PWA Papua Pegunungan : Kepanjangan Aksi ‘Aisyiyah untuk Bangsa
WAMENA – Pimpinan Wilayah ‘Aisyiyah (PWA) Papua Pegunungan resmi dikukuhkan pada Sabtu (8/11/25) dalam Pengukuhan Pimpinan Wilayah Muhammadiyah-’Aisyiyah (PWMA) Provinsi Papua Pegunungan, di Wamena, Kabupaten Jayapura. Dengan diresmikannya PWA Papua Pegunungan ini, maka jumlah PWA setara dengan jumlah provinsi di Indonesia yakni sejumlah 38.
Hadir langsung dalam kegiatan tersebut, Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) ‘Aisyiyah, Salmah Orbayinah menyampaikan harapannya bahwa ‘Aisyiyah tidak hanya hadir secara struktural semata, namun juga kehadirannya dirasakan manfaat melalui gerakan dan aksi nyata untuk semua. Oleh karena itu Salmah mendorong PWA di Kawasan Timur Indonesia (KTI) khususnya di Papua Pegunungan, agar ‘Aisyiyah hadir melalui bidang pendidikan bagi anak-anak usia dini sebagai generasi pembangun peradaban maju.
“Pendidikan dapat mengantarkan kita pada peradaban yang lebih maju dari sekarang ini,” kata Salmah Orbayinah pada (8/11) dalam Pengukuhan Pimpinan Wilayah Muhammadiyah-’Aisyiyah (PWMA) Papua Pegunungan di Wamena.
Salmah Orbayinah menjelaskan, segala usaha yang dilakukan oleh Persyarikatan Muhammadiyah adalah untuk menciptakan masyarakat yang utama, adil, makmur dan sejahtera, serta diridai Allah SWT.
“Ciri-cirinya adalah masyarakat yang penuh keadilan yang merata di semua aspek. baik itu merata dalam pendidikan, kesehatan, sosial, ekonomi, dan lain sebagainya,” ungkapnya.
Gerakan yang dilakukan oleh ‘Aisyiyah, katanya, harus memiliki impactfull atau berdampak luar biasa bagi masyarakat. Gerakan ini manfaatnya tidak hanya dirasakan oleh warga Muhammadiyah, tapi oleh semua tanpa terkecuali.
Setiap denyut gerak yang dilakukan terus relevan dengan isu yang kontekstual, seperti tema Milad ke-113 Muhammadiyah yaitu “Memajukan Kesejahteraan Bangsa” yang memang saat ini kesejahteraan menjadi isu utama bangsa Indonesia.
“Sebab dakwah ‘Aisyiyah itu juga mendampingi mereka (masyarakat) untuk lebih maju,” katanya.
Dakwah Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah, katanya, memiliki tiga ciri utama yaitu gerakan dakwah yang membebaskan, memberdayakan dan memajukan. Tiga ciri itu harus menjadi landasan gerak dakwah ‘Aisyiyah.
Maka ‘Aisyiyah harus memiliki peta potensi kader untuk mengimplementasikan ketiga ciri tersebut dalam sebuah gerakan dakwah Muhammadiyah. Sebab ketiga ciri tidak terpisah, melainkan dilakukan secara bertahap. (sumber: muhammadiyah.or.id)


