Praktik Baik Gerak Muhammadiyah dalam Kemanusiaan dan Penanggulangan Bencana Global
Muhammadiyah meyakini bahwa kehadiran Islam adalah rahmatan lil alamin, itulah yang menjadi landasan gerak Muhammadiyah dalam kemanusiaan dan mengatasi bencana global. Hal tersebut disampaikan oleh Rahmawati Husein, Wakil Ketua Lembaga Penanggulangan Bencana (LPB) Pimpinan Pusat Muhammadiyah dalam Seminar Pra Muktamar Muhammadiyah – ‘Aisyiyah ke-48 yang dilaksanakan oleh Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) pada Senins (30/05/2022).
Perempuan yang akrab disapa Amma ini menyampaikan bahwa peran penanggulangan masalah kemanusiaan dan bencana global harus bersifat inklusif, tidak boleh dibatasi teritorial, suku, bangsa, ras, dan golongan. Sehingga hal tersebut menjadikan Muhammadiyah tidak ragu dalam melakukan gerakan penolong kesengsaraan umum dalam konteks masyarakat global.
Gerakan penanggulangan masalah kemanusiaan dan bencana secara global yang dilakukan Muhammadiyah ini disebut Amma telah menjadi praktik baik yang tidak hanya didengar dan ditulis tetapi juga seringkali menjadi materi dalam pembelajaran atau knowledge sharing bagi lembaga bencana internasional. Menurutnya praktik baik Muhammadiyah yang digunakan sebagai bahan ajar di dunia internasional ini juga salah satu keuntungan dari jalinan kerjasama antara Muhammadiyah dengan lembaga kemanusiaan internasional.
“Jadi bukan hanya brand yang kita dapatkan, tapi banyak hal seperti perluasan dan pengenalan peran Muhammadiyah dalam kemanusiaan dan bencana global,” ucapnya.
Jalinan kerjasama Muhammadiyah dengan Lembaga kemanusiaan internasional disebut Rahmawati sangat diperlukan karena Muhammadiyah tidak bisa bergerak sendiri. Selain itu, jika hanya bergerak sendiri maka peran penanggulangan dalam urusan kemanusiaan dan bencana yang dilakukan oleh Muhammadiyah akan menjadi sempit.
Untuk semakin memperkuat kebermanfaatan gerak Muhammadiyah dalam kemanusiaan dan penanggulangan bencana global, Rahmawati menggaris bawahi beberapa hal yakni belum adanya blue print atau kerangka kerja, dan masih rendahnya knowledge sharing di internal Muhammadiyah.
Knowledge sharing ini dipandang oleh Rahmawati sangat penting untuk semakin memperluas pengetahuan publik atas kerja-kerja yang dilakukan Muhammadiyah. “Kita berharap internasionalisasi bukan hanya dilakukan melalui layanan kemanusiaan tapi juga melalui knowledge sharing terkait dengan masalah kemanusiaan universal. Hal ini penting bagi praktik baik Muhammadiyah untuk bisa semakin meluas diketahui oleh publik”.
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!