Risalah Islam Berkemajuan Bukan Hanya Buah Pikiran Tetapi Wujud Nyata Langkah Muhammadiyah bagi Bangsa

Indonesia masih belum mampu mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyatnya, bahkan bisa dibilang semua Sila di Pancasila menghadapi tantangannya tersendiri. Hal tersebut dipaparkan oleh Siti Zuhro, Peneliti Ahli Utama dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (PRP-BRIN) pada Seminar Nasional ‘Aisyiyah untuk Bangsa dalam Rangka Muktamar 48 ‘Aisyiyah pada Rabu (2/11/22) yang diselenggarakan Majelis Pembinaan Kader Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah.
Selain itu Zuhro juga menyebutkan bahwa kehidupan berbangsa saat ini semakin kering dari nilai nilai luhur agama budaya dan adab yang semakin jauh dari kepedulian pada nasib sesama dan semakin rentan pada pembelahan sosial. Kondisi ini disebutnya masih terjadi dan belum diobati. Selain itu ada beberapa persoalan laten yang menuntut perhatian serius semua pihak diantaranya masalah sosial ekonomi seperti kemiskinan dan kesenjangan sosial serta masalah pendidikan. Lebih lanjut Zuhro juga menyampaikan salah satu pelemahan rakyat yang paling merisaukan adalah adanya politik belah bambu khususnya terhadap umat Islam yang dimainkan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.
Zuhro melanjutkan bahwa baik buruknya bangsa Indonesia khususnya sangat tergantung pada keputusan politik yang dibuat oleh elit pemerintah dan politik khususnya yang berada di DPR. Dalam kategori agama, Zuhro menyampaikan bahwa tanggung jawan tersebut berada di tangan umat Islam sebagai komponen mayoritas di Indonesia.
Sebagai ormas Islam perempuan terbesar, ‘Aisyiyah disebut Zuhro memiliki sarana yang cukup khususnya sarana pendidikan. “Masalahnya bagaimana kader ‘Aisyiyah mampu memainkan peran strategis dan berpikir out of the box yakni yang mampu menyelesaikan masalah dengan mencari metode problem solving baru ketimbang menggunakan solusi yang umum digunakan dan tidak terpaku hanya dalam peran tradisional.”
Oleh karena itu dalam upaya yang disebutnya sebagai “memperadabkan bangsa”, Zuhro meminta agar ‘Aisyiyah dapat terus menyiapkan kadernya sebagai garda terdepan dengan beberapa poin yang harus diperhatikan yakni thinking out of the box, inspiring, motivating and leading. Kemudian peran menyinergikan elemen-elemen bangsa dimana ‘Aisyiyah menjadi leading sector dengan formula yang sudah disiapkan, mendorong terjadinya kolaborasi, komitmen ‘Aisyiyah membangun peradaban, bekerjasama dengan stakeholders lainnya melakukan gerakan, serta mengawal pemilu agar berkualitas dan berkeadaban untuk mewujudkan pemerintah Indonesia yang governable dan tidak korup.
Sebagai bagian dari elemen bangsa, salah satu tantangan besar yang dihadapi ‘Aisyiyah untuk memperadabkan bangsa adalah dengan mengembalikan jalan politik dan pemerintahan Indonesia kepada konstitusi Indonesia yakni sistem demokrasi rakyat yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
Dengan semangat Bhineka Tunggal Ika dan dilandasi oleh Pancasila, Zuhro menyebut bahwa ‘Aisyiyah harus berada di garda terdepan dalam mendorong praktik berbangsa dan bernegara yang lebih beretika, berkualitas, sehat, dan bermartabat. “Mari kita kembalikan kehidupan berbangsa dan bernegara yang bernuansa ala Indonesia yang dilandasi oleh Pancasila dan dikawal oleh UUD 1945, NKRI, dan Bhineka Tunggal Ika. Nasib NKRI tergantung pada semua warga negara dan oleh karena itu semuanya memiliki tanggung jawab yang sama untuk mempertahankannya.” (Suri)
“Dalam perkembangan dan dinamika kebangsaan diperlukan upaya menyiapkan kader perempuan yang akan memimpin barisan perempuan Muhammadiyah sebagai organisasi yang bertumpu pada ke-Islaman dan kemajuan.” Hal tersebut disampaikan oleh Ketua Majelis Pembinaan Kader (MPK), Salmah Orbayinah dalam Seminar Nasional ‘Aisyiyah untuk Bangsa dalam Rangka Muktamar 48 ‘Aisyiyah pada Rabu (2/11/22).
