Sekolah Wirausaha ‘Aisyiyah Lumajang untuk Kebangkitan Ekonomi Penyintas APG Semeru
‘Aisyiyah Lumajang terus memberikan kontribusinya dalam penanggulangan dampak bencana erupsi Gunung Semeru yang terjadi pada Desember 2021 silam. Salah satunya adalah memberikan penguatan dan pemulihan ekonomi bagi warga terdampak Awan Panas dan Guguran (APG) Gunung Semeru melalui Sekolah Wirausaha ‘Aisyiyah (SWA) bagi Penyintas APG Semeru.
Ketua Pimpinan Daerah ‘Aisyiyah (PDA) Lumajang, Lilik Nurdiani dalam wawancara pada Selasa (7/3/2022) menyampaikan bahwa ‘Aisyiyah Lumajang sudah sekitar lima minggu memberikan pelatihan dan pendampingan ekonomi bagi warga penyintas APG Semeru. Melalui Sekolah Wirausaha ‘Aisyiyah ini ‘Aisyiyah Lumajang mendorong terbentuknya kelompok UMKM yang dapat berkembang dan memberikan pemasukan bagi warga setempat.
“Sampai saat ini ada delapan kelompok warga di lima desa yang kami dampingi, satu kelompok di Desa Jarit yang mendapatkan pendampingan di bidang makanan, dua kelompok di Desa Sumberwuluh di bidang makanan dan pembuatan batako, dua kelompok di Desa Penanggal di bidang makanan minuman dan keahlian merajut, satu kelompok di Desa Sumber Mujur di bidang makanan, serta dua kelompok di Desa Pasirian di bidang makanan minuman,” terang Lilik.
Lilik menyampaikan bahwa kelompok-kelompok ini terbentuk atas dasar pemetaan kebutuhan dan potensi yang dilakukan oleh PDA Lumajang. Kemudian setelah terbentuk kelompok PDA melakukan koordinasi lintas majelis untuk menempatkan pelatih maupun pendamping sesuai bidangnya. Selain itu PDA Lumajang juga bekerjasama dengan Pimpinan Cabang ‘Aisyiyah (PCA) setempat untuk menjadi pendamping serta dengan Pimpinan Daerah Muhammadiyah dan Pimpinan Cabang Muhammadiyah setempat. Setiap kelompok SWA disebut Lilik rata-rata terdiri dari 25 orang warga, dimana masing-masing kelompok akan mendapatkan pelatihan maupun pendampingan satu atau dua minggu sekali.
“Alhamdulillah respon positif para penyintas atas kegiatan SWA yang kami lakukan ini, bahkan warga jatuh cinta pada ‘Aisyiyah Muhammadiyah dan berterimakasih atas kegiatan yang dilakukan,” ungkap Lilik. Beberapa kelompok tersebut menurut Lilik sudah memproduksi hasil pelatihan yang mereka ikuti seperti pembuatan konektor rajutan, pembuatan makanan juga agar-agar dan puding daun kelor, pembuatan minuman instan yang sudah dijual di lingkungan sekitar dan laku terjual. “Alhamdulillah warga sudah dapat pemasukan dari pelatihan ini, bahkan cukup laris sehingga PDA kehabisan produknya, padahal PDA juga memfasilitasi dengan bisa menjualnya melalui ‘Aisyiyah Mart sehingga saya sampai meminta mereka memperbanyak produk untuk bisa menempatkan di Mart,” ujar Lilik.
Selain para ibu dan perempuan, SWA ini juga menyasar para bapak-bapak yang berminat untuk bergabung. Untuk saat ini dijelaskan Lilik sudah ada satu kelompok yang terdiri dari bapak-bapak di Desa Sumberwuluh yang mendapatkan pelatihan pembuatan batako dari pasir Semeru. “Para bapak juga kita petakan untuk kita cari potensi, untuk yang pembuat batako itu kebanyakan karena penambang pasir jadi ketemu 10 orang sebagai anggota kelompok kemudian kami ajak studi banding bagaimana membuat batako,” papar Lilik. Dengan memanfaatkan pasir yang banyak terdapat di lokasi, PDA dibantu kader PCM kemudian mengawasi dan membina 10 orang untuk membuat batako yang hasil produksinya dijual untuk pembangunan huntara (hunian sementara).
“Insya Allah kelompok pembuatan batako ini akan kami kembangkan lagi beberapa kelompok dan walaupun saat ini proses pembuatan batako masih tradisional, kedepannya kami akan mengupayakan agar ada ketersediaan alat untuk mempermudah produksi,” ungkap Lilik optimis.
PDA Lumajang sampai saat ini masih terus melakukan pemetaan untuk mengembangkan potensi lingkungan maupun warga yang belum tergali. Salah satunya disampaikan Lilik bahwa banyak warga yang menghendaki untuk mendapatkan pelatihan di bidang jahit-menjahit. Keinginan warga ini tentu disambut positif oleh PDA Lumajang dan saat ini Lilik tengah mendata kader ‘Aisyiyah dan Muhammadiyah yang memiliki kemampuan untuk memberikan pendampingan dan saat ini sudah ada yang mengajukan diri menjadi relawan untuk pelatihan menjahit ini. Lilik juga berharap akan ada banyak pihak yang dapat menjalin kerjasama untuk mendukung bangkitnya perekonomian warga penyintas APG Semeru.
Lilik juga berharap warga dampingan SWA ini akan semakin berkembang kedepannya dan memberikan manfaat positif bagi kehidupan warga. “Para warga saya harapkan dapat menjadi UMKM binaan ‘Aisyiyah yang memiliki potensi kuat untuk berkembang kedepan sehingga mereka bisa menjadi penyintas APG yang terentas ekonominya sehingga mereka dapat mandiri untuk membenahi kehidupannya termasuk perekonomian keluarga mereka.” (Suri)
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!