengan cara mencerahkan dan mencerdaskan. “Menjadikan ini PR bersama yang diamanahkan kepada Majelis Tabligh dan Ketarjihan di semua level kepemimpinan dengan berbagi peran di dalamnya dalam rangka memberikan solusi baik dalam persoalan bangsa.”
Rektor Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), Sofyan Anis menyebutkan bahwa dalam usia 78 tahun Indonesia merdeka, Muhammadiyah telah berkiprah mulai dari meraih kemerdekaan hingga membangun Indonesia merdeka. Salah satu strategi yang dilakukan oleh K.H Ahmad Dahlan yang berkembang luas hingga kini adalah denggan membangun amal usaha meraih dakwah amal maruf nahi munkar. “Ini adalah sebuah realitas sumbangan Muhammadiyah yang bisa dirasakan manfaatnya untuk bangsa dan negara,” ujarnya.
Pasca Muktamar ke-48 Muhammadiiyah yang menghasilkan Risalah Islam Berkemajuan, Anis mendorong kontribusi seluruh kader Muhammadiyah untuk membangun bangsa. Muhammadiyah menurut Anis memerlukan generasi yang dinamis dan progresif yang mampu membawa berbagai terobosan baru. Salah satunya dalam hal dakwah yang menurut Anis harus mampu menjawab tantangan jaman dan dapat beralih bukan hanya bil lisan tetapi bil digital. “Kembangkan metode dakwah berbasis digital, kita buat strategi yag paling baik dan menentukan keberhasilan program kedepan.” (Suri)
Alamat
Jl. KH. Ahmad Dahlan Nomor 32, 55161, Yogyakarta
Telp/Fax: 0274-562171 | 0274-540009
Jl. Menteng Raya No. 62, 10340, Jakarta Pusat
Telp/Faks: 021-3918318
Jl. Gandaria I/1, Kebayoran Baru, 12140, Jakarta Selatan
Telp/Faks: 021-7260492