Keberadaan para kader ini diperlukan karena manurut Salmah umat Islam di Indonesia saat ini menghadapi berbagai persoalan yang berat. “Berbagai persoalan yang berat seperti pemahaman yang radikal, cenderung merendahkan kaum perempuan, tidak toleran pada perbedaan, masih maraknya kekerasan, dan sebagainya. Ada juga masalah-masalah yang terkait beberapa kelompok masyarakat yang memerlukan perhatian khusus dan perhatian akan keamanan hidupnya seperti kelompok lansia dan difabel.” Berbagai kondisi ini disebut Salmah meniscayakan ‘Aisyiyah berperan aktif memecahkan masalah sebagai wujud misi dakwah dan tajdid untuk memajukan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Dalam Seminar Nasional bertema “Peran Strategis Kader ‘Aisyiyah dalam Merespon Permasalahan Bangsa” ini Salmah menyampaikan bahwa seorang kader sebagai penggerak organisasi harus mampu memiliki harapan besar bahwa bisa melakukan perubahan dan terobosan baik untuk dirinya sendiri terlebih dalam tubuh organisasi dan gerakan dan mampu berperan penting dalam kebangsaan. Karena pentingnya keberadaan kader ini Salmah menyebut menjadikan proses kaderisasi dinilai sakral dan serius.
“‘Aisyiyah dituntut menyiapkan generasi baru kader penggerak di mana di era globalisasi yang sarat tantangan, insya Allah ‘Aisyiyah berusaha mewujudkan perempuan khairuh ummah yang berkarakter, perempuan khairu ummah adalah perempuan berkemajuan yang hadir sebagai umat tengahan yang bisa memajukan, memberdayakan kehidupan kemanusiaan semesta,” ujar Salmah.
Pentingnya keberadaan dan peran kader ini menjadikannya masuk menjadi salah satu agenda Muktamar ke-48 ‘Aisyiyah di November 2022. Yakni menyiapkan para kader, menyiapkan kepemimpinan ke depan. Di fase ‘Aisyiyah abad kedua ini Salmah mengajak seluruh kader untuk bersama mempersiapkan generasi dan melanjutkan kepemimpinan di abad selanjutnya dengan meneladani kepemimpinan sebelumnya yang telah menorehkan berbagai macam prestasi.
Ketua Umum Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah, Siti Noordjannah Djohantini yang hadir dalam seminar nasional ini juga turut mendorong para kader ‘Aisyiyah untuk terus menguatkan dirinya untuk dapat bersama membangun ‘Aisyiyah menjadi lebih besar lagi. “Jika kader-kader kita tidak bersemangat untuk terus menguatkan dirinya, menajamkan ideologi persyarikatan, meluaskan jangkauan untuk berdakwah, berkomunikasi dengan banyak pihak tentu kita hanya menjdi katak di tempurung, kita besar akan tetapi besarnya di dalam,” tegas Noordjannah.
Seminar ini disebut Noordjannah menjadi bagian yang sangat penting dalam penguatan kaderisasi ‘Aisyiyah. “Kaderisasi bagi organisasi kita adalah wadah yang tidak bisa diabaikan dan menjadi sebuah keniscayaan yang semuanya harus sesuai dengan pandangan persyarikatan.” (Suri)
“Kalau kita berbicara peran ‘Aisyiyah dan peran kader-kader ‘Aisyiyah, maka kader adalah orang-orang yang terpilih yang harus mampu melakukan apa saja yang tidak bisa dilakukan pemimpin sebelumnya untuk menggerakkan organisasi menjadi yang terdepan yang tidak bisa dilakukan pemimpinan sebelumnya, ini tidak sederhana.” Hal tersebut disampaikan oleh Ketua Umum Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah, Siti Noordjannah Djohantini dalam Seminar Nasional ‘Aisyiyah untuk Bangsa dalam Rangka Muktamar 48 ‘Aisyiyah bertema “Peran Strategis Kader ‘Aisyiyah dalam Merespon Permasalahan Bangsa”pada Rabu (2/11/22).
