Muhammadiyah Turunkan Satgas Bantu WNI Terdampak Konflik Sudan
Turut tangani Warga Negara Indonesia (WNI) yang terdampak konflik di Sudan, Muhammadiyah membentuk Tim Task Force. Tim yang diketuai oleh Abdoel Malik dari Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) ini terdiri dari ‘Aisyiyah, perwakilan Majelis Lembaga seperti MDMC, LazisMu, Lembaga Hubungan dan Kerjasama Internasional (LHKI), Majelis Diktilitbang, serta melibatkan Tim Kesehatan RS Islam Jakarta Cempaka Putih, Tim Kesehatan Pondok Kopi dan Sakapura.
Salah satu tugas tim task force ini adalah untuk membantu proses evakuasi dan pemulangan WNI sejak pagi (28/04) di Asrama Haji Jakarta. Dilaporkan sebanyak 385 WNI telah dipulangkan pada kloter pertama dan beberapa diantaranya telah mendapatkan penanganan oleh Tim Task Force Muhammadiyah dan RSI Jakarta Cempaka Putih.
Terkait evakuasi ini, Abdoel Malik menyebut dari 51 penyintas warga Muhammadiyah-‘Aisyiyah kloter pertama, terdapat sejumlah 13 orang yang minta difasilitasi pemulangannya. “Tim Task Force akan menghubungi PWM yang penyintas berasal untuk bantu difasilitasi. Kontigensinya akan mencari pembiayaan bersama LazisMU,” terang Abdoel.
Tim Task Force Muhammadiyah disebut Abdoel juga bekerja sama dengan Kementrian Luar Negeri dan Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (KEMENKO PMK) dalam upaya melakukan penanganan berupa pendampingan psikososial, pelayanan kesehatan, manajemen data dan informasi serta asesmen. WNI yang telah sampai dari bandara langsung mendapatkan layanan tes swab antigen dan mendapatkan intervensi dari tim kesehatan yang juga dibawah Tim Crisis Center Kementerian Sosial RI.
“Tercatat ada 69 personil tim kesehatan Muhammadiyah – ‘Aisyiyah yang bertugas dari 28 April hingga 02 Mei,” terang Abdoel. Berbagai penyakit disebut Abdoel dapat terdeteksi seperti Myalgia, Dyspepsia, Covid-19, Tubercolosis, Infeksi Saluran Kencing, LBP Post Trauma, hingga kondisi khusus seorang ibu hamil yang mengalami kekurangan energi kronis,” jelas Abdoel.
Selain kesehatan fisik, Muhammadiyah juga memberikan perhatian pada isu kesehatan mental bagi warga. Dibentuk tim psikososial yang melakukan pendampingan bagi anak-anak, serta ibu hamil dan ibu menyusui dengan kegiatan melukis dan bermain edukreatif. ‘Aisyiyah dalam hal ini telah berkoordinasi dengan LDP Kemensos terkait penanganan anak-anak. Selain itu ditugaskan juga konselor psikolog yang sudah mengidentifikasi para penyintas dan menemukan terdapat beberapa yang bergejala depresi.
Tim disebut Abdoel juga memikirkan mengenai keberlanjutan pasca evakuasi bagi para penyintas salah satunya adalah terkait pendidikan. Hal ini penting karena sebagian besar warga Muhammadiyah yang berada di Sudan adalah pelajar. “Tim menjajaki pandangan para penyintas untuk kelanjutan pendidikan mereka. Para penyintas juga diminta mempersiapkan berkas administrasi yang diperlukan untuk diproses selanjutnya.” (Suri)
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!