Kader ‘Aisyiyah, Penjaga Gawang Ideologi Organisasi
“Kader ini ibarat tanaman tapi tanaman itu yang tidak bisa goyah, dengan akar dan tunas yang kuat serta menjulang tinggi yang bisa menjadi driving force, atau penggerak gerakan di seluruh tingkatan.” Hal tersebut disampaikan oleh Ketua Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah, Siti Aisyah yang membidangi Majelis Pembinaan Kader (MPK) di acara Training of Trainer (TOT) Baitul Arqom Online MPK Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah (PP ‘Aisyiyah) pada Sabtu (30/10).
Siti Aisyah menyebut bahwa kader-kader sangat beragam, ada yang disebut kader pimpinan, kader amal usaha, kader organisasi, kader ortom, kader keluarga, kader profesi, hingga kader komunitas. Di sinilah tugas dari Majelis Pembinaan Kader ‘Aisyiyah untuk dapat terus membentuk generasi penerus yang akan meneruskan risalah perkaderan yang diistilahkan sebagai penjaga gawang ideologi.
Ketua MPK, Salmah Orbayinah dalam sambutannya menyampaikan bahwa kaderisasi adalah hal yang mutlak bagi organisasi. “Kaderisasi merupakan hal yang mutlak bagi sebuah organisasi besar seperti ‘Aisyiyah dan Muhammadiyah, eksistensi dari kader merupakan hal yang sangat vital,” ujarnya.
Ia menyebutkan bahwa peranan kaderisasi merupakan peranan yang penting karena menjadi penentu bagaimana calon kader dibentuk sedemikian rupa sehingga membentuk kader militan yang tangguh, ikhlas, yang mau berjuang semata-mata untuk beribadah dan mendapat ridha Allah Swt. “Kader inilah yang akan menjadi pelopor pelangsung dan penyempurna semua kegiatan di ‘Aisyiyah dan Muhammadiyah.”
ToT Baitul Arqom yang diikuti oleh semua pimpinan MPK dari Pimpinan Wilayah ‘Aisyiyah seluruh Indonesia berjumlah 272 orang ini dilaksanakan secara daring selama dua hari hingga Ahad (31/10). Salmah berharap melalui kegiatan ToT ini akan terbentuk instruktur Baitul Arqom di wilayah, daerah bahkan mungkin cabang sehingga nantinya paling tidak semua wilayah sampai cabang dapat melaksanakan Baitul Arqom minimal satu kali sebelum Muktamar.
Ketua Umum Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah, Siti Noordjannah Djohantini dalam pengarahannya menyebutkan bahwa Baitul Arqom penting dilaksanakan untuk dapat menyebarkan nilai-nilai ideologi Muhammadiyah. Oleh karena itu Baitul Arqom harus berjalan terus menerus, diupgrade, serta direfleksikan.
Noordjannah juga mendorong MPK untuk dapat menciptakan beragam kegiatan yang mudah diakses dan dipahami oleh pimpinan di tingkat grassroot. “Selain Baitul Arqom, melalui MPK juga dapat menciptakan kegiatan-kegiatan yang bermanfaat maupun kajian yang dapat dipahami oleh pimpinan tatanan grassroot.”
Berada dalam situasi di masa pandemi ini, Noordjannah mengakui muncul beberapa tantangan dalam pelaksanaan kegiatan. Akan tetapi seluruh pimpinan majelis harus bergerak mencari solusinya termasuk dengan melaksanakan ToT Baitul Arqom secara daring ini. “Yang penting terus bergerak, harus menunjukkan kualitas anggota bukan sekedar menambah kuantitas,” ujar Noordjannah. (Suri)
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!