Kaderisasi disebut Noordjannah adalah penting bagi gerak ‘Aisyiyah. “Kaderisasi bagi organisasi kita adalah wadah yang tidak bisa diabaikan, menjadi sebuah keniscayaan bagaimana karakter kader-kader kita memiliki semangat dan landasannya yang harus sesuai sesuai dengan pandangan persyarikatan kita yakni Muhammadiyah.”
Para kader disebut Noordjannah harus memiliki peran-peran dan bertumbuh dalam kekuatan iedeologi persyarikatan yang membawa pandangan Islam Berkemajuan yang membawa kehidupan manusia bisa menghadapi tantangan yang dihadapinya. Kader ‘Aisyiyah, lanjut Noordjannah harus menguatkan dirinya dengan menajamkan ideologi persyarikatan serta meluaskan jangkauan untuk berdakwah dan berkomunikasi dengan banyak pihak agar kekuatan ‘Aisyiyah tidak hanya ke dalam.
“’Aisyiyah ini besar, kita sudah masuk ke abad kedua, maka kita tidak boleh mundur ke belakang, kita harus maju menguatkan diri, menguatkan kolektifitas dan kekuatan kita, tinggal bagaimana kita bersama bergandeng tangan memberikan yang terbaik dari ‘Aisyiyah bagi kepentingan umat dan bangsa. Bangsa kita sedang terus memerlukan peran perempuan berkemajuan,” tegas Noordjannah.
‘Aisyiyah ke depan menurut Noordjannah harus memiliki kecepatan 3x lipat dari kecepatan sekarang. Hal ini terus disampaikan Ketua Umum Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah ini kepada segenap pimpinan ‘Aisyiyah. “Kecepatan ‘Aisyiyah harus berlipat-lipat, menggerakkan roda kecepatan ‘Aisyiyah yang akan datang oleh para kader yang handal, berakhlak mulia yang paham mengenai persyarikatan yang menatap masa depan dengan penuh harapan.” (Suri)
Risalah Perempuan Berkemajuan menjadi salah satu pandangan ‘Aisyiyah yang akan disahkan dalam gelaran Muktamar ke-48 ‘Aisyiyah yang akan dilaksanakan pada 18-20 November ini. Ketua Umum Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah, Siti Noordjannah Djohantini pada Rabu (2/11/22) menyebutkan bahwa Risalah Perempuan Berkemajuan ini ingin mensistematisasi dan melanjutkan pedoman pandangan ‘Aisyiyah Muhamamdiyah terkait gerak perempuan.
Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah sebagai organisasi Islam yang berkemajuan sudah mengeluarkan berbagai pandangan terkait perempuan. Noordjannah menyebut berbagai contohnya seperti Adabul mar’ah fil Islam. “Sudah ada Adabul mar’ah fil Islam yang itu membuat orang terbelalak disaat orang masIh berpikir bagaimana kepemimpinan perempuan. Waktu itu ‘Aisyiyah melalui Majlis Tarjih sudah menyatakan perempuan boleh menjadi hakim, perempuan boleh menjadi apa saja tentu dengan adab sebagaimana Islam mengajarkan.” Kemudian dalam konteks kehidupan dimana banyak persoalan dihadapi oleh para perempuan, seperti kekerasan juga penempatan perempuan yang tidak pada tempatnya, Noordjannah menyebutkan bahwa Muhammadiyah ‘Aisyiyah sudah mempunyai fikih perempuan.
