Urgensi Manajemen Tabligh dalam Organisasi ‘Aisyiyah: Menjawab Tantangan Zaman
Organisasi ‘Aisyiyah di masa kini dan yang akan datang menghadapi tantangan yang semakin kompleks dalam penyelenggaraan tabligh. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat telah membawa perubahan dalam masyarakat, menciptakan berbagai permasalahan keagamaan yang muncul di tengah kehidupan sosial, kebangsaan, dan kemanusiaan. Mulai dari faham fundamentalis dan liberalis, hingga materialisme dan hedonisme yang bertentangan dengan ajaran Islam, semua ini memerlukan pendekatan tabligh yang lebih relevan dan efektif.
Generasi muda, terutama Generasi X, Generasi Z, dan Generasi Alpha, kini cenderung apatis terhadap agama. Pandangan mereka yang lebih menerima paham humanisme liberal menunjukkan bahwa perlunya pendekatan baru dalam tabligh. Di sisi lain, sebagian umat Islam masih terdapat pemahaman bias gender dalam beragama, sementara tradisi lokal lama terus berkembang sebagai kearifan lokal, dan munculnya gerakan Islam yang populis, eksklusif, serta tekstualis semakin menambah tantangan dalam berdakwah.
Oleh karena itu, penyusunan manajemen tabligh yang efektif sangat penting bagi organisasi ‘Aisyiyah dalam mencapai tujuan dakwah yang optimal. Persoalan ini mencakup berbagai komponen utama dakwah: Da’i (pelaku dakwah), mad’u (audien), materi, metode, dan media. Semua aspek tersebut perlu dirumuskan, dikaji, dan dikembangkan sesuai kebutuhan zaman.
Meningkatkan Kompetensi Da’i
Salah satu tantangan utama adalah kualitas Da’i. Kurangnya pendidikan dan wawasan keislaman, sosial, politik, ekonomi, serta teknologi di kalangan para da’i menghambat efektivitas dakwah. Pelatihan yang teratur untuk para pelaku tabligh, guna meningkatkan kemampuan dalam mengaktualisasikan ajaran Islam dan memperkuat integritas diri, sangat diperlukan. Investasi ini penting untuk memastikan bahwa dakwah mampu menjawab permasalahan keagamaan yang ada dengan pemahaman yang mendalam dan holistik.
Metode Dakwah yang Lebih Relevan
Metode dakwah yang digunakan juga harus disesuaikan dengan kebutuhan zaman. Pendekatan tradisional mungkin hanya mampu menyentuh ranah kognitif, sementara masyarakat modern membutuhkan pendekatan yang lebih interaktif dan partisipatif. Penggunaan teknik seperti dialog interaktif yang komunikatif, pendekatan persuasif, motivatif, konsultatif, dan partisipatif harus ditingkatkan agar tabligh dapat benar-benar efektif dalam menyentuh hati dan pikiran audiens.
Manajemen Tabligh yang Profesional
Mengingat beragamnya tantangan yang ada, manajemen tabligh harus mampu memberikan solusi yang lebih sistematis dan terorganisir. Tanpa pengelolaan yang baik, kegiatan tabligh mungkin hanya akan menjadi rutinitas yang membosankan dan kehilangan daya tariknya. Manajemen yang efektif dan terstruktur akan memungkinkan tabligh berkembang secara profesional dan menjawab kebutuhan masyarakat modern yang semakin beragam.
Dengan pengelolaan yang tepat, tabligh akan menjadi lebih dinamis dan relevan bagi generasi muda serta dapat memberikan kontribusi positif bagi kehidupan sosial dan keagamaan di Indonesia. ((Oleh: Siti Bahiroh (Wakil Ketua Majelis Tabligh dan Ketarjihan PP ‘Aisyiyah))