‘Aisyiyah Sulawesi Selatan Resmi Miliki Institut Parahikma Indonesia
GOWA – Pelantikan rektor baru Institut Parahikma Indonesia pada Kamis (6/4/2023) menjadi tonggak estafet baru kepemimpinan Pimpinan Wilayah ‘Aisyiyah Sulawesi Selatan (PWA Sulsel) atas perguruan tinggi yang telah berdiri sejak 16 Mei 2016 ini. Kampus milik Aisyiyah ini juga bakal menjadi kampus ke-14 milik Persyarikatan Muhammadiyah di Sulsel.
Bertempat di Gedung Serba Guna ‘Aisyiyah Sulsel, Nurhayati Azis yang juga merupakan Ketua PWA Sulsel periode 2010-2015 dan 2015-2022 dipercaya sebagai Rektor baru Institut Parahikma Indonesia (IPI) menggantikan Azhar Arsyad yang merupakan rektor periode sebelumnya sekaligus pendiri IPI. Momentum pelantikan ini juga dijadikan ajang untuk memperkenalkan bahwa kampus tersebut telah diserahkan dari Yayasan Parahikma Indonesia ke PWA Sulsel.
Azhar Arsyad menyatakan bahwa penyerahan kampus IPI kepada ‘Aisyiyah bukan tanpa alasan melainkan karena ia percaya atas rekam jejak organisasi ‘Aisyiyah Muhammadiyah dalam mengelola berbagai institusi pendidikan. Selain itu ia juga melihat sosok Ibu Nurhayati Azis yang mampu menjadi pemimpin bagi kampus IPI agar dapat tumbuh dan berkembang ke depannya.
“Saya lihat pada diri Bu Nurhayati, ada kemampuan leadership dan manajerial, yang mampu membangun kampus ini. Salah satu mimpi saya, agar Institut Parahikma bisa membuka Fakultas Kedokteran. Saya yakin, di bawah kepemimpinan Ibu Nur, niat tersebut bisa tercapai,” ungkap Azhar.
Ketua Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah, Siti Noordjannah Djohantini, yang juga merupakan Koordinator Bidang Pendidikan Tinggi Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah menyampaikan rasa syukurnya atas telah berlangsung dengan lancar dan penuh kekeluargaan serah terima kampus IPI ini kepada PWA Sulsel. Noordjannah menyebutkan bahwa acara ini juga menggambarkan semangat dan jiwa kemajuan dari tokoh pendiri IPI. “Acara yang sangat hikmat penuh kekeluargaan tetapi punya semangat dan jiwa kemajuan sebagaimana tokoh yang mengawali dari institut ini yakni Prof. Arsyad dan kami di ‘Aisyiyah Muhammadiyah sungguh-sungguh sabar dan syukur,” ujar Noordjannah.
Kesabaran dan kesyukuran ini menurutnya dimaknai dengan kesungguhan untuk mengelola IPI agar dapat maju dan berkembang. “Sekarang mengelola Perguruan Tinggi tidak boleh dengan langgam yang sederhana, kita harus sungguh-sungguh dan tantangannya besar. Tetapi kami punya pengalaman mengelola Perguruan Tinggi dari yang kecil sampai yang besar dan Insya Allah dari yang ada itu terus bertumbuh menjadi besar,” terangnya. Mengenai kepemimpinan Nurhayati Azis kedepannya Noordjannah juga percaya karena semua perempuan yang ada di ‘Aisyiyah disebutnya memiliki kultur untuk maju.
Rektor Kampus IPI yang dilantik, Nurhayati Azis adalah seorang akademisi yang telah lama bergelut di dunia pendidikan. Ia juga merupakan dosen Universitas Muslim Indonesia. Nurhayati mengatakan bahwa ia berkomitmen untuk terus meningkatkan kualitas pendidikan di Institut Parahikma Indonesia, sehingga dapat menghasilkan lulusan yang berkualitas dan berdaya saing tinggi di tengah persaingan global.
Nurhayati juga berkomitmen memajukan kampus IPI ini dengan melakukan kosolidasi kelembagaan dan kolaborasi dengan berbagai pihak serta meningkatkan kualitas SDM. “Dengan keunggulan yang ada di Perguruan Tinggi ini Insya Allah kami akan memajukan bersama dan bersinergi dengan semua stakeholder yang ada, Insya Allah Institus Parahima Indonesia akan maju dengan pengutaan kelembagaan penguatan organisasi dan memaksimalkan SDM yang ada,” tegasnya.
“Alhamdulillah, potensi SDM Institut Parahikma Indonesia, luar biasa. Kemampuan bahasa asing menjadi salah satu kompetensi yang diperkuat, apalagi banyak SDM dosen yang merupakan alumni luar negeri,” lanjut Nurhayati. Ia menekankan, bahwa langkah awal yang dilakukan, melakukan konsolidasi kelembagaan, termasuk menyiapkan perubahan nama.
Hal yang takkalah penting, kata Nurhayati, adalah transformasi kelembagaan institut menjadi Universitas. “Setelah konsolidasi kelembagaan, agenda selanjutnya menyiapkan diri menjadi universitas. Mungkin kami akan menyiapkan penambahan beberapa prodi. Tapi semuanya akan kami lakukan bertahap,” ujarnya. Nurhayati juga berkomitmen memajukan Institut Parahikma Indonesia dengan membangun kerjasama dengan berbagai pihak. “Kultur kami di Muhammadiyah – ‘Aisyiyah, saling berkolaborasi. Kami ada UNISA Yogyakarta, UNISA Bandung, termasuk perguruan tinggi Muhammadiyah–‘Aisyiyah lainnya,” ujarnya.
Koordinator Kopertis Wilayah VIII, Hamdan Juhannis, mendukung kepemimpinan Nurhayati Azis dalam memajukan IPI. Menurutnya sosok Nurhayati memiliki kapasitas organisasi, akademik, dan keilmuan yang bisa memajukan Institut Parahikma Indonesia. Sementara itu Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Aparat (BPSDMA) Pemprov Sulsel yang hadir mewakili Gubernur yakni Muhammad Jufri menyampaikan bahwa kehadiran IPI sangat berperan penting dalam memajukan SDM unggul dan berharap agar rektor yang baru dilantik dapat berkolaborasi dengan berbagai stake holder untuk memajukan IPI sehingga bisa menjadi kampus terkemuka di Indonesia dengan berbagai inovasi yang akan dilakukan ke depannya.
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!