Noordjannah menyebut bahwa masih banyak pikiran ‘Aisyiyah di abad kedua ini dan Muktamar ke-48 akan mempersembahkan pandangan ‘Aisyiyah mengenai Risalah Perempuan Berkemajuan. Oleh karena itu Noordjannah meminta agar segenap anggota Muktamar dapat berkontribusi dan memberikan pandangannya dalam Risalah Perempuan Berkemajuan yang akan menjadi gerakan ‘Aisyiyah ke depan. “Marilah kesempatan Muktamar yang sangat baik ini kita gunakan untuk memberikan pandangan dan berkonribusi bagi gerakan ‘Aisyiyah ke depan yakni risalah perempuan berkemajuan.” (Suri)
Berbicara dalam Seminar Nasional ‘Aisyiyah untuk Bangsa dalam Rangka Muktamar 48 ‘Aisyiyah pada Rabu (2/11/22), Hilman Latief, kader Muhammadiyah yang juga merupakan Dirjen Penyelenggaran Haji dan Umroh Kementerian Agama Republik Indonesia menyebut bahwa ‘Aisyiyah sebagai organisasi perempuan Islam yang paling tua saat ini telah memiliki kiprah yang sangat besar terutama pada permasalahan keluarga serta ibu dan anak.
Di balik kiprah ‘Aisyiyah yang besar tersebut akan tetapi menurut Hilman, ‘Aisyiyah masih memiliki PR kedepan. “Kita mengapreasiasi betul sepak terjang ‘Aisyiyah memasuki dua abad usianya ini dan PR kita adalah apa yang akan diisi dan diproyeksikan ‘Aisyiyah sebagai gerakan perempuan Indonesia untuk satu abad ke depan,” ujarnya.
Salah satu PR yang harus menjadi perhatian menurut Hilman adalah bagaimana menguatkan peran perempuan di ruang publik terutama dalam hal pengambilan kebijakan politik. “PR masih banyak, saya melihat khususnya saat ini bagaimana ke depan peran perempuan di persyarikatan lebih terlihat di ruang publik terutama dalam mengambil kebijakan politik yang lebih startegis, saya sebagai kader persyarikatan juga menginginkan proses kaderisasi di ‘Aisyiyah bukan hanya membentuk kader tangguh untuk menjalan visi misi persyarikatan tetapi juga memiliki peran yang luas di ruang publik.”
Oleh karena itu Hilman menyampaikan bahwa ‘Aisyiyah harus memproyeksikan agar kader ‘Aisyiyah di berbagai lini dapat lebih kuat dan lebih terlihat. “Ke depan, ‘Aisyiyah harus memikirkan bagaimana model kaderisasi dalam rangka mempromisikan kadernya di ruang politik yg lebih luas. Mari kita cetak lebih banyak lagi generasi baru yang mampu menopang gerakan ‘Aisyiyah.”
Lebih lanjut Hilman juga menyampaikan terkait transformasi digital dan tranformasi manajemen agar ‘Aisyiyah dapat menguatkan tracing, rekam jejak, dan data base atas seluruh kegiatan yang sudah dilakukan. Hilman meminta agar ‘Aisyiyah tidak puas dengan sampai pada tahap bekerja ikhlas dan dapat bermanfaat tetapi juga harus menunjukkan kepada publik secara nasional maupun internasional hasil kerja ‘Aisyiyah selama sepak terjangnya. Ia menyebutkan salah satu kontribusi besar ‘Aisyiyah bagi bangsa adalah perhatiannya kepada pendidikan yang melahirkan puluhan ribu pendidikan anak usia dini. Belum lagi hadirnya perguruan tinggi ‘Aisyiyah yang tersebar di berbagai penjuru serta hadirnya tiga universitas ‘Aisyiyah. Menurutnya Ini adalah suatu capaian yang sangat besar bagaimana organisasi perempuan mampu mengelola lembaga pendidikan hingga tingkat perguruan tinggi.
