MTK PP ‘Aisyiyah Gelar Penguatan Mubalighat Bersama BPKH
YOGYAKARTA – Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah Majelis Tabligh dan Ketarjihan Bersama Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) gelar Seminar Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Haji untuk Umat dan Penguatan Mubalighat ‘Aisyiyah. Acara yang digelar di SM Tower and Convention ini berlangsung pada Kamis (31/7/25) yang diikuti oleh 150 peserta yang merupakan Mubaligh ‘Aisyiyah dari DIY dan sekitarnya.
Kepala Badan Pelaksana BPKH, Fadlul Imansyah, menyampaikan bahwa seminar ini menjadi kegiatan pertama setelah penandatanganan kerjasama antara Pimpinan Pusat Muhammadiyah dan penandatanganan Perjanjian Kerjasama antara Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah dengan BPKH yang dilaksanakan pada Kamis (31/7/25) pagi ini di Kantor PP Muhammadiyah.
“Ini adalah bentuk impelementasi yang langsung dilakukan dalam rangka menindaklanjuti PKS yang ditandatangi,” ucap Fadlul Imansyah. Kegiatan ini diharapkan Fadlul juga dapat menambah pengetahuan para mubalighat ‘Aisyiyah mengenai BPKH dan apa saja yang sudah dilakukan oleh BPKH. “Kami bersyukur tadi pagi Prof. Haedar menyampaikan sangat mendukung adanya lembaga independen yang mengatur pengelolaan keuangan haji,” ucapnya.
Ketua Majelis Tabligh dan Ketarjihan PP ‘Aisyiyah, Casmini menyampaikan bahwa kegiatan kni merupakan ikhtiar bersama BPKH untuk meningkatkan pemahaman mubalighat terkait isu literasi keuangan haji. Selain itu seminar ini juga menjadi salah satu upaya penguatan bagi mubalighat ‘Aisyiyah dalam mengatasi berbagai tantangan dakwah.
Sementara itu, Ketua Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah, Evi Sofia Inayati menyampaikan bahwa ‘Aisyiyah sebagai organisasi perempuan berkemajuan dan bergerak di bidang dakwah Islam nahi munkar dan tajid perlu memahami bagaimana pengelolaan keuangan haji selama ini dilakukan. “Terlebih karena para mubalighat kita tentu akan banyak ditanya oleh jamaah baik dari segi ibadah maupun satu sisi masalah ibadah maupun pengelolaannya. Oleh karenanya kita memerlukan informasi yang utuh terkait haji.”
Dalam kesempatan tersebut BPKH juga membagikan Al-Qur’an secara simbolis kepada Mubalighat ‘Aisyiyah sebagai media dakwah di komunitas (Suri)