Satu lagi PCIA (Pimpinan Cabang Istimewa ‘Aisyiyah) di luar negeri terbentuk yakni PCIA Turki. Peresmian terbentuknya PCIA Turki ini ditandai dengan pelantikan kepengurusannya bersama PCIM, Lazismu, dan Tapak Suci Turki periode 2022-2024 pada Rabu (22/6/2022).
Ketua Umum Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah, Siti Noordjannah Djohantini menyampaikan rasa bangganya bahwa perkembangan Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah di Turki sangatlah pesat. “Pada beberapa tahun yang lalu saya pernah hadir di Turki yakni di 2018, dan memang di PCIM sudah banyak berkumpul adik-adik perempuan dan kali ini PCIA Turki secara organisasi sudah terbentuk dan secara telah menambah kehadiran PCIA di seluruh dunia.”
Noordjannah menyebutkan akan ada banyak tugas yang sangat mulia yang akan diemban oleh para pengurus yang mayoritas masih berusia muda dan dengan semangat mudanya Noordjannah yakin akan dapat melaksanakan amanat dengan sebaik-baiknya. “Kehadiran organisasi PCIA ini dan kepengurusan yang sudah dilantik akan menambah semangat dakwah dan usaha internasionalisasi Muhammadiyah sebagaimana keputusan Muktamar Muhammadiyah periode lalu,” ujarnya.
Ikhtiar internasionalisasi Muhammadiyah disebut Noordjannah tentu tidak akan terlepas dari dukungan dan usaha bersama-sama yang dilakukan juga oleh ‘Aisyiyah melalui PCIA. Kehadiran PCIA hingga saat ini dan upaya untuk terus melahirkannya di banyak tempat menunjukkan kehadiran persyarikatan yang semakin luas yang memperbesar kontribusi untuk mengembangkan dakwah ‘Aisyiyah secara khusus di berbagai negara.
“Kami punya harapan yang besar, PCIM PCIA menjadi duta organisasi dalam banyak hal sekaligus mempromosikan Islam sebagai rahmatan lil alamin serta mempromosikan pemikiran Islam berkemajuan di berbagai tempat,” ujarnya.
Lebih lanjut, Noordjannah juga menyampaikan bahwa mandat yang diberikan organisasi perlu untuk diluaskan melalui berbagai cara dan peran yang dapat dilakukan PCIM PCIA di masing-masing negara tempat berada. Terkhusus PCIA Noordjannah mendorong agar syiar mengenai pandangan ke-Islaman terkait perempuan juga terus dilakukan. “Bagaimana pandangan keislaman terkait perempuan yang begitu kaya dihadirkan dan menjadi pedoman dalam kehidupan kita, bagaimana menjalankan dakwah yang sudah menjadi putusan Muhammadiyah itu juga begitu luas.”
Perempuan-perempuan ‘Aisyiyah sebagai perempuan Islam yang berkemajuan disebut Noordjannah memiliki potensi besar yang diharapkan mampu memikul tugas sosial amar ma’ruf nahi munkar dan tugas kemanusiaan dan tugas untuk mengusung peradaban dunia. Tentu semua itu dengan dilandasi nilai-nilai Islam Berkemajuan Muhammadiyah dan menjadikan perjuangan tokoh-tokoh Muhammadiyah ‘Aisyiyah sebagai inspirasi yang menguatkan langkah dalam berdakwah.
Abdul Mu’ti, Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, usai melantik PCIM Turki mengajak segenap pengurus untuk bersama-sama menjadikan PCIM sebagai duta Muhammadiyah, duta Indonesia, dan duta umat Islam di Turki. Untuk memperkuat Muhammadiyah di Turki, Mu’ti juga mendorong para pengurus untuk mampu mengembangkan networking. “Kekuatan baru dunia sekarang dan masa depan adalah kekuatan jaringan,” ujar Mu’ti.
Mu’ti juga mengharapkan segenap pengurus yang usianya mayoritas masih muda ini dapat membagi waktunya dengan baik sehingga dapat meraih sukses dalam studi, karir, maupun berorganisasi. “Sukses belajar, sukses berkarier, dan sukses berdakwah untuk mensyiarkan Islam Rahmatan lil alamin di masyarakat Turki.”
Imam As’ari selaku Konsulat Jenderal RI Istanbul, Turki yang turut hadir dalam acara tersebut menyampaikan selamat atas pelantikan pengurus yang baru. As’ari menyebut tantangan sehabis pelantikan adalah harus langsung bekerja. Selain itu, para pengurus juga diharapkan dapat memanfaatkan kondisi bio strategis dan geografis Turki. Salah satunya ia menyebut adalah semakin banyaknya WNI yang menetap di Turki. Tercatat dalam dua tahun terakhir WNI di Turki bertambah dari empat juta menjadi enam juta orang dengan 27-30% adalah pekerja. Para WNI ini disebut As’ari tentu memiliki berbagai latar belakang oleh karena itu ia mengajak para pengurus untuk dapat membangun sinergi dengan berbagai kelompok masyarakat yang ada.
“Saya harap pengurus yang baru dilantik bisa mencerminkan perjuangan Muhammadiyah yang inklusif yang bisa dirasakan manfaatnya tidak hanya bagi warga Muhammadiyah di Turki tetapi seluruh warga Indonesia di Turki,” ujar As’ari dan ia menyebut KJRI sebagai perwakilan pemerintah Indonesia di kawasan Marmara akan selalu mensupport dan yakin Muhammadiyah akan berkembang di Turki.
Dinil Abror, Ketua PCIM (Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah) Turki menyampaikan rasa syukurnya karena dalam kepengurusan kali ini berhasil mendirikan badan otonom yakni PCIA. Ia kemudian memaparkan beberapa program yang sudah dijalankan oleh PCIM dan rencana kedepannya. Salah satunya adalah terus mengembangkan berbagai amal usaha yang dikelola oleh PCIM. Salah satunya adalah sudah berhasil mendirikan Egimu atau Edu Travel Muhammadiyah. “Jika ada yang mau ke Turki untuk menempuh pendidikan, maka PCIM sudah punya wadahnya dan ini sudah berjalan dengan mendampingi pendaftaran masuk universitas dan kedepannya akan dibuka juga travel untuk pariwisata,” terangnya.
Saat ini PCIM dan PCIA berupaya untuk mewujudkan impian adanya sekretariat untuk rumah bersama yang dipergunakan saat berkegiatan. Dinil menyebut sudah ada donatur untuk penyediaan sekretariat ini dan sudah dibentuk tim yang sudah bergerilya mencari lokasi yang pas. “Ada yang belum tercapai yakni mendirikan sekretariat, pengurus bervisi misi mencari sekretariat, mudah-mudahan akan segera punya rumah bersama sehingga setiap ayahanda ibunda datang bisa langsung ke rumah bersama.” (Suri)