Tanggung Jawab Manusia Atasi Perubahan Iklim
Berbagai persoalan lingkungan hidup kini tengah dihadapi dunia dan menjadi ancaman bagi manusia. Hal tersebut dipaparkan oleh Nana Firman, dari ‘Aisyiyah Amerika serta pegiat lingkungan Green Faith. Menurut Nana, persoalan tersebut seperti naiknya suhu bumi, perubahan peruntukan lahan, melelehnya es di kutub, kenaikan muka air laut, emisi karbon dioksida, kualitas ekosistem yang kian menurun, dan jejak ekologis.
Perubahan itu, disampaikan Nana dapat menyebabkan perubahan iklim yang berdampak buruk bagi dunia. “Perubahan iklim yang terjadi dapat mengakibatkan masalah yang berdampak pada kelangsungan hidup manusia kini dan di masa depan,” ujar Nana dalam Seminar Pra Muktamar ke-48 Muhammadiyah ‘Aisyiyah yang dilaksanakan di Universitas Muhammadiyah (UM) Pontianak, Sabtu (9/4).
“Cukup surat ar-Rum ayat 41 sebagai renungan bersama bahwa segala kerusakan a yang terjadi berasal dari tangan-tangan manusia itu sendiri,” ungkap Nana. Dalam surat tersebut Allah berfirman bahwa telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia; Allah menghendaki agar mereka merasakan sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar). (Qur’an Surah Ar-Ruum 30:41)
Kenaikan suhu bumi juga menjadi kondisi yang harus diperhatikan oleh seluruh masyarakat dunia, terlebih sampai saat ini belum menunjukkan eksistensi penurunan. Menurut Nana, inilah yang mengkhawatirkan. Jika hal itu hanya diabaikan begitu saja, maka dapat dipastikan ada berbagai spesies-spesies tidak dapat bertahan hidup. Krisis ekologi dan perubahan iklim sebagai wujud dari krisis moral dan spiritual dirasa Nana mulai menanti. Bukan sekadar isu ekonomi, politik, saintifik. Maka, ini sebenarnya adalah tanggung jawab moral dan spiritual bersama.
Dari kondisi tersebut, Nana mengungkapkan ada tiga pilihan yang dihadapi pertama, kiamat Ekologi (Eco-Apocalypse), kedua, diskriminasi Ekologi (Eco-Apartheid), dan ketiga, keadilan Ekologi (Eco-Equity). Tentu, pada akhirnya Nana memilih keadilan ekologi. Sebagai seorang muslim diwajibkan untuk menegakkan keadilan. Itulah bagian dari kesalehan ekologi sendiri.
Untuk memulainya, Nana mengungkapkan bahwa penting untuk menegakkan keadilan iklim. Hal itu utamanya dimulai dari diri sendiri. Tidak akan ada perubahan kecuali diri kita yang melakukan perubahan, sama halnya dengan mengatasi perubahan iklim. Kemudian bisa melakukan menjaga keseimbangan. Selanjutnya mendukung serta meningkatkan penggunaan energi bersih dan terbarukan. Manusia sebagai pemimpin disebut Nana memiliki tanggung jawab terhadap amanah yang diberikan. Yakni amanah yang diemban manusia untuk menjaga alam dan lingkungan.
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!