Kontribusi ‘Aisyiyah Menjawab Tantangan dan Kebutuhan Masyarakat
‘Aisyiyah sebagai organisasi perempuan muslim berkemajuan terus hadir dalam dinamika pergerakan perempuan di berbagai perkembangan jaman. ‘Aisyiyah tidak kenal lelah memajukan kehidupan di berbagai bidang dalam spirit dan pandangan Islam yang berkemajuan. Hal tersebut terkemuka dalam Seminar Pra Muktamar ke-48 Muhammadiyah ‘Aisyiyah yang mengangkat tema ‘Arsitektur Gerakan Perempuan Berkemajuan’ pada Kamis (14/4).
Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) ‘Aisyiyah, Siti Noordjannah Djohantini dalam kegiatan yang dilaksanakan di Universitas ‘Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta tersebut menyampaikan dalam perjalanan ‘Aisyiyah selama satu abad dan memasuki abad kedua telah banyak hal yang dikontribusikan oleh ‘Aisyiyah dan akan terus bertambah menjawab kebutuhan jaman. “Apa yang telah ‘Aisyiyah kontribusikan harus selalu maju sehingga dapat memberikan kemanfaatan yang lebih dengan menginternalisasi landasan nilai-nilai keislaman agar kehadiran ‘Aisyiyah tidak akan terombang ambing dengan berbagai pandangan yang lain, kita teguh di tengah dan moderat, mampu bahu membahu menggerakan masyarakat menuju kehidupan yang lebih baik,” terangnya.
Noordjannah menyebut, kontribusi ‘Aisyiyah selama satu abad lebih di bidang pendidikan mulai dari pendidikan dini tingkat PAUD, SD, pendidikan menengah, hingga perguruan tinggi. “Kita bersyukur sebuah organisasi perempuan muslim yang menisbatkan dirinya sebagai organisasi perempuan muslim berkemajuan memiliki berbagai perguruan tinggi dengan tiga universitas dengan berbagai institut yang sudah berkembang di berbagai wilayah. Ini adalah suatu gambaran bagaimana perempuan bisa mengelola dan mengikhtiarkan sebuah amal usaha untuk turut secara mencerdaskan kehdupan bangsa.”
Kemudian dalam bidang kesehatan, ‘Aisyiyah disebut Noordjannah telah memiliki berbagai layanan kesehatan mulai dari klinik hingga Rumah Sakit, serta melakukan berbagai kegiatan pemberdayaan kesehatan yang kita lakukan secara masif. “Terkait pemberdayaan kesehatan ini masih banyak ditemui tantangan pemahaman nilai keislaman di masyarakat yang satu dengan yang lain itu berbeda-beda dan disitulah dakwah ‘Aisyiyah.”
Lebih lanjut, Noordjannah juga menyampaikan kontribusi ‘Aisyiyah terkait kondisi perempuan dan anak yang menghadapi berbagai kekerasan salah satunya dengan memberi masukan atas UU TPKS. “Dalam konteks perhatian ‘Aisyiyah atas kondisi perempuan, mengatasi problem perempuan dan anak, ‘Aisyiyah juga berpartisipasi dalam memberikan masukan atas UU TPKS yang dua hari lalu baru disahkan, tentu dengan perspektif yang menggunakan landasan nilai-nilai kegamaan sehingga hal itu tidak akan lepas karena itulah identas gerakan kita.”
‘Aisyiyah melalui majelis dan lembaganya juga disebut Noordjannah turut bergerak untuk mengatasi berbagai persoalan kekerasan termasuk memberikan layanan konsultasi bagi kehidupan keluarga. “Majelis Hukum dan HAM sudah banyak bergerak dengan Posbakum, Majelis Tabligh dengan BIKSA dan sebagainya.”
Menurut Noordjannah pendampingan melalui gerakan-gerakan di komunitas ini harus menjadi kekuatan bagi gerakan perempuan. “Gerakan perempuan bukan gerakan elitis tetapi punya basis yang kuat di komunitas karena disitu akan menjadi kekuatan dan disitulah tujuan kita untuk membuat para perempuan dan kehidupan kemasyrakatan secara umum lebih baik.” (Suri)
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!