“Harus ada rekam jejak yang bisa ditracing dengan baik dari segi database, saya harap bisa memperbaiki aspek tersebut untuk menunjukan kepada publik scara nasional maupun internasional termasuk dalam memformulasikan hasil kerja ‘Aisyiyah selama beberapa tahun terakhir.” (Suri) 2022-11-02 17:42:00 BERITA Admin ‘Aisyiyah image tb_news 560 hilman-latief-aisyiyah-perlu-perlihatkan-rekam-jejak-kiprahnya-bagi-bangsa PDF see Change Delete
Risalah Perempuan Berkemajuan : Pandangan ‘Aisyiyah di Fase Abad Kedua Risalah Perempuan Berkemajuan menjadi salah satu pandangan &ls
Bidang IT Panitia Penerima Muktamar 48 Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah gandeng PT. Telkom untuk melakukan pemasangan puluhan instalasi internet baru di 5 venue Muktamar. Hal ini terkemuka dalam pertemuan koordinasi dengan pihak Telkom serta panitia bidang media, publikasi dan dokumentasi di Ruang Sidang IT lantai 5 Gedung Siti Walidah, UMS pada Jumat (28/10/22).
Koordinator Bidang IT Pemilihan, Bana Handaga usai rapat koordinasi menyampaikan, rakor dengan pihak Telkom kali ini menjadi pertemuan yang kedua setelah sebelumnya melakukan rapat zoom dengan Iwan Setiawan, Sekretaris Panitia Pusat Muktamar ke-48 Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah yang menginisiasi untuk pemasangan instalasi internet di venue Muktamar.
“Rapat kedua bersama GM Telkom di Gedung Edutorium. Hasilnya dijalankan tim teknis dengan melakukan tindak lanjut di hari ini. PT Telkom support muktamar terutama fasilitas koneksi internet. Hari ini disepakati pemasangan instalasi internet di 5 venue Muktamar dan pendukung Muktamar,” terang Bana Handaga.
5 venue yang akan dipasangi jaringan internet tersebut adalah Edutorium K.H. Ahmad Dahlan UMS, GOR UMS, Auditorium Moh Djazman, serta Stadion Manahan Solo yang merupakan lokasi pembukaan Muktamar 48 dan De Tjolomadoe sebagai lokasi Muktamar Fair dan MITE.
Disampaikan Bana Handaga, pemasangan instalasi internet paling banyak akan berada di Gedung Edutorium K.H. Ahmad Dahlan UMS dan Auditorium Moh. Djazman. Edutorium sesuai rencana akan dipasangj instalasi internet dengan jumlah 30-50 wifi id, termasuk untuk ruang media dengan kekuatan bandwitch besar.
“Di Edutorium nanti instanlasi internet sudah mulai diaktifkan saat acara Najwa (acara Muktamar Talk), acaranya tangal 10, aktif tanggal 6,” kata Bana yang juga Dosen Prodi Informatika Fakultas Komunikasi dan Informatika (FKI) UMS itu.
“Kemudian di Auditorium Moh.Djazman paling penting koneksi ke zoom ada koneksi utama asti net yang kita pakai kabel untuk mendukung sidang online perlu dukungan koneksi internet bagus,” terang Bana Handaga yang juga Kepala Bagian IT UMS itu.
Mengingat pentingnya Sidang Pleno I Muktamar di Auditorium Moh Djazman, pemasangan jaringan IT sudah akan dilakukan tanggal 2 November 2022. Tempat yang lain pemasangan instalasi internet akan dilakukan 2 hari sebelum hari pelaksanaan.
Sementara di Staidion Manahan Solo juga akan dipasangi WiFi id pada beberapa lokasi ruang publik dan ruang media center. “Di stadion kita pasang 15 wifi id di dalam stadion termasuk di ruang media center. kita akan pasang instalasi internet yang besar di ruang media center ini,” kata Bana. Kemudian pemasangan instalasi internet di De Tjolomadoe dilakukan di lokasi parkir (out door) sebanyak 4 wifi. Sementara di indoor atau di lokasi Expo akan dipasang 2 wifi id.
Disampaikan Bana Handaga, pihaknya begitu tergantung kepada Telkom untuk pemasanhan instalasi internetnya. Nantinya PT Telkom akan menggandeng PT Telkomsel untuk mengaktifkan internet. “Yang paling penting listrik harus full. Untuk itu di beberapa gedung ada genset,” kata Bana Handaga.*
Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir dan Ketua Umum PP ‘Aisyiyah, Siti Noordjannah Djohantini melakukan peninjauan dan mengikuti simulasi pemilihan Muktamar 48 Muhammadiyah ‘Aisyiyah di Gedung Edutorium K.H. Ahmad Dahlan, UMS pada Sabtu (29/10/22).
Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir mengatakan tadi pagi telah dilakukan simulasi registrasi pendaftaran peserta muktamar ke-48 Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah di Gedung Induk Siti Walidah, UMS.Kemudian saat ini, tengah berlangsung simulasi yang kedua yaitu simulasi pemilihan anggota Pimpinan Pusat Muhammadiyah maupun anggota Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah dengan menggunakan e-votting secara penuh dengan peserta dari anggota Muktamar Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah Jawa Tengah, DIY, dan Jatim.
“Pemilihan anggota PP Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah saat ini lebih ringkas karena menggunakan e-votting yang lebih mudah lebih cepat. Ini langkah baru dari Muhammadiyah menggunakan sistem pemilihan yang cool dengan dukungan tim IT yang canggih, kerahasiaan yang insya allah terjamin maka insya Allah inilah simulasi untuk memastikan pelaksanaan Muktamar Muhammadiyah ‘Aisyiyah berjalan baik,” terang Dosen Program Doktor Politik Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Yogyakarta tersebut.
Disinggung peserta Muktamar daerah lain yang tidak bisa mengikuti simulasi pemilihan ini, Haedar Nashir mengatakan proses pemilihan dengan sistem e-votting akan berjalan dengan baik karena kan didukung oleh petugas yang canggih, trampil. Dan tetap menjaga aspek kerahasiaan pemilihan dan untuk aspek lain akan didukung panitia dengan baik. “Walaupun tidak ikut simulasi, Insya Allah secara teknis mudah dijalankan dengan arahan teknis dari petugas,” kata Haedar Nashir.
Haedar Nashir berharap Muktamar Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah yang akan berjalan harus menjadi muktamar yang mampu menjaga marwah Muhammadiyah dan jadi contoh, uswatun hasanah dari Muhammadiyah berkemajuan yang tetap mengikat kita bersaudara sebagaimana theme song Muktamar itu.”
‘Aisyiyah kembali menjangkau pendidikan di daerah terpencil dengan mendirikan TK ABA Yatomb di Kampung Yatomb, Distrik Waninggap Nanggo, Distrik Semangga, Kabupaten Merauke, Provinsi Papua Selatan. TK yang berdiri di Halaman Masjid Al-Amin Kampung Waninggap Nanggo ini binaan Pimpinan Daerah Aisyiyah (PDA) Kabupaten Merauke dan merupakan satu-satunya pendidikan usia dini yang ada di Kampung Yatomb.
Dalam rangka menggerakkan dan membangkitkan pelaku usaha perempuan, Majelis Ekonomi dan Ketenagakerjaan (MEK) Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah melaunching ISWARA – Ikatan Saudagar dan Wirausaha ‘Aisyiyah pada Kamis (27/10/22). Kegiatan yang berlangsung di Gedung Siti Walidah, Hall Baroroh Baried, Universitas ‘Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta ini dihadiri oleh Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia, Teten Masduki; Ketua Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah, Siti Noordjannah Djohantini beserta jajaran; Rektor UNISA Yogyakarta, Warsiti; Ketua MEK PP ‘Aisyiyah, Dyah Suminar; Kepala Dinas Koperasi dan UKM, Srie Nurkyatsiwi; Direktur Utama Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (LPDB-KUMKM), Supomo; CEO Evermos, Ghufron Mustaqim; serta anggota Sekolah Wirausaha ‘Aisyiyah (SWA), dan anggota Ikatan Pengusaha ‘Aisyiyah (IPAS).
Kegiatan yang terselenggara sebagai salah satu kegiatan semarak jelang Muktamar 48 Muhammadiyah ‘Aisyiyah ini, Ketua Majelis MEK PP ‘Aisyiyah, Dyah Suminar menyampaikan bahwa pembentukan ISWARA perlu dilakukan sebagai wadah untuk menghimpun, meningkatkan kualitas diri, saudagar dan wirausaha lebih mandiri dan profesional. Dyah menyebut bahwa di beberapa daerah ‘Aisyiyah telah terbentuk IPAS atau Ikatan Penguasaha ‘Aisyiyah. Dijelaskan oleh Dyah nantinya IPAS ini akan menjadi ISWARA. “Warga ‘Aisyiyah tidak perlu bingung, ISWARA dibentuk agar lebih luas dan luwes mengembangkan gerakan enterpreneurship, meningkatkan kapasitas pelaku usaha, membangun jejaring dengan pihak lain, maupun antar saudagar dan wirausaha ‘Aisyiyah Muhammadiyah,” terangnya. Selain itu, MEK PP ‘Aisyiyah juga sudah menerbitkan ketentuan ISWARA yang menginduk pada pedoman Majelis Ekonomi PP ‘Aisyiyah sehingga akan dapat digunakan sebagai acuan Pimpinan ‘Aisyiyah diseluruh Indonesia.
Sebagai organisasi sosial keagamaan, ‘Aisyiyah disebut Dyah memiliki komitmen nyata dan tanggung jawab untuk terlibat bagi upaya peningkatan kualiatas kehidupan perempuan dalam berbagai aspek kehidupan termasuk dalam aspek ekonomi. Dimana hal ini sesuai dengan spirit perempuan berkemajuan ‘Aisyiyah. Dyah juga menyebut gerak dakwah yang dilakukan ‘Aisyiyah dalam hal pemberdayaan ekonomi juga merupakan sebuah upaya mendukung pencapaian pembangunan berkelanjutan atau SDGs khususnya pada tujuan mengakhiri kemiskinan, memastikan hidup sehat dan kesejahteraan untuk semua, mencapai kesetaraan gender, serta pertumbuhan ekonomi yang berlanjutan dan inklusi.
“Untuk mencapai tujuan tersebut, MEK PP ‘Aisyiyah melakukan berbagai upaya melalui kegiatan seperti Bina Usaha Ekonomi Keluarga ‘Aisyiyah (BUEKA), program Sekolah Wirausaha ‘Aisyiyah (SWA), pengembangan koperasi, pendampingan pekerja migran dan pekerja informal, serta gerakan lumbung hidup ‘Aisyiyah.” Dibentuknya ISWARA menurut Dyah dipandang perlu untuk menyempurnakan wadah komunitas profesi, bentuk pengembangan ekonomi perempuan pelaku usaha baik unsur BUEKA, alumni SWA, IPAS, kemudian kelompok koperasi dan para pekerja migran.
Rektor UNISA Yogyakarta, Warsiti dalam sambutannya menyampaikan siap memberikan kontribusi yang diperlukan dalam mendukung berbagai program ‘Aisyiyah termasuk dalam pemberdayaan ekonomi bagi perempuan. Gerak dakwah ‘Aisyiyah menurutnya sangat nyata dalam menguatkan kualitas perempuan dalam berbagai aspek kehidupan. “Kami sebagai bagian dari ‘Aisyiyah, sebagai bagian dari amal usaha ‘Aisyiyah siap berkolaborasi, bekerjasama dengan seluruh majelis di persyarikatan dan siap bekolaborasi dengan pemerintah dalam rangka memajukan bangsa ini.”
Ketua Umum PP ‘Aisyiyah, Siti Noordjannah Djohantini menyebutkan bahwa melalui ISWARA, Majelis Ekonomi dan Ketenagakerjaan ‘Aisyiyah berupaya untuk menguatkan dan meluaskan dengan mensinergikan seluruh potensi yang ada untuk menjadi sebuah kekuatan gerakan ekonomi dari tingkat bawah. Noordjannah percaya bahwa Indonesia mempunyai kekuatan melakukan lompatan untuk menjadi sebuah negara yang besar jika seluruh komponen yang mampu menggerakkan ekonomi bersatu.
