Kabupaten Lahat Dukung Upaya Penurunan Stunting dan Perkawinan Anak Melalui Program Inklusi ‘Aisyiyah
Memperkuat kontribusi ‘Aisyiyah dalam mengurangi angka stunting dan perkawinan anak, Pimpinan Daerah ‘Aisyiyah (PDA) Kabupaten Lahat bersama dengan Pimpinan Wilayah ‘Aisyiyah (PWA) Sumatera Selatan dan Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah (PPA) melakukan asesmen untuk Program Inklusi ‘Aisyiyah. Disampaikan oleh Laela Cholik, selaku Senior Program dari PDA Lahat bahwa kegiatan asesmen yang berlangsung lima hari sejak 14 Juni 2022 sampai 16 Juni 2022 ini bertujuan untuk semakin mendalami kondisi masyarakat yang menjadi sasaran program serta menggali data dan menjalin kerjasama dengan dinas terkait.
“Asesmen dilakukan oleh tim peneliti dari PPA, PWA, serta PDA dan dilaksakan di tiga kecamatan dan enam desa, yakni Kecamatan Mulak Ulu di Desa Lesung Batu dan Air Puar, Kecamatan Kikim Tengah di Desa Banyumas dan Purbamas, Kecamatan Kikim Timur di Desa Bungamas dan Cempaka Sakti. Dilakukan juga koordinasi serta penggalian data di tujuh dinas yakni Dinas Kesehatan, Bappeda, BKKKBN, Pengadilan Agama, Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Dinas Koperasi dan Dinas Sosial,” terang Laela.
Dengan mengangkat tema program ‘Kepemimpinan Perempuan untuk Peningkatan Akses Kesehatan dan Ekonomi bagi Perempuan Dhuafa Mustadh’Afin dengan Pendekatan Inklusif dan Hak Perempuan’ program Inklusi ‘Aisyiyah yang merupakan program kemitraan pemerintah Indonesia dengan pemerintah Australia ini memiliki fokus pada lima isu. Yakni isu stunting, perkawinan anak, Hak Kesehatan Seksual dan Reproduksi (HKSR), pemberdayaan ekonomi, dan implementasi kebijakan yang bersifat inklusif dimana semuanya dilakukan melalui penguatan kepemimpinan perempuan.
Pada kesempatan asesmen tersebut, tim Inklusi ‘Aisyiyah juga melakukan kunjungan ke Ibu Bupati Lahat, Lidya Wati. Dalam kesempatan tersebut Ibu Bupati menyambut positif kegiatan yang akan dilaksanakan oleh ‘Aisyiyah. “Terimakasih kepada ‘Aisyiyah karena membawa Program Inklusi ke Kabupaten Lahat sehingga ada pihak lain di luar pemerintah yang ikut membantu pemerintah mengupayakan penurunan angka stunting,” ujar Lidya. Lidya yang juga merupakan ibu penurunan stunting di Kabupaten Lahat berkomitmen untuk memberikan dukungan dan mendorong semua dinas terkait untuk dapat mendukung pelaksanaan Program Inklusi ‘Aisyiyah Kabupaten Lahat. “Angka stunting di Lahat masih terbilang tinggi yakni 24%, saya berharap di tahun 2024 akan berada di bawah angka 14%,” tegasnya.
Laela Cholik menyebutkan bahwa komitmen dari Ibu Bupati terbukti dengan sinergi yang baik dari dinas terkait pada kegiatan asesmen yang dilakukan oleh tim peneliti. Tidak hanya dari pihak dinas, pemerintahan desa tempat lokasi asesmen juga secara terbuka mendukung kegiatan yang dilakukan.
Dalam waktu dekat ini Inklusi ‘Aisyiyah Kabupaten Lahat akan mulai untuk menyiapkan para kader tangguh yang akan bersama menjalankan kegiatan di desa-desa. Kemudian tim akan melakukan pemetaan riil di lapangan mengenai berbagai kondisi dan data di masyarakat termasuk angka stunting dan angka perkawinan anak.
“Pemetaan riil ini bertujuan untuk menyinkronkan kembali data Kabupaten, data Kecamatan, dan data dari Puskesmas yang sudah kami miliki. Karena kalau di dalam aksi bersama penurunan stunting, nomor satu yang penting adalah pemetaan untuk mengetahui data riil di lapangan, dan nanti kita berangkat dari data tersebut,” ucap Laela. Dengan tim yang mumpuni serta data awal yang riil Laela berharap akan dapat melaksanakan kegiatan program Inklusi ‘Aisyiyah yang tepat sasaran dan memberi dampak yang signifikan dalam upaya penurunan angka stunting dan perkawinan anak di Kabupaten Lahat. (Suri)
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!