Muhammadiyah Lanjutkan Hibah Becak Listrik dan Launching Charging Station : Dorong Pemberdayaan Masyarakat Ramah Lingkungan Karya Anak Bangsa
Yogyakarta – Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM) Pimpinan Pusat Muhammadiyah meresmikan Charging Station dan menyerahkan hibah dua unit Becak Listrik Ergonomis Ramah Lingkungan kepada Paguyuban Abang Becak KH. Ahmad Dahlan (Pabelan) di halaman Grha Suara Muhammadiyah Tower, Rabu (10/12/2025). Program ini menjadi langkah konkret pemberdayaan masyarakat melalui inovasi transportasi ramah lingkungan hasil karya dalam negeri.
Muhammad Faishal, Ketua Program Inventor Becak Listrik (Betrik) 1912 Universitas Ahmad Dahlan (UAD), mengatakan produk yang diserahkan merupakan versi terbaru hasil revisi berdasarkan masukan penumpang dan pengemudi becak. “Insya Allah ini karya dalam negeri. Semua dibuat di Indonesia termasuk baterai, kecuali dinamo dan kontroler,” ujarnya.
Ia menyebut becak listrik tersebut memiliki Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) tinggi dan telah lolos uji jangkauan. Sekali pengisian daya, becak mampu menempuh lebih dari 50 kilometer dengan fast charging yang dapat mengisi 85 persen baterai dalam satu jam. “Kami berharap teknologi ini menjawab problematika transportasi becak wisata di Yogyakarta dan dapat direplikasi di berbagai daerah,” tambahnya.
Ketua MPM PP Muhammadiyah, Nurul Yamin, menegaskan pengembangan becak listrik merupakan bagian dari misi pemberdayaan kelompok rentan perkotaan, termasuk pengemudi becak. Ia menjelaskan bahwa kesenjangan di kota semakin tinggi, sehingga pemberdayaan ekonomi dan peningkatan kapasitas menjadi penting.
“Becak itu sederhana, tetapi di dalamnya ada persoalan teknologi, ekonomi, dan kelembagaan. Harapan kami peningkatan kesejahteraan terjadi melalui teknologi yang lebih aman, pengelolaan yang lebih profesional, sekaligus menjaga nilai budaya Yogyakarta,” kata Yamin.
Untuk mewujudkan transportasi yang bukan hanya ramah lingkungan, ramah ekonomi, ramah penumpang, penuh keramahan budaya Yogyakarta ini menurut Yamin tidak bisa dilakukan sendiri tetapi membutuhkan kerja bersama para pihak. Dalam launching ini dan kegiatan sebelumnya, sudah mencerminkan sebuah kolaborasi yang sangat indah dengan Perguruan Tinggi terkait riset and development, pemberdayaan masyarakat, dan kemitraan.
Yamin melanjutkan bahwa kegiatan hibah becak listrik ini masih memiliki target mengembangkan 18 becak lagi. Oleh karena itu MPM membuka lelang becak sebagai konsep kemitraan dengan berbagai pihak. Transportasi becak listri ini juga nantinya akan diteruskan dengan pengembangan aplikasi sehingga akan menjadi lebih kolaboratif dan kehadiran becak ini memiliki banyak nilai tambah. “Bersama sama kolaborator kami membuka kesempatan seluas-luasnya dengan membuka lelang becak listrik dengan mengundang berbagai pihak bisa bekerjasama mengembangkan semakin banyak becak listrik.”
Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta, Antonio Yudhono menyampaikan komitmen UAD dalam berkarya nyata bagi masyarakat dengan menyebut civitas akademika UAD harus aktif di kampus dan nampak di kampung. UAD disebut Antonio akan memastikan betul tahap pengembangan teknologi becak listrik ini selain fungsional juga dipastikan sisi keamananannya. “Ramah lingkungan iya, green teknologi, tapi dipastikan betul-betul aman sehingga aktualisasi perguruan tinggi berdampak semoga ini bukan sekedar slogan tetapi kita kawal agar betul-betul on the road.”

Pemerintah Kota Yogyakarta mengapresiasi program tersebut. Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat, Yunianto Dwi Sutono, menyebut inovasi becak listrik sebagai kontribusi nyata Muhammadiyah dalam membangun transportasi kota yang aman, nyaman, dan ramah lingkungan. “Kegiatan launching ini merupakan bentuk inovasi dan bukti bahwa gerakan Muhammadiyah selalu terdepan.” Ia juga mengharapkan upaya ini mendukung salah satu rencana pemerintah kota Yogyakarta untuk mewujudkan Malioboro menjadi kawasan pedestrian.
Ketua Paguyuban Becak Ahmad Dahlan, Edi Rahayu, menyampaikan rasa syukur atas dukungan teknologi dan pendampingan yang diterima. Karena menurutnya MPM dan UAD tidak hanya sekedar memberikan fasilitas becak listrik tetapi juga memberikan pendampingan yang berkelanjutan. Seperti bagaimana cara mengoperasionalkan becak listrik dengan aman, bagaimana tindakan keamanan yang diperlukan. Selain itu para anggota juga diberikan pelatihan melayani tamu, menghadapi komplain, hingga praktik komunikasi sederhana dengan wisatawan menggunakan Bahasa Inggris dasar.
Edi Rahayu menyampaikan bahwa saat ini anggota Pabelan berjumlah 25 orang. Dari jumlah itu 7 orang adalah pebecak ontel dan 18 orang pebecak motor. Hibak kendaraan becak listrik dari MPM ini menurut Edi diutamakan digunakan oleh pebecak ontel akan tetapi saat tidak digunakan juga bisa diakses bergantian oleh pengendara becak yang lain. Sehingga seluruh anggota mengerti cara mengendarai becak listrik ini. Ia mengharapkan rencana MPM untuk menambah unit becak listrik bisa segera terwujud sehingga seluruh anggota Pabelan bisa mendapatkan becak listriknya. “Harapan kita semoga para investor bisa segera memulai keinginan kita yang 18 becak, segera terpenuhi, itu harapan kita.”
Launching charging stations ini merupakan tindak lanjut dari peluncuran perdana Betrik 1912 pada 15 Maret 2025, saat MPM PP Muhammadiyah menghibahkan lima unit becak listrik kepada Pabelan. Kehadiran becak listrik diharapkan tidak hanya memperbaiki kualitas transportasi, tetapi juga memajukan kesejahteraan penarik becak melalui teknologi karya anak bangsa. (Suri)


