Salmah Orbayinah : Peran ‘Aisyiyah Bersifat Inklusif dan Tidak Membedakan
SURABAYA – Menyampaikan amanat dalam pembukaan Musywil ke-13 ‘Aisyiyah Jawa Timur, Ketua Umum Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah (PP ‘Aisyiyah), Salmah Orbayinah mendorong agar para kader terus memperkuat peran ‘Aisyiyah di Jawa Timur dalam berbagai bidang termasuk melalui amal usaha. Dalam acara yang berlangsung di Gedung Muzdalifah Asrama Haji Sukolilo Surabaya pada Sabtu (21/1/23) ini, Salmah menyebut bahwa salah satu kunci ‘Aisyiyah dapat bertahan hingga kini adalah karena keberadaan amal usaha ‘Aisyiyah di berbagai bidang yang bersifat inklusif.
“Peran ‘Aisyiyah bersifat inklusif, tidak membeda-bedakan, Rumah Sakit maupun PAUD tidak khusus untuk ‘Aisyiyah karena ‘Aisyiyah terbuka untuk keberagaman budaya dan sebagainya.” Oleh karena itu Salmah berharap di periode ke depan dapat berdiri perguruan tinggi ‘Aisyiyah di Jawa Timur untuk dapat semakin memperkuat peran ‘Aisyiyah.
Melalui kegiatan Musywil ini Salmah juga berharap dapat tidak saja terlaksana Musywil ‘Aiysiyah yang berkeadaban tetapi juga dapat menghasilkan rancangan program sebagai jabaran hasil Muktamar ke-48 ‘Aisyiyah. Rancangan program Musywil sebagai program unggulan di Jawa Timur menurut Salmah harus dilaksanakan secara masif dan harus bersifat rapi.
Hal tersebut dapat terlaksana menurut Salmah dengan adanya langkah strategis yang dapat dilaksanakan oleh seluruh majelis lembaga di ‘Aisyiyah hingga tingkat ranting. Terutama untuk menjawab berbagai permasalahan yang dihasapi Jawa Timur saat ini yang terkait perempuan dan anak seperti trafficking, kekerasan dalam rumah tangga, serta adanya peningkatan permohonan dispensasi menikah di beberapa daerah di Jawa Timur yang harus menjadi keprihatinan ‘Aisyiyah dan organisasi perempuan lain.
“’Aisyiyah itu organisasi dakwah, tidak hanya secara lisan, ‘Aisyiyah juga menerapkan dakwah bil hal dan bil mal yang disampaikan dengan bil mauidhati hasanah wa billati hiya ahsan,” ujarnya.
Salmah juga menekankan pentingnya langkah strategis dalam penguatan keluarga sakinah yang harus dijalankan dari pusat hingga ranting. Menurutnya banyak permasalahan saat ini muncul dan berbasis pada keluarga. “Keluarga merupakan poros kehidupan bagi kehidupan umat dan bangsa, di keluarga harus diberikan penguatan dini.”
Oleh karena itu menurutnya penguatan Keluarga Sakinah harus menjadi prioritas. “Kalau terwujud keluarga sakinah di ‘Aisyiyah ini, Insya Allah masalah-masalah pernikahan dini, kekerasan perempuan dapat teratasi, serta ketahanan keluarga menjadi kokoh.”
Salmah juga mendorong agar ‘Aisyiyah dapat memanfaatkan media digital untuk dapat mempublikasikan berbagai kegiatan yang dilakukan. Menurutnya hal ini tidak dipandang sebagai riya melainkan bentuk syiar atas kerja-kerja ‘Aisyiyah kepada publik. “Saat ini dengan digitalisasi yang sudah berkembang, yang dilakukan oleh ‘Aisyiyah diumumkan ke publik, kita bisa membedakan antara riya’ dan mempublikasikan kegiatan ‘Aisyiyah di Jawa Timur ini. Mulai saat ini ‘Aisyiyah tidak hanya berjalan di Lorong-lorong sunyi senyat tetapi sebarkan semua kebaikan itu agar semua orang tahu.”
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!