Teruskan Peran Persyarikatan di Malaysia, Musycab ke-IV PCIM PCIA Malaysia Digelar
KUALA LUMPUR – Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM) dan Pimpinan Cabang Istimewa ‘Aisyiyah (PCIA) Malaysia menggelar Musyawarah Cabang (Musycab) ke-IV di Kuala Lumpur, Sabtu (21/1). Mengangkat tema “Menguatkan Visi Internasionalisasi Muhammadiyah”, Musycab ke-IV yang digelar secara daring ini dibuka oleh Duta Besar RI untuk Malaysia, Hermono.
Dalam kesempatan tersebut Hermono menyampaikan harapannya agar PCIM dan PCIA Malaysia terus konsisten dengan gerakan sosial keagamaan hingga di masa depan. Karena ia sendiri telah menyaksikan bahwa Persyarikatan Muhammadiyah telah banyak berbuat nyata.
Di Malaysia, Muhammadiyah disebut Hermono telah mendirikan Universitas Muhammadiyah Malaysia (UMAM). Selain itu juga ikut memajukan pendidikan dengan mendirikan sanggar bimbingan (SB). Sedangkan di bidang ekonomi, Muhammadiyah memiliki Warung Soto Lamongan (Wasola). “Setidaknya itu yang saya perhatikan, dan tentu ini sangat membantu KBRI dalam ikut dalam memberikan perlindungan dan pemberdayaan warga kita di Malaysia, khususnya pekerja migran,” ujar Hermono.
Hermono berharap, garis perjuangan Muhammadiyah yang akan datang tetap konsisten sebagai pergerakan sosio-religius. Selain itu PCIM dan PCIA Malaysia juga dapat mengusung itu sehingga menjadi jendela bagi organisasi Islam di Malaysia dan sebagai inspirator sejumlah organisasi kemasyarakatan lain.
Ketua PCIA Malaysia Nita Nasyitha menyampaikan rasa syukur dapat memimpin organisasi tersebut di Malaysia. “Alhamdulillah berkat dukungan, semangat, dan kebersamaan dari pengurus dan teman-teman Aisyiyah maka kami bisa melewati periode ini dengan baik, walaupun banyak sekali program kerja yang direalisasikan karena tepat satu bulan kami dilantik dan seminggu setelah kami mengusung program kerja, seperti yang bapak dan ibu tahu pandemi terjadi,” ujar dia.
Menurut Nita, organisasi dapat bergerak sesuai sistem yang ada, sehingga pergantian kepemimpinan di organisasi tersebut menjadi hal lumrah, wajar dan membuktikan ‘Aisyiyah dinamis. “Kita siap memimpin dan dipimpin oleh siapapun,” ujarnya.
Ketua PCIM Malaysia, Sony Zulhuda dalam sambutannya mengatakan, musycab ini diselenggarakan secara virtual karena Muhammadiyah Malaysia menatap perhelatan besar yang akan datang, yaitu pelantikan kepengurusan dan tablig akbar.
Pada Tablig Akbar dan pelantikan nanti, rencananya Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nasir diagendakan hadir. Selain itu, Sony mengatakan akan mengundang sejumlah lembaga swadaya masyarakat (LSM) dan aliansi serta organisasi masyarakat. “Mereka yang hadir akan menyaksikan satu titik bersejarah dalam perjalanan PCIM Malaysia,” ucapnya.
Acara yang digelar terpusat di World Trade Centre Kuala Lumpur (WTCKL) itu juga dihadiri oleh Koordinator Fungsi Penerangan Sosial Budaya Kedutaan Besar RI (KBRI) Kuala Lumpur Yoshi Iskandar, Koordinator Fungsi Konsuler dan Protokoler KBRI Kuala Lumpur Rijal Al Huda, Ketua PDM Lamongan Shodikin, dan anggota DPRD Lamongan Husnul Aqib.
Sebanyak 57 orang telah diputuskan menjadi calon sembilan formatur dan dari jumlah tersebut akan dipilih pengurus PCIM Malaysia periode selanjutnya. 30 orang di antaranya pernah menjabat sebagai pimpinan PCIM periode terakhir, ditambah utusan dari 9 Pimpinan Ranting Istimewa Muhammadiyah (PRIM) sebanyak 27 orang. Masing-masing PRIM mengirim 3 utusan. Adapun peserta yang mempunyai hak memilih sebanyak 200 orang.
Menurut Sekretaris PCIM Malaysia Sulton Kamal, prinsip azasnya adalah dipilih dari mereka yang selama ini telah aktif dan memahami perjuangan PCIM Malaysia. Sedangkan di ruang sidang yang lain, PCIA dengan total semua peserta berjumlah 66 orang akan memilih 7 orang dari 25 calon formatur.