Perubahan Iklim Memperburuk Ketidaksetaraan Gender
“Iklim yang berubah semakin panas suhunya itu mengubah sistem bumi sendiri sehingga terjadi bencana alam besar yang frekuensinya semakin sering dan semakin parah dan ketika itu terjadi perempuan biasanya yang paling terdampak.” Hal tersebut disampaikan oleh Nana Firman, Senior Ambassador of Green Faith, Wakil Ketua Cabang Istimewa Muhammadiyah Amerika Serikat, dan Koordinator ‘Aisyiyah Amerika Serikat dalam Diskusi Perempuan dan Perubahan Iklim yang dilaksanakan Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah pada Jum’at (11/3).
Nana menyebut bahwa dalam situasi perubahan iklim ini, umat manusia seperti berada di persimpangan jalan antara terjadinya kiamat ekologi atau terjadi diskriminasi ekologi. “Yang terjadi sekarang adalah diskriminasi ekologi, saat ini negara maju memiliki teknologi atau dana untuk mengatasi situasi yang terjadi sehingga dapat merespon dan melakukan rehabilitasi. Tapi bagaimana yang tidak punya akses untuk itu, tidak punya dana dan tidak punya teknologi maka yang terjadi adalah ketidakadilan.”
Walaupun di tengah kondisinya sebagai yang paling terdampak perubahan iklim, Nana menyampaikan bahwa perempuan justru memiliki peranan penting dalam memimpin adaptasi perubahan iklim ini. “Perempuan memiliki kemampuan koping, perempuan sering kali menjadi ukuran kapasitas komunitas untuk beradaptasi.” Nana menyebutkan beberapa contoh perempuan yang mampu memimpin dan membawa perubahan untuk mengatasi perubahan iklim. “Ketika perempuan menjadi pemimpin mereka dapat memenuhi kebutuhan khusus perempuan dan keluarga mereka, perempuan lebih sensitif dengan kebutuhan keluarga dan komunitasnya,” terang Nana.
Selain itu, disebut Nana perempuan juga harus terus aktif dalam advokasi kebijakan. “Seperti para ibu-ibu ‘Aisyiyah ini, perempuan yang aktif dalam advokasi kebijakan dapat memberikan pengaruh efektif dan responsif gender dalam perundangan di pemerintah daerahnya karena ketika ikut terlibat maka perempuan bisa ikut mengubah kebijakan itu.”
Menghadapi perubahan iklim, kita harus memulai dari mana ? Nana menyebut ‘Iqra’. “Kita sebagai muslim maka harus ‘iqra’ baik membaca ayat qauliyah di Qur’an maupun ‘kauniyah’ yakni membaca di alam. Menurut Nana, kebanyakan umat muslim baru sebatas qauliyah sehingga tidak sensitif dalam membaca alam maupun membaca terhadap apa yang terjadi di alam. Padahal Qur’an maupun keberadaan alam ini sama-sama adalah ciptaan Allah yang harus diperhatikan.
Salah satu langkah awal mudah yang dapat dilakukan semua orang disebut Nana adalah ‘Stay Fitrah, Back to Nature’ ia mengajak peserta untuk mengkonsumsi pangan lokal dan sesuai dengan musimnya. Menurutnya ini sesuai dengan firman Allah dalam surat al-Baqarah ayat 172. Kemudian ‘Maintain the Mizan, keep the balance,’ bumi ini diciptakan oleh Allah dalam keseimbangan, seperti firman Allah dalam Qur’an surat ar Rahman ayat satu sampai tujuh, seharusnya manusia dapat menjaganya. “Akan tetapi saat ini bumi kita sudah miring, jadi kelebihan emisi gas rumah kaca sehingga atmosfir yang berfungsi seperti selimut menjadi tebal dan memanaskan dan berdampak pada sistem iklim kita.”
Nana mendorong para warga ‘Aisyiyah untuk bersatu menghadapi perubahan iklim ini. “Peran masyarakat sipil dalam perubahan iklim bagaimana kita bisa mengorganisasi diri kita secara lokal. Ketika kita berkumpul dan beroganisasi kita dapat memenangkan perubahan yang kita butuhkan.”
Tri Hastuti, Sekretaris Pimpinan Pusat (PP) ‘Aisyiyah menyebut bahwa isu perempuan dan perubahan iklim adalah hal yang penting untuk diperbincangkan. Diskusi ini juga terkait dengan peringatan Hari Perempuan Internasional yang jatuh pada delapan Maret 2022. “Bagaimana kita memperingati Hari Perempuan Internasional yang mengangkat isu lingkungan, ini sangat luar biasa terlebih jika kita melihat SDG’s hampir sebagian besar bicara isu keberlanjutan dan isu lingkungan.”
Tri mengharapkan hasil dari diskusi ini akan menjadi pemikiran lebih lanjut dan dapat dikawal dalam program Muktamar sehingga menjadi program pimpinan ‘Aisyiyah dari berbagai tingkatan dalam periode 2022-2027 mendatang. (Suri)
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!