Seminar Pertama Pra Muktamar 48 Muhammadiyah, Dorong Pembangunan Desa dan Kebangkitan Ekonomi Lokal
“Kolaborasi dalam pembangunan desa terus kami galang dengan banyak pihak termasuk organisasi masyarakat atau organisasi keagaman kampus dan lain-lain, tentu kami juga mohon dukungan Muhammadiyah dan keluarga besar Muhammadiyah. Melalui kolaborasi ini kita berharap keluarga besar Muhammadiyah juga menjadi bagian penting dalam percepatan pembangunan di desa.” Hal tersebut disampaikan oleh Abdul Halim Iskandar, Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Indonesia dalam Seminar Pra Muktamar Muhammadiyah, Membangun Desa Membangkitkan Ekonomi Lokal yang dilaksanakan oleh Institut Teknologi dan Bisnis Ahmad Dahlan Jakarta pada Selasa (8/3/2022).
Kepengurusan dan warga Muhammadiyah yang tersebar di seluruh pelosok Indonesia disebut Abdul Halim Iskandar menjadi harapan besar agar keluarga besar Muhammadiyah menjadi bagian penting percepatan pembangunan desa. “Atas nama pemerintah saya mengucapkan terimakasih atas kerja keras Muhammadiyah selama ini yang telah mendidik bangsa dan telah melahirkan kader bangsa yang sangat berkualitas dan kami terus berharap Muhammadiyah terus membersamai desa-desa di Indonesia, 74.960 desa dalam upaya membangkitkan ekonomi desa serta mencapai tujuan SDGS desa,” ujarnya. Ia juga berharap melalui seminar ini dapat menghasilkan rekomendasi bagi desa-desa untuk lebih cepat menggerakkan sehingga desa menjadi maju dan mandiri menjadi kekuatan ekonomi Indonesia.
Rektor ITB Ahmad Dahlan, Mukhaer Pakkanna menjelaskan bahwa seminar ini adalah seminar pembuka dari rangkaian seminar yang akan digelar Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah menyambut pelaksanaan agenda besar Muktamar ke-48 Muhammadiyah ‘Aisyiyah yang akan digelar pada 18-20 November 2022. “Menjelang Muktamar, PP Muhammadiyah membuat rangkaian berbagai diskusi di berbagai Perguruan Tinggi Muhammadiyah ‘Aisyiyah, mungkin ada 20 agenda sampai November yang akan bergulir setiap pekan dan kami merasa bersyukur dari ITB Aham Dhlan Jakarta diberikan kesempatan PP Muhammadiyiah menjadi tuan rumah pelaksana pertama,” terangnya
Berbicara mengenai tema seminar, menurut Mukhaer Pakkanna, pembangunan desa sudahlah menjadi konsen bagi kampus ITB Ahmad Dhlan Jakarta dalam beberapa tahun ini. “Alhamdulillah per 1 September 2021 ada 1500 sarjana desa yang ikut ijin virtual dan LMS kuliah di kita, mereka dari beragam dari Aceh sampai Merauke, termasuk kelas pekerja migran yang sedang bekerja di Hongkong juga Taiwan.” Sehingga ia berharap agar pemikiran-pemikiran yang muncul dalam diskusi ini dapat memberikan kontribusi yang sangat berharga dan dapat dibicarakan kembali dalam Muktamar mendatang.
Anwar Abbas, Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah dalam sambutannya menyampaikan bahwa desa memiliki peran strategis yang harus diperhatikan karena kemajuan perekonomian desa dapat mendukung juga majunya perkonomian kota. Anwar melihat adanya hubungan keterkaitan yang saling kuat menguatkan antara masyarakat kota dan desa. Akan tetapi realita hari ini kehidupan masyarakat kota dapat dikatakan jauh lebih baik bahkan pada kelompok-kelompok tertentu terlalu baik. Sementara bagi masyarakat desa terlebih daerah tertinggal masih jauh di belakang.
Menurut Anwar, jika melihat amanat konstitusi di Pasal 33 yang mengatakan bumi beserta isinya dimanfaatkan sebesar-besarnya oleh negara untuk kemakmuran rakyat amanat tersebut belum sepenuhnya terlaksana. “Kita menginginkan supaya rakyat bisa makmur dan sejahtera tetapi kemiskinan masