Delapan Peran Mahasiswa Muhammadiyah untuk Kemajuan Masyarakat
Kehadiran Persyarikatan Muhammadiyah termasuk dengan amal usahanya adalah untuk memberi manfaat bagi seluruh umat dan bangsa, bersifat inlusif, dan tidak membedakan. Oleh karena itu para mahasiswa Muhammadiyah sebagai kader-kader muda juga diharapkan dapat meneruskan kebermanfaatan tersebut di lingkungan sekitarnya sejak awal.
Pesan tersebutlah yang dipaparkan oleh Ketua Umum Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah, Siti Noordjannah Djohantini dalam kegiatan Bridging Manajemen yang dilaksanakan Progam Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY). Noordjannah mendorong para mahasiswa dapat melaksanakan peran-perannya sebagai mahasiswa Muhammadiyah.
Dalam kegiatan yang berlangsung secara daring pada Senin (14/3/2022) tersebut, Noordjannah menyampaikan delapan peran yang harus dilakukan oleh. Pertama, mengidentifikasikan diri sebagai mahasiswa yang berkarakter Keislaman dan Kemuhamadiyahan. Kedua, aktif di IMM dan kegiatan kemahasiswaan lainnya sesuai bakat dan minat. Ketiga, Menjadi kader Muhammadiyah. “Dengan menjadi kader persyarikatan maka otomatis menjadi kader umat dan kader bangsa. Karena kader persyarikatan juga mencerminkan kader umat yang memberikan kemanfataan bagi umat dan bangsa.”
Keempat, aktif dalam kegiatan Keislaman dan Kemuhammadiyahan di tempat tinggal masing-masing. “Ini gunanya untuk merefresh agar supaya dalam usaha menghadirkan Muhammadiyah sebagai mahasiswa dapat menghadirkan Muhammadiyah yang penuh kemanfaatan.” Kelima, menyiapkan diri dan belajar menjadi Intelektual Islam yang berpandangan Islam Berkemajuan. Keenam, berkiprah dalam memajukan masyarakat, umat, bangsa sesuai dengan peran yang diambil.
Ketujuh, menjadi agen perubahan (agent of social change), Kekuatan Kritis (social control), Kekuatan moral (moral force), penjaga nilai, pemersatu masyarakat, kader umat, kader bangsa, kader kemanusiaan di tingkat global. “Para mahasiswa adalah semua orang yang educated yang dapat melakukan usaha di masyarakat, melakukan pemberdayaan, serta menjadi kekuatan kritis. Akan tetapi jangan asal kritis karena harus didasarkan pada nilai berkeadaban.”
Kedelapan, menyiapkan diri dan belajar menjadi calon-calon elit pemimpin umat, masyarakat, bangsa. Banyaknya jumlah mahasiswa Muhammadiyah di berbagai tempat menurut Noordjannah harus dapat memberikan nilai keutamaan kepada masyarakat dan berkontribusi untuk kemajuan masyarakat. (Suri)
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!