Peningkatan Sinergi Multipihak dan Peran Keluarga dalam Kesejahteraan Lansia
Yogyakarta – Menghadapi tahun 2045, jumlah penduduk lansia diperkirakan akan mencapai 50 juta jiwa atau 19% dari total populasi. Oleh karena itu kita perlu mengubah paradigma bahwa lansia adalah udzur. Hal tersebut disampaikan oleh Sekretaris Umum Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah, Tri Hastuti Nur Rochimah dalam kegiatan Webinar Peringatan Hari Lansia Internasional yang diadakan pada Sabtu (19/10/24).
Dalam webinar bertema “Menua dengan Bermartabat : Memperkuat Sistem Perawatan dan Dukungan Bagi Lansia” ini Tri menyampaikan bahwa masih banyak stereotipe dan stigma hingga diskriminasi yang diberikan kepada kelompok lansia. Cara untuk mengubah stereotipe ini disebut Tri bisa dilakukan dengan tiga acara. Pertama, dengan mengubah anggapan bahwa lansia itu renta menjadi lansia yang produktif. “Lansia bisa menjadi bonus demografi ketiga jika lansia itu sehat dan juga diberikan hak-haknya,” ucap Tri.
Kedua, lansia harus menjadi subyek ketika penyusunan kebijakan. “Dalam beragam kebijakan tentang layanan dasar, kelompok lansia juga perlu mendengarkan dan didengarkan karena selama ini kan seringkali lansia itu tidak dianggap penting.” Ketiga, adalah terkait penyusunan kebijakan bagi lansia yang holistic serta komprehensif dan tidak terfragmentasi.
‘Aisyiyah disebut Tri mempunyai komitmen untuk memberikan hak-hak bagi lansia serta mendorong upaya untuk mensejahterakan para lansia. Hal ini dapat dilakukan jika ada sinergi semua pihak dan yang terpenting adalah peran lintas generasi.
Sri Harijati, selaku Direktur Rehabilitasi Sosial Lanjut Usia Kementerian Sosial RI menyebut bahwa dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial tercatat ada sekitar empat juta lansia yang mungkin tidak bisa mengakses sumber daya yang ada disekitarnya, bahkan juga kesulitan untuk makan. Oleh karena itu ia mengapresiasi upaya yang dilakukan oleh ‘Aisyiyah dalam isu lansia ini. . “Menua bermartabat itu mari kita cermati, kemudian bagaimana kita bisa mewujudkan lansia yang betul-betul seha, bermartabat dan juga dapat memberikan sumbang pikiran,” ucapnya.
Elsa Pongtuluran selaku Direktorat Bina Ketahanan Keluarga Lansia dan Rentan BKKBN menyebut keluarga memiliki peran penting dalam kesejahteraan dan kebahagiaan lansia. “Keluarga memiliki peran dan tanggung jawab yang penting dalam memberikan perhatian dan pendampingan penuh kepada lansia.melalui komunikasi efektif agar lansia merasa nyaman,” ucapnya. Peran keluarga bagi lansia ini juga diamini oleh Meldy Muzada Elfa selaku Konsultan Geriarti Spesialis Lansia. Menurutnya diperlukan dukungan keluarga dan komunitas untuk mampu menciptakan lansia yang lebih sehat, mandiri dan bermartabat. (Suri)