Mubalighat Lingkungan ‘Aisyiyah, Berdakwah Menjaga Bumi
“Kita mengadakan pelatihan mubalighat lingkungan ‘Aisyiyah ini dan mengharapkan akan lahir mubaligh-mubaligh ‘Aisyiyah yang tangguh dan cerdas membuat inovasi yang baik dengan tujuan merubah cara pandang masyarakat tentang lingkungan hidup karena lingkungan hidup berhubungan langsung dengan kita.” Hal tersebut disampaikan oleh Nurni Akma selaku Ketua Lembaga Lingkungan Hidup dan Penanggulangan Bencana (LLHPB) Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah (PP ‘Aisyiyah) pada Pelatihan Mubalighat Lingkungan ‘Aisyiyah (24/12). Pelatihan yang dilaksanakan secara daring selama tiga hari pada 24-26 Desember 2021 ini diikuti oleh 15 LLHPB PWA dan PDA pelaksana program Penanaman Pohon dan Sayur dengan Sistim Pola Asuh, dan LLHPB Wilayah se Indonesia.
Dalam pembukaan pelatihan tersebut Nurni menyebutkan kondisi kerusakan lingkungan yang menimbulkan berbagai bencana. Oleh karena itu melalui Pelatihan Mubalighat Lingkungan ‘Aisyiyah ini ia mendorong para kader ‘Aisyiyah untuk terus berdakwah tentang lingkungan walaupun hanya satu ayat. “Mari memposisikan diri kita sebagai mubalighat tangguh yang senantiasa berpegang pada moto dakwah Rasullullah saw yakni sampaikan walau hanya satu ayat. Jadi setiap kita berbicara ada sesuatu yang kita sampaikan kepada orang yang berbicara dengan kita yakni untuk beramal ma’ruf nahi munkar.”
Cholifah Syukri, Ketua Majelis Tabligh PP ‘Aisyiyah menyebutkan bahwa Mubalighat Lingkungan ‘Aisyiyah adalah semua anggota aisyiyah yang memiliki kepekaan dan kepedulian terhadap permasalahan lingkungan serta keterpanggilan untuk menyampaikan amar ma’ruf nahi munkar terkait lingkungan. Hal ini dilakukan dengan menyampaikan ayat-ayat lingkungan baik secara individu maupun bersama-sama yang disampaikan dengan cara lisan, tertulis, ataupun bil hal (amalan).
Menurutnya sebutan Mubalighat Lingkungan ‘Aisyiyah berlaku untuk seluruh anggota ‘Aisyiyah karena merupakan tanggung jawab seluruh manusia untuk menjaga dan melestarikan alam serta seisinya. “Allah memberikan peran vital kepada manusia selaku wakil Allah Swt untuk mengelola dan memakmurkan bumi yang pada saaatnya nanti kita akan dimintai pertanggung jawaban.” Cholifah menambahkan bahwa alam semesta seisinya dipercayakan dan diperuntukkan kepada manusia untuk mengelola dan melestarikannya. Bukan justru untuk kebalikannya yakni mengeksploitasi alam seperti hutan ditebang tanpa terukur, air disedot tanpa pemanfaatan yang terencana, pembuangan sampah di mana-mana. Dengan kemampuan manusia untuk belajar dan menguasi ilmu, Cholifah menyebut bahwa manusia akan mampu melaksanakan tugasnya khalifah fild ard yang bertugas mengatur, menata, dan melestarikan bumi seisinya dengan aturan Allah melalui syariat agama Islam sebagaimana disebutkan dalam al-Quran surat al-Baqarah ayat 30.
Hidayat Tri Sutardjo, anggota Divisi Humas dan Kerjasma Majelis Lingkungan Hidup Pimpinan Pusat Muhammadiyah menyebut bahwa kerusakan di muka bumi adalah nyata terjadi. Kerusakan lingkungan tersebut menurutnya ada dua penyebab yakni faktor structural seperti kebijakan pemerintah dan faktor kultural yang dipengaruhi oleh faktor budaya yang terkait budaya masyarakat dan pemahaman agama.
Oleh karena itu, menghadapi situasi tersebut maka sudah seharusnya seluruh warga persyarikatan untuk bergerak. “Kita tahu kondisi saat ini perilaku tidak ramah lingkungan dan degradasi kerusakan lingkungan, maka kita harus lakukan dakwah bil lisan dan bil hal terkait perlindungan lingkungan hidup dan pengelolaan sumber daya alam.”
Gerakan tersebut menurutnya sudah dilakukan oleh Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah melalui konseptual berupa pengkajian, penelitian, pendidikan, pelatihan, dan dakwah. Selain itu juga melalui penerbitan buku dan pedoman praktis dimana sampai saat ini Majelis Lingkungan Hidup PP Muhammadiyah telah menerbitkan 15 buku maupun panduan mengenai lingkungan. Kemudian diperlukan juga gerakan praksis untuk menumbuhkan gerakan peduli lingkungan dan pengelolaan sumber daya alam.
Untuk menumbuhkan gerakan peduli ini menurut Hidayat dapat dilakukan dalam tiga tahap, yakni Pertama, sosialisasi dan kampanye yang fokus pada pemahaman. Kedua, dakwah dan edukasi yang fokus pada perubahan sikap dan perilaku pada lingkungan. Ketiga, advokasi yang fokus pada membangun komitmen dan kepedulian lingkungan dengan siapapun.
Hening Parlan, Ketua Divisi Lingkungan Hidup LLHPB PP ‘Aisyiyah menyebut bahwa menjadi seorang mubalighat adalah amanah yang luar biasa dan bahwa semua warga ‘Aisyiyah adalah mubalighat. Oleh karena itu ia berharap pelatihan ini hanyalah merupakan penguatan bagi warga ‘Aisyiyah yang hadir sebagai peserta untuk mempunyai bekal yang cukup dalam berdakwah terkait lingkungan. “Kita pada saat ini melakukan proses untuk mendalami beberapa hal terkait menjaga bumi, agar pada saatnya menjadi juru penyampai kita mempunyai bekal yang cukup untuk menjadi mubalighat lingkungan hidup.” (Suri)
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!