Sandiaga Uno : Gercep, Geber, Gaspol Garap Ekonomi Syariah dan Pariwisata Halal
“Sayangnya ekonomi syariah dan pariwisata halal belum menjadi mainstream atau menjadi arus utama. Maka kita harus berupaya menciptakan market yang potensial, menciptakan peluang kerja, dan menjadi pelaku utama industri halal dan syariah di dunia. “ Hal tersebut disampaikan oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahuddin Uno dalam Seminar Pra Muktamar Muhammadiyah-‘Aisyiyah ke-48 yang dilaksanakan oleh Universitas Muhammdiyah Bandung pada Kamis (12/5).
Sandi menyebut Indonesia merupakan negara dengan penduduk muslim terbanyak di dunia dan pariwisata termasuk ekonomi kreatif menghidupi belasan hingga puluhan juta masyarakat Indonesia. “Pariwisata menghidupi empat belas juta masyarakat Indonesia dan ekonomi kreatif 20 juta masyarakat Indonesia yang menggantungkan nasibnya pada industri ini dari pekerjaan dan aktivitas usahanya,” terangnya.
Oleh karena besarnya populasi muslim dan potensi dari sektor ekonomi kreatif ini maka Sandi mengajak agar segenap umat muslim untuk berfastabiqul khairat (berlomba-lomba dalam kebaikan) sesuai dengan semangat Muhammadiyah, mengambil potensi yang sangat luar biasa ini untuk mengembangkan sektor ekonomi syariah dan ekonomi berbasis halal.
Sandi menyebut 3G dapat dilakukan untuk mengembangkan sektor tersebut. “Ingat, kita harus lakukan 3G. Apa itu? Gercep, gerak cepat, lalu Geber, gerak bersama, dan terakhir Gaspol, garap semua potensi online,” ungkapnya
Pandemi Covid-19 yang memberikan dampak di semua sektor termasuk perekonomian membuat semua yang berada di sektor ini harus gercep mengembalikan kekuatannya. “Oleh karena itu, di bidang industri pariwisata saat ini harus gercep untuk mengembalikan geliat pariwisata.” Untuk meningkatkan industri dan pariwisata halal tersebut, kata Sandi, butuh kerjasama dengan semua pihak yang memiliki visi yang sama. “Muhammadiyah saya kira bisa membantu program pemerintah dalam mengembangkan pariwisata halal ini,” tegas Sandi.
Sandi juga mendorong agar para pelaku industri dan pariwisata halal dapat memanfaatkan kemajuan teknologi sehingga industri pariwisata lokal kita dapat dikenal oleh masyarakat dunia. Sandi menyebut 6 sektor riil industri halal dan syariah, diantaranya; halal food, media regression, modiste fashion, hijab, busana muslim, travel.
“Wisata halal bukanlah mensyariahkan tempat wisata, tidak ada destinasi yang akan menjadi zonasi tapi justru memberikan tambahan layanan bagi wisatawan agar lebih aman dan nyaman. tentunya kita upayakan untuk menciptakan usaha bagi anak-anak muda untuk menciptakan halal preneur dan menciptakan lapangan kerja,” jelas Sandi.
Besarnya pertambahan muslim dan tingginya demand pariwisata halal, menurutnya menciptakan peluang dan tantangan yang ini bisa dikembangkan melalui potensi wisata yang dimiliki Indonesia . Selaras dengan hal itu Kemenparekraf akan menyediakan layanan untuk mendorong baik pelayanan, pelatihan, pembiayaan serta inovasi dan kreasi produk-produk parekraf.
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!