Kuatkan Sinergi Pencegahan Stunting, Ciptakan Generasi Emas Menyongsong Indonesia Emas
GARUT — “Saya mohon dari sini ada rekomendasi apa yang bisa kita lakukan di Dinas dan Pemda agar ini agar masyarakat kita memakan makanan bergizi khusunya protein agar menjadi kebiasaan, selalu dihidangkan, selalu dikonsumsi masyarakat kita.” Hal tersebut disampaikan oleh Wakil Bupati Garut, Helmi Budiman dalam pembukaan Webinar Cegah Stunting : Isi Piringku Kaya Protein Hewani yang dilaksanakan oleh Pimpinan Daerah ‘Aisyiyah (PDA) Kabupaten Garut dalam Program Inklusi bekerjasama dengan Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Garut.
Kegiatan yang berlangsung pada Rabu (25/1/23) di Aula Dinas Kesehatan Kabupaten Garut ini merupakan serangkaian acara dalam rangka memperingati Hari Gizi Nasional yang jatuh pada hari ini. Wakil Bupati Garut juga mengapresiasi kegiatan yang diinisiasi oleh ‘Aisyiyah ini yang merupakan jawaban dan solusi atas permasalahan yang dihadapi saat ini yaitu terkait gizi.
Mengkonsumsi pangan yang bergizi disebut Helmi sudah dituntunkan dalam Islam dengan petunjuk untuk mengkonsumsi makanan yang halal dan thayib. “Nabi kita mengarahkan kepada kita agar memperhatikan yang terkait dengan gizi dan ketika kita bicara gizi kita bicara makanan yang baik,” terang Helmi. Ia melanjutkan bahwa umat Islam sudah diarahkan untuk mengkonsumsi makanan yang halalan thoyiban, yang halal dan baik. “Halal jelas dari cara pemilihan bahannya, cara mendapatkan uangnya, cara memasaknya, ini sangat jelas. Kemudian thoyiban itu juga sangat jelas adalah yang kaya dengan gizi, yang tidak berbahaya.”
Lebih lanjut Helmi mengajak segenap masyarakat termasuk ‘Aisyiyah untuk dapat lebih menggiatkan kampanye Isi Piringku dan hal yang penting lain adalah mendampingi masyarakat agar dapat mengubah perilaku di rumah terkait pemenuhan gizi. “Ketika kita mengkampanyekan isi piringku ini bagus, tujuannya salah satunya mengubah perilaku kita di rumah, perilaku ibu agar betul menyiapkan makanan yang kaya gizi, yang ada proteinnya.”
Terkait upaya pemenuhan gizi ini juga menurut Helmi pemerintah harus mempersiapkan sektor produksi untuk memenuhi kebutuhan dan keterjangkauan masyarakat atas sumber protein. “Kita harus menjawab tantangan meningkatkan sektor produksi bahan pangan dan mendekatkan keterjangkauannya supaya terjangkau oleh masyarakat baik dari sisi ketersediaan dan anggaran,” ujar Helmi.
Sekretaris Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah (PP ‘Aisyiyah), Tri Hastuti Nur Rochimah menyampaikan bahwa acara ini menunjukkan komitmen yang luar biasa untuk mempercepat penurunan stunting di Indonesia. “Ini prestasi luar biasa bagi kita yang mempunyai komitmen bagaimana menurunkan stunting dan mencapai generasi emas di tahun 2024.” Hal ini menurut Tri karena pemerintah menetapkan angka stunting di Indonedia berada di angka 14% pada tahun 2024. “Kita punya waktu satu tahun bergandeng bersama menurunkan angka stunting di Indonesia agar terus menurun dan menghasilkan generasi emas,” ujarnya.
Peringatan Hari Gizi Nasional ini menurut Tri yang juga merupakan Koordinator Program Inklusi ‘Aisyiyah ini harus menjadi refleksi bersama untuk terus menguatkan sinergi multipihak dalam upaya mencegah stunting. Bagi ‘Aisyiyah sendiri, sejak kelahirannya disebut Tri telah memiliki komitmen dan perhatian pada kesehatan ibu dan anak salah satunya terkait kualitas gizi. Dalam hal ini ‘Aisyiyah memiliki komitmen dengan melaksanakan program Rumah Gizi melalui 7 elemen yang bisa didorong dalam menguatkan kualitas gizi di masyarakat.
Tri menyebutkan mulai dari mendorong pencapaian ASI Eksklusif kemudian pendampingan pola asuh, pemanfaatan pekarangan untuk kebun gizi dan penyediaan asupan protein dan sebagainya. “Memang walaupun lingkungan kita berlimpah dengan telor, banyak terdengar suara ayam di sekitar kita juga lele tetapi memang pola asuh memberikan makanan dengan protein ini masih menjadi PR kita. Maka hari gizi ini bagaimana kita mendorong pemberian makanan anak kita dengan protein.”
Pola asupan makanan bergizi dan kaya protein untuk mencegah stunting ini menurut Tri harus dimulai sejak ibu hamil bahkan sejak remaja. “Bagaiamana sejak remaja itu para remaja tidak kekurangan gizi, tidak anemia, pemenuhan gizi saat ibu hamil dan ketika menyusui untuk pemenuhan ASI Eksklusif, bagaimana dukungan suami dan nenek yang semuanya ini penting untuk pencegahan stunting di Indonesia.”
Para kader disebut Tri juga memiliki peran besar terutama untuk melakukan pendampingan dan mendorong pencegahan stunting. “Kader-kader yang hebat ini juga yang nanti akan bekerja keras di komunitas, melakukan edukasi, dan juga bersama tokoh agama serta tokoh masyarakat untuk bersama dan bersinergi.” Peringatan Hari Gizi Nasional ini disebut Tri menjadi momen untuk menguatkan sinergi dalam rangka menciptakan generasi emas menyongsong Indonesia emas. (Suri)
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!