Pelayanan Kesehatan, Dakwah Tak Terpisahkan dari Muhammadiyah
“Kesehatan menjadi bagian dari ukuran sebuah bangsa maju atau tidak dan secara hak asasi, kesehatan adalah hak individu, akan tetapi dalam kenyatannya masih banyak saudara kita yang belum mendapatkan akses kesehatan dengan baik.” Hal tersebut disampaikan oleh Agus Taufiqurrahman, Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah dalam Seminar Pra Muktamar ke-48 Muhammadiyah ‘Aisyiyah yang dilaksanakan oleh Universitas Muhammadiyah Palembang pada Kamis (24/3).
Dalam seminar yang bertema Transformasi Pembangunan Kesehatan Semesta : Tantangan bagi Muhammadiyah ini, Agus menyebut bahwa bagi Muhammadiyah sendiri, kesehatan telah menjadi konsen sejak awal persyarikatan berdiri. Menurut Agus, sedari awal Muhammadiyah dikenal dengan gerakan sosial keagamaan dengan tiga pendekatan dakwah. “Tiga pendekatan dakwah yang sangat terkenal waktu itu adalah gerakan pendidikan yang dulu dikenal sebagai schooling, pemberian santunan dhuafa yang disebut sebagai feeding, dan pelayanan kesehatan yang disebut healing. Schooling, feeding, dan healing menjadi citra awal gerakan sosial keagamaan itu dan ini dari sejak Indonesia belum merdeka,” terang Agus.
Bahkan menurutnya, sebagian sejarawan menyebut untuk pelayanan kesehatan pribumi pertama kali didirikan dan dimiliki oleh PKU Muhammadiyah yang dirintis oleh K.H. Ahmad Dahlan. “Jadi bagi Muhammadiyah, kesehatan adalah bagian yang sudah diupayakan sejak awal berdirinya persyarikatan.” Kontribusi Muhammadiyah di bidang kesehatan ini masih terus berlanjut dan berkembang dengan bertumbuhnya berbagai amal usaha kesehatan di seluruh pelosok Indonesia. “Saat ini Muhammadiyah terus berusaha memberi kontribusi terbaik kepada umat dan bangsa yang kita cintai melalui bidang kesehatan, sampai hari ini 119 RS kita bisa beroperasional dan lebih dari 80 RS menjadi bagian dari RS yang bergerak menjadi RS terdepan menghadapi Covid-19 dan kalau dijumlah dengan klinik kita diatas 230 ini diberbagai tempat menjadi bagian yang kita syukuri.”
Pelayanan kesehatan dan penyediaan SDM di bidang kesehatan adalah bagian dakwah yang tidak bisa dipisahkan dari Muhammadiyah. Akan tetapi menurut Agus, tantangan di bidang kesehatan di kedua bidang tersebut juga harus dihadapi oleh Muhammadiyah. Muhammadiyah menurutnya harus menjadikan seluruh pusat pendidikan kesehatannya untuk menyiapkan lulusan yang mengikuti perkembangan teknologi kesehatan yang semakin maju. Begitu juga dengan layanan kesehatan yang beradaptasi dengan kebutuhan jaman sehingga ketika perubahan terjadi Muhammadiyah dengan seluruh kiprahnya bisa menjalankan dengan baik. Agus juga berharap Muhammadiyah dapat terus mengembangkan layanan kesehatan dan ketersediaan SDM kesehatan di daerah 3T (tertinggal, terluar, terdepan). “3T ini yang menjadi perhatian, kita serius agar Muhammadiyah bisa menghadirkan layanan kesehatan di lokasi tersebut.” (Suri)
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!