Gerakan Keilmuan dan Literasi, Prioritas ‘Aisyiyah Sejak Awal Berdiri
‘Aisyiyah sebagai organisasi perempuan muslim berkemajuan, sejak awal berdirinya sudah menegaskan diri sebagai gerakan keilmuan dan literasi. Hingga kini, marwah gerakan tersebut masih dirawat dan menjadi prioritas dalam setiap periode.
Ketua Lembaga Kebudayaan (LK) Pimpinan Pusat (PP) ‘Aisyiyah, Machsunah Syakir dalam Dialog Literasi : ‘Aisyiyah, Literasi, dan Aksi menjelaskan bahwa prioritas tersebut kemudian dijabarkan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi majelis dan lembaga yang ada di ‘Aisyiyah. Menurut Machsunah, LK PP ‘Aisyiyah menjabarkan gerakan keilmuan dan literasi ‘Aisyiyah menjadi gerakan cinta ilmu yang diikuti dengan gerakan membaca, menulis, dan taman pustaka.
Salah satu bukti nyata masih kuatnya gerakan keilmuan dan literasi ‘Aisyiyah sejak awal berdirinya hingga kini tercermin dalam Majalah Suara ‘Aisyiyah yang sudah terbit sejak tahun 1926. “Satu-satunya majalah perempuan yang sejak awal tetap hidup itu adalah Majalah Suara ‘Aisyiyah, itu sebagai wujud bagaimana literasi dipelihara dan dilakukan.”
Komitmen lain yang dimiliki oleh ‘Aisyiyah tentang keilmuan dan literasi ini di antaranya adalah pengenalan literasi kepada anak sejak usia dini. Komitmen ini dilakukan oleh ‘Aisyiyah melalui Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Di mana LK PP ‘Aisyiyah mengupayakan adanya penguatan mental dengan dongeng atau cerita anak.
LK PP ‘Aisyiyah mendorong munculnya karya-karya cerita anak yang bermuatan mendidik melalui penerbitan buku kumpulan cerpen anak berjudul “Meneladani Akhlak Rasulullah Muhammad saw.” Cerita anak yang dibuat oleh LK PP ‘Aisyiyah ini diharapkan akan menjadi bahan literasi bagi guru-guru, termasuk keluarga. Machsunah menekankan, bahwa keluarga juga bagian dari madrasah tempat belajar ideal bagi anak-anak, sehingga keluarga tidak boleh dipinggirkan perannya dalam gerakan keilmuan dan literasi ini.
Bagi Machsunah, cerita anak merupakan media yang sangat tepat untuk melakukan transformasi nilai-nilai kepada anak-anak dan menjadi dasar pembentukan karakter seorang anak. Karakter inilah yang nantinya diharapkan menjadi landasan akhlaknya ketika anak dewasa. “Unsur cerita anak yang fun dan easy akan menjadi pintu masuk yang tidak berkesan menggurui namun memiliki daya tanam yang luar biasa untuk pembentukan karakter dan akhlak seorang anak manusia.” (muhammadiyah.or.id/Suri)
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!