Haedar Nashir : Nilai Luhur Bangsa Pondasi Bernegara
“Indonesia dibangun dan diperjuangkan menjadi negara yang merdeka karena ada value ada nilai bersama.” Hal tersebut disampaikan oleh Haedar Nashir dalam Dialog Kebangsaan yang digelar oleh Universitas Islam Sultan Agung (Unissula) Semarang pada Senin (31/1/2022).
Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah menegaskan bahwa kebangsaan tidak dapat dilepaskan dari nilai luhur bangsa. Dimana menurutnya Negara Indonesia sejatinya dibangun dengan nilai-nilai agama, budaya, dan masyarakat yang luhur.
Haedar melanjutkan bahwa hadirnya Indonesia karena ada prinsip nilai yang menjadi pondasi bernegara. Setelah proses yang panjang akhirnya warga masyarakat juga pemerintah berkomitmen dengan nilai-nilai Pancasila yang sudah disepakati bersama. Maka komitmen itu harus diperhatikan juga dalam segala aspek kehidupan misalnya dalam membangun ekonomi, politik, dan budaya.
Dalam dialog tersebut Haedar mengajak masyarakat untuk merefleksikan apakah segala kebijakan yang ada saat ini telah sesuai dengan prinsip dan nilai yang telah disepakati yakni Pancasila. “Sila yang pertama Ketuhanan yang Maha Esa menurut Bung Karno bukan hanya rakyat Indonesia yang harus bertuhan tetapi negara juga bertuhan. Indonesia tidak boleh menjadi negara sekuler tapi juga bukan negara agama,” tutur Haedar.
Pancasila itu disebut Haedar mengandung nilai-nilai moderat, washatiyah, tengahan sebagai hasil dari kearifan para pemimpin negara agar Indonesia menjadi negara yang cocok bagi warga negara. Dari sanalah kemudian segala kebijakan harus mengacu pada Pancasila. “Kalau ada LGBT yang ingin diakui negara dan atheism itu bertentangan dengan negara”.
Menurut Haedar tidak cukup bahwa negara Indonesia hanya dibangun secara fisik tanpa dibangun juga melalui nilai-nilai itu. “Kita senang Indonesia maju secara politik ekonomi budaya tapi politik budaya ekonomi ini harus sejalan dengan dasar negara,” terangnya.
Dalam bidang Pendidikan, kata Haedar, menjunjung akhlak mulia dan nilai agama menjadi hal yang penting karena prinsip hidup di Indonesia tidak boleh bertentangan dengan agama. Selain itu, kebudayaan juga menjadi acuan. “Setiap budaya itu memiliki nilai-nilai luhur yang diampu dan itu hidup dalam bangsa kita. Maka perubahan apapun harus berkaitan dengan budaya bangsa kita,” tegasnya.
sumber : muhammadiyah.or.id
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!