Rakernas MTK dan LBSO ‘Aisyiyah Perkuat Langkah Dakwah Berkemajuan
SURAKARTA – “Seluruh pimpinan dituntut mujahadah yang semakin berkemajuan dalam pemikiran maupun dalam menggerakan segala usaha persyarikatan untuk memjukan umat, bangsa, dan kemanusiaan semesta.” Hal tersebut disampaikan oleh Ketua Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah, Siti Aisyah saat membuka Rapat Kerja Nasional Majelis Tabligh dan Ketarjihan bersama Lembaga Budaya, Seni, dan Olahraga Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah (MTK dan LBSO PP ‘Aisyiyah) pada Jum’at (18/8/23) di Auditorium Moh Djazman Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Menurut Siti Aisyah, mujahadah para warga Muhammadiyah tidak hanya berzikir di malam hari tetapi juga jihad mengeluarkan potesi, pemikiran, dan tenaga untuk melayani dan memberikan solusi bagi kehidupan keumatan, kebangsaan, dan kemanusiaan universal. Oleh karena itu penguatan kepemimpinan adalah sebuah keniscayaan di tengah tantangan yang semakin berat dan kompleks. Terlebih semakin luas dan besarnya kelembagaan ‘Aisyiyah yang tersebar dari pusat hingga ranting.
Tema Rakernas “Penguatan Kepemimpinan untuk Perluasan Dakwah Berkemajuan Menuju Peradaban Bangsa” disebut Aisyah dijiwai oleh tema Muktamar ke-48 ‘Aisyiyah. “Spirit tema ini juga dijiwai tema Muktamar, perluasan dakwah berkemajuan adalah amanat Muktamar ‘Aisyiyah ke-48 yaitu bahwa program nasional diarahkan tercapainya usaha ‘Aisyiyah yang mengarah pada penguatan, pengembangan, dan peningkatan kualitas dan perluasan dakwah pencerahan dan tajdid untuk mencapai tujuan organisasi.”
Ketua MTK PP ‘Aisyiyah, Evi Sovia Inayati dalam sambutannya juga mengajak segenap peserta rakernas untuk menguatkan semangat pasca Muktamar-48 ‘Aisyiyah. Dimana Muktamar 48 juga dilaksanakan di Surakarta tepatnya di UMS yang juga merupakan lokasi Rakernas ini. “Mari kita memulai langkah dan derap menuju tabligh dan dakwah secara luas ‘Aisyiyah yang berkemajuan, mulai merancang berbagai aktivitas dan kegiatan besar dari Surakarta,” ujar Evi.
Rakernas ini disebut Evi memiliki tujuan utama untuk merumuskan dan menyepakati berbagai kegiatan dalam rangka melaksanakan Program Nasional ‘Aisyiyah keputusan Muktamar ke-48. Program tersebut adalah Program Umum, Program Bidang Ketahanan Keluarga, Program Bidang Tabligh dan Pemikiran Keagamaan dan Program Kebudayaan.
‘Aisyiyah disebut Evi sejak berdirinya hingga kini telah memberikan kontribusi bagi kemajuan bangsa Indonesia bahkan kemanusiaan secara global. Akan tetapi perkembangan kehidupan juga membawa berbagai tantangan bagi dakwah ‘Aisyiyah yang disebut Evi juga harus ditangkap sebagai peluang. Ia menyebutkan salah satunya adalah munculnya perkembangan pandangan keagamaan yang ekstrim. Menurut Evi menghadapi tantangan tersebut, ‘Aisyiyah mempunyai peluang untuk menerbarkan Islam Wasathiyah dan memperluas pandangan Islam berkemajuan. “Kami melihat ada peluang memperluas pandangan Islam Berkemajuan, Pandangan Islam Wasathiyah karena pada dasarnya pandangan corak pemikiran keagamaan Indonesia adalah pandangan yang moderat atau wasathiyah.”
Selain itu juga peluang untuk menguatkan peran ulama dan mubalighat perempuan untuk pencerahan peradaban. Hal ini sejalan dengan kebijakan pemerintah yang memberi ruang bagi para tokoh agama maupun tokoh masyarakat untuk menjadi agen perubahan. “dihampir semua kebijakan pemerintah terkait perencanaan pembangunan mencantumkan tokoh agama tokoh masyarakat sebagai agen perubahan, dalam konteks inilah ‘Aisyiyah perlu memperkuat potensi kader ulama perempuan yang berperspektif Islam Berkemajuan.”
Evi menyebut masih banyak lagi isu yang harus direspon oleh para kader ‘Aisyiyah yang semuanya harus dilakukan dengan cara mencerahkan dan mencerdaskan. “Menjadikan ini PR bersama yang diamanahkan kepada Majelis Tabligh dan Ketarjihan di semua level kepemimpinan dengan berbagi peran di dalamnya dalam rangka memberikan solusi baik dalam persoalan bangsa.”
Rektor Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), Sofyan Anis menyebutkan bahwa dalam usia 78 tahun Indonesia merdeka, Muhammadiyah telah berkiprah mulai dari meraih kemerdekaan hingga membangun Indonesia merdeka. Salah satu strategi yang dilakukan oleh K.H Ahmad Dahlan yang berkembang luas hingga kini adalah denggan membangun amal usaha meraih dakwah amal maruf nahi munkar. “Ini adalah sebuah realitas sumbangan Muhammadiyah yang bisa dirasakan manfaatnya untuk bangsa dan negara,” ujarnya.
Pasca Muktamar ke-48 Muhammadiiyah yang menghasilkan Risalah Islam Berkemajuan, Anis mendorong kontribusi seluruh kader Muhammadiyah untuk membangun bangsa. Muhammadiyah menurut Anis memerlukan generasi yang dinamis dan progresif yang mampu membawa berbagai terobosan baru. Salah satunya dalam hal dakwah yang menurut Anis harus mampu menjawab tantangan jaman dan dapat beralih bukan hanya bil lisan tetapi bil digital. “Kembangkan metode dakwah berbasis digital, kita buat strategi yag paling baik dan menentukan keberhasilan program kedepan.” (Suri)
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!