Kupas Kontribusi Muhammadiyah ‘Aisyiyah bagi Indonesia di Ranah Global
“Kita perlu membongkar, membuka kembali khazanah keunggulan nilai-nilai budaya, nilai humanistik bangsa yang kita cintai karena kita memiliki banyak nilai budaya yang luar biasa yang bisa kita coba agar nilai budaya ini dapat kita instalkan pada permasalahan tingkat dunia internasional.” Hal tersebut disampaikan oleh Rektor Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Gunawan Budiyanto dalam acara webinar Moderasi Indonesia untuk Dunia: Peran Strategis Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah dalam Mendukung Kepemimpinan Indonesia di Tingkat Global yang dilaksanakan secara daring pada Senin (15/11).
Gunawan menyebutkan bahwa moderasi Indonesia untuk dunia garis besarnya adalah bingkai sumbangan Indonesia pada permasalahan dunia. Menurut Gunawan terdapat banyak tantangan dunia seperti kesehatan, lingkungan, kesetaraan pangan, yang semuanya masuk kedalam SDGS. “Kita mencoba untuk melihat kesetaraaan humanistik, kesetaraan mendapat edukasi, kesempatan untuk bisa mengakses keadilan dan isu HAM, tentunya Indonesia memiliki itu semua tetapi belum kita coba utk kita rumuskan menjadi bungkus terbaru untuk menjawab permasalahan dunia dalam bentuk kebijakan politik luar negeri.”
Melalui forum yang merupakan kerjasama UMY dengan Amanat Institute ini Gunawan berharap bahwa para akademisi dapat bertemu dan mengambil pengalaman dari para pakar serta diplomat yang hadir sebagai narasumber untuk dapat menyusun sumbangsih bagi Indonesia. “Banyak pengalaman yang bisa diangkat dari para narasumber untuk kita kumpulkan, pertemukan dengan akademisi yang bisa menjadi sumbangan yang luar biasa bagi Indonesia untuk bisa menyuarakan langkah moderasi terhadap konflik kepentingan baik secara regional maupun internasional terutama dinamisasi polik yang selama ini dipengaruhi oleh isu yang ada dalam paket SDGs.”
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Indonesia, Airlangga Hartarto, menyampaikan penghargaan kepada UMY atas dukungan dan kesediaannya bersama-sama Kementerian Perekonomian dalam mempersiapkan Presidensi G20 Indonesia di tahun depan melalui acara ini. Ia juga memberikan apresiasi bagi Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah yang telah terbukti memberikan banyak manfaat bagi peningkatan kemajuan harkat dan martabat Indonesia sekaligus memberi warna dalam aspek sosial pendidikan, kesehatan, dan kegamaan yang selama ini menjadi titik tolak gerakannya.
“Wujudnya nyata pengembangan pendidikan yang berakhlak mulia untuk umat dan bangsa dapat dilihat dari banyaknya lembaga pendidikan, sosial, dan amal yg didukung oleh ‘Aisyiyah dan Muhammadiyah. Kiprah tersebut tentunya meningkatkan kualitas manusia Indonesia dan mempengaruhi dinamika perekonomian Indonesia secara keseluruhan,” tegasnya. Lebih lanjut Airlangga berharap agar Muhammadiyah ‘Aisyiyah dapat terus berkiprah, berkarya, dan mampu memberikan kontribusi terbaik bagi bangsa dan negara termasuk berkontribusi mengawal Presidensi Indonesia G20 di tahun 2022.
Fahd Pahdepie selaku Direktur Eksekutif Amanat Institute menyampaikan bahwa tema acara ini dipilih sebagai bentuk respon atau startegic support yang diberikan civil society atau kelompok masyarakat sipil seperti Muhammadiyah terhadap posisi Indonesia yang mendapat kehormatan menjadi Presiden G20. “Ini suatu posisi yang pertamakali dijabat atau dimiliki Indonesia setelah bergabung menjadi anggota G20 sejak 1999,” terang Fahd.
Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Haedar Nashir juga mengucapkan selamat atas capaian yang diraih Indonesia dalam kancah G20 ini. “Selamat Indonesia memimpin Presidensi G20 untuk satu tahun ke depan, ini sebuah capaian yang positif dan konstruktif dalam usaha pulih dan membangun optimisme pasca kita menghadapai Covid-19 yang masih berjalan sekaligus membangun optimisme kita berperan di langkah global,” tuturnya.
Haedar melanjutkan bahwa capaian ini tentu harus diakui semua komponen bangsa agar dapat bersama mengisi ruang positif ini untuk memanfaatkan peluang penguatan dan mobilisais kekuatan domestik di dalam negeri yang terkait denga peran Indonesia di kancah global. Menurut Haedar Indonesia perlu melakukan akselerasi dan titik baru untuk memainkan peran yang lebih signifikan di kancah Internasional secara regional maupun global. (Suri)
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!