Inisiatif “Ramadan Jaga Bumi” Ajak Umat Muslim Adopsi Gaya Hidup Ramah Lingkungan
“Ramadan menjadi tugas bersama dalam manajemen sampah, mulai penggunaan kemasan hingga wadah yang ramah lingkungan, serta mengurangi sampah yang berasal dari sisa sisa makanan apalagi sepanjang Ramadan ini, sisa makanan akan mencapai okupansi yang tinggi daripada hari biasa, melihat tren buka bersama hingga masyarakat yang sering berbondong-bondong dalam membeli menu berbuka”, ujar Prima Hadi Putra selaku Direktur Komunikasi dan Teknologi Dompet Dhuafa dalam sambutannya.
Serupa dengan Putra, Hening Parlan selaku Koordinator GreenFaith Indonesia dan juga aktivis lingkungan Lembaga Lingkungan Hidup dan Penanggulangan Bencana (LLHPB) Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah yang melanjutkan sambutan mengungkapkan bahwa aksi peduli lingkungan selama bulan Ramadan perlu dimulai dari perubahan-perubahan kecil di diri sendiri.
“Ramadan adalah sebuah momentum di mana kita bisa melakukan revolusi dan evolusi diri, termasuk revolusi dan evolusi terhadap bumi. Ini momentum yang sangat penting, dan praktek menjaga bumi ini bagian dari rahmatan lil alamin,” jelas Hening Parlan, sebagai pembuka rangkaian aksi Minggu.
Hening mengungkap, bahwa inisiatif “Ramadan Jaga Bumi” akan dilanjutkan melalui tiga kegiatan utama: (1) Eco-ta’jil, yang mengajak umat Muslim mengurangi penggunaan plastik sekali pakai dalam kemasan ta’jil selama bulan Ramadan; (2) Pengurangan sampah makanan, yang dilakukan dengan membeli dan mengonsumsi hidangan berbuka maupun sahur dengan tidak berlebihan, serta (3) Penyebaran pesan jaga bumi di bulan Ramadan melalui khutbah dan ceramah bertemakan isu-isu lingkungan yang materinya dapat dapat diakses melalui tautan bit.ly./KhutbahLingkungan
Ikut meramaikan webinar adalah Sinta Saptarina selaku Direktur Pengurangan Sampah Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia. Sinta mengapresiasi Ramadan Jaga Bumi sebagai inisiatif yang baik untuk mengingatkan masyarakat agar tidak menodai bulan suci dengan kegiatan-kegiatan yang menghasilkan sampah secara berlebihan.
Apalagi, Sinta mengungkap bahwa sampah makanan di Indonesia selama bulan Ramadan cenderung meningkat, seperti yang disampaikan oleh Pemerintah Kota Surabaya yang mencatat peningkatan hingga 20% dari waktu-waktu biasanya. Sementara, kondisi Tempat Pembuangan Akhir (TPA) di Indonesia telah mengalami overcapacity. Fakta ini, jelas Sinta, harus mendorong umat Muslim untuk bertindak lewat perubahan kecil dalam praktik sehari-hari. “Tidak ada lagi alasan (untuk tidak bertindak), kita harus mulai memilah kemudian kita menyetor sampah kita kepada pihak-pihak yang bisa mengelolanya,” tegas Sinta.
Senada dengan apa yang disampaikan Sinta, Muhammad Ahlun Nasab, koordinator Dompet Dhuafa Volunteer (DDV) chapter Sulawesi Selatan juga melihat membludaknya sampah sebagai masalah yang perlu diatasi dengan segera. Di Ramadhan ini Dompet Dhuafa volunteer mengerahkan para relawan dari Aceh hingga Papua untuk berbagi ta’jil dengan kemasan ramah lingkungan / mudah didaur ulang dengan target 27.900 kemasan.
Selain berupaya dalam pengurangan sampah plastik, Ahlun juga menginisiasi magolity.id, sebuah proyek pengurangan sampah berbasis budi daya maggot atau larva lalat. “Magolity.id ini merupakan social project yang memiliki dua output, yaitu pelestarian lingkungan karena dapat menyerap sampah makanan, selain itu juga terdapat aspek ekonomi yaitu memberdayakan penerima manfaat di sekitar TPA yang mengelola magot untuk bisa menjual kembali produk magot dalam bentuk magot kering untuk pakan ternak. Upaya ini merupakan bagian dari kampanye 1 hari 1 kebaikan di bulan Ramadan, di mana 1 aksi yang kamu lakukan bisa membuat 1000 orang hidup dan semoga menghidupkan 1.000.000 orang lainnya” ujar Ahlun.
Selanjutnya, Surria Dwiwahyu, koordinator lingkungan hidup LLHPB PP ‘Aisyiyah membagikan pengalamannya dalam mengajak para anggota salah satu organisasi keislaman perempuan terbesar di Indonesia tersebut untuk mengurangi sampah makanan selama bulan Ramadan melalui berbagai kegiatan menarik. Bentuk kegiatan yang bisa diimplementasikan, yaitu:
- Berbuka dengan Bijak
- Hemat & Pandai Memanfaatkan Air Wudhu
- Puasa Minim Sampah
- Gunakan Detergen & Sabun Ramah Lingkungan
- Berbuka dan sahur dengan Makan Sehat
- Rumahku Sehat Tanpa Sampah Plastik
- Hemat ListrikAjakan Green Ramadan dan green idul fitri ini dapat diakses melalui link berikut: http://llhpb.aisyiyah.or.id/id/berita/seruan-aksi-green-ramadan-dan-green-idulfitri.html
Pembicara terakhir, Darina Maulana yang mewakili Enviu Indonesia membagikan pengalamannya dalam membangun ekosistem ekonomi sirkular melalui pengurangan sampah plastik kemasan di level hulu dengan mempromosikan produk-produk guna ulang (reuse). Menurut Darina, upaya-upaya ini juga sejalan dengan amanat yang perlu dijalankannya sebagai umat Islam.
“Jangan berbuat kerusakan di bumi, kita memiliki amanah, dengan diberikan kesempatan dari Allah untuk berkegiatan di Bulan yang suci ini. Kita harus ingat bahwa ada yang harus kita jaga, yaitu tempat yang kita tinggali,” lengkap Darina.
Inisiatif “Ramadan Jaga Bumi” merupakan bagian dari inisiatif serupa di tingkat global yang bertajuk “Green Ramadan”. Inisiatif ini dimotori oleh GreenFaith internasional dan dilakukan serentah di lima negara, yakni Indonesia, Amerika Serikat, Jerman, Prancis, dan Meksiko. Kegiatan webinar diakhiri dengan pemutaran lagu “Love Earth” yang menjadi lagu tema rangkaian inisiatif Green Ramadan.
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!