Perkuat Peran Lintas Generasi Wujudkan Lansia Sehat, Mandiri, dan Produktif
YOGYAKARTA – Dalam Webinar Peringatan Hari Lansia Internasional yang diadakan pada Sabtu (19/10/24), Meldy Muzada Elfa selaku dokter penyakit dalam, sekaligus konsultan geriatri menyebut bahwa batasan usia lansia di Indonesia adalah 60 tahun ke atas. Hal ini berdasarkan definisi dari WHO dan nerdasarkan peraturan Menteri Kesehatan tahun 2015 tentang layanan lansia di rumah sakit. Hal ini penting karena berpengaruh terhadap kebijakan kesehatan dan pelayanan khusus yang ditawarkan kepada lansia.
Dalam webinar Dalam webinar bertema “Menua dengan Bermartabat : Memperkuat Sistem Perawatan dan Dukungan Bagi Lansia,” Meldy menyebut bahwa terkadang masih banyak orang bingung untuk membedakan antara lansia dan geriatri. “Lansia yaitu individu yang berusia di atas 60 tahun, sedangkan geriatri merupakan cabang dari kedokteran khususnya ilmu dari penyakit dalam yang menangani Kesehatan pada lansia, dengan fokus pada penyakit kronik dan sindrom yang terjadi pada lansia (sindroma).”
Terdapat kumpulan gejala atau masalah kesehatan yang dialami oleh seorang pasien geriatri, dalam ilmu kedokteran yang sudah didapatkan, terdapat 14 gejala yang sering terjadi pada lansia disebut sebagai sindroma geriatri. 14 gejala tersebut diantaranya yaitu immobilisasi, intabilitas postural, inkotinensia urine, infeksi, impairment of senses, inination, iatrogenik, insomnia, intellectual impairment, isolasi, impecunity, impaction, immune deficiency, impotensi.
Diantara 14 gejala tersebu, Mnldy menyebut terdapat 6 gejala yang sering terjadi pada lansia yaitu berkurangnya kemampuan gerak (imobilisasi) menggambarkan suatu sindrom penurunan fungsi fisik sebagai akibat dari penurunan aktivitas dan adanya penyakit penyerta, perubahan cara jalan (gait) dan keseimbangan seringkali menyertai prosese menua (instabilitas postural), ketidakmampuan menahan keluarnya urin atau keluarnya urin secara tak terkendali pada saat yang tidak tepat dan tidak diinginkan (inkontinensia urine), gangguan fungsi kognitif yang dikenal dengan istilah intellectual impairment adalah kapasitas intelektual yang berada di bawah rata-rata normal untuk usia dan Tingkat Pendidikan seseorang tersebut, kekurangan zat gizi baik zat gizi makro (karbohidrat lemak dan protein) maupun zat gizi mikro (vitamin dan mineral) seringkali dialami oleh lansia (inanitian), dan menarik diri dari lingkungan sekitar (isolasi).
“Oleh karena itu penting bagi orang di sekitar lansia untuk dapat mendeteksi lansia tersebut mengalami gangguan atau tidak, maka kita perlu mengetahui skrining pada lansia “ imbuhnya
Meldy melanjutkan bahwa ada acara bagaimana mendeteksi gangguan pada lansia dan tindak lanjut perawatannya yaitu mendeteksi risiko malnutrisi pada lansia yang dapat menyebabkan komplikasi Kesehatan serius, penilaian terhadap berat badan, pola makan, Kesehatan umum, dan aktivitas fisik, intervensi berupa konsultasi gizi, penyesuaian diet, dan penambahan suplemen bila diperlukan.” Ucapnya
“Bagaimana untuk mendeteksi kemandirian pada lansia dengan indeks Barthel/activity dayly living (ADL) caranya yaitu indeks ADL : mengukur kemampuan lansia dalam menjalankan aktivitas sehari-hari, contoh kegiatan yang dinilai berupa makan, mandi, berpakaian, berpindah tempat, Adapun manfaat skrining ADL yaitu untuk mengidentifikasi kebutuhan bantuan atau perawatan tambahan untuk lansia,” ucap Meldy
Ia menyatakan bahwa ada acara mendeteksi kerapuhan pada lansia dengan kuesioner rapuh yaitu kerapuhan/fraility : kondisi dimana lansia lebih rentan terhadap masalah Kesehatan, komponen penilaian : penurunan berat badan, kelemahan, kecepatan berjalan, dll, pentingnya skrining : menghindari komplikasi lebih lanjut dan membantu merencanakan perawatan yang tepat.
Meldy sangat mengapreasiasi kepedulian ‘Aisyiyah dalam isu lansia ini yang salah satunya diterapkan di komunitas melalui sekolah lansia berdaya. “Ini adalah inisiatif penting untuk meningkatkan kualitas hidup lansia. Dengan dukungan keluarga dan komunitas, program ini mampu menciptakan lansia yang lebih sehat, mandiri dan bermartabat,” tegasnya. *Media ‘Aisyiyah