‘Aisyiyah menurut Noordjannah juga telah menunjukkan komitmennya membangun bangsa tercinta ini salah satunya melalui kegiatan ekonomi. Para perempuan disebut Noordjannah memiliki potensi untuk membangun Indonesia termasuk melalui setiap kegiatan perekonomian yang dilakukannya, tidak hanya pada level atas tetapi juga termasuk para ibu yang berjualan secara kecil-kecilan. “Melalui ibu yang bakul-bakul kecil sampai pada ibu-ibu yang sudah memiliki startup itu memberikan kontribusi. Perempuan bakul kecil, mereka juga mnjadi penyangga keluarganya,” tegas Noordjannah. Oleh karena itu Noordjannah mengajak segenap pihak bersama untuk bersinergi membangun kejayaan Indonesia. “Inilah semangat kita, semangat untuk Islam dan Indonesia berkemajuan.”
Menteri Koperasi dan UKM RI, Teten Masduki juga menyampaikan apresiasinya atas terbentuknya ISWARA oleh ‘Aisyiyah ini. Menurut Teten, Indonesia saat ini tengah mempersiapkan diri menjadi negara maju. Salah satu indikator sebuah negara yang maju adalah jumlah para pengusahanya. Saat ini di Indonesia para saudagarnya baru berjumlah 3,47%, padahal untuk menjadi negara maju minimum terdapat 4% sampai 12% pebisnis.
Selain itu, pada usia 100 tahun, Indonesia juga diprediksi oleh banyak lembaga dunia akan menjadi empat kekuatan ekonomi di dunia setelah Amerika, Cina, dan India. Oleh karena itu saat ini adalah waktu untuk menguatkan diri menjadi empat kekuatan besar ekonomi tersebut. Oleh karena itu Teten sangat mengapresiasi gerakan ‘Aisyiyah yang membentuk ISWARA ini. “Saya senang sekali ada ide tentang ISWARA ini, karena kita tidak bisa sendiri-sendiri. Saya sudah evaluasi bahwa untuk UMKM naik kelas itu tidak bisa sendiri-sendiri, ini harus kita konsolidasikan, kita agregasi sehingga skala ekonominya tetap dapat.”
Lebih lanjut Teten juga menyampaikan bahwa potensi yang dimiliki para perempuan dalam menggerakkan perekonomian bangsa sangatlah besar. Beberapa penelitian menyebut perempuan menjadi penggerak perekonomian yang lebih unggul dari laki-laki. “Ini modal penting, karena itu tidak salah jika pemerintah memprioritaskan penguatan ekonomi perempuan dengan membangun perekonomian Indonesia berbasis UMKM dan berbasis emak-emak,” ujarnya. “Kalau nanti kita bisa menciptakan banyak saudagar dari para ibu-ibu di ‘Aisyiyah maka akan hebat negara ini,” lanjut Teten.
Teten juga berharap agar Kementerian Koperasi dan UKM RI bersama ‘Aisyiyah dapat menjali kerjasama yang semakin konkrit. “Saya ingin UMKM termasuk Koperasi tidak hanya mengurusi ekonomi marginal tetapi kita mulai masuk ke ekonomi yang punya daya saing supaya kita bisa tumbuh besar dan kekuatan ekonomi bisa dikuasi masyarakat Indonesia.”
Acara dilanjutkan dengan launching ISWARA secara simbolis oleh Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia, Teten Masduki; Ketua PP ‘Aisyiyah, Siti Noordjannah Djohantini; Ketua PP ‘Aisyiyah yang membidangi Majelis Ekonomi, Latifah Iskandar; Rektor UNISA Yogyakarta, Warsiti; dan Ketua MEK PP ‘Aisyiyah, Dyah Suminar. Kemudian dilaksanakan juga seminar bertema “Ekonomi Digital, Berdayakan Wirausaha Perempuan” dengan CEO Evermos, Ghufron Mustaqim sebagai narasumber. (Suri)
Jl. KH. Ahmad Dahlan Nomor 32, 55161, Yogyakarta
Telp/Fax: 0274-562171 | 0274-540009
Jl. Menteng Raya No. 62, 10340, Jakarta Pusat
Telp/Faks: 021-3918318
Jl. Gandaria I/1, Kebayoran Baru, 12140, Jakarta Selatan
Telp/Faks: 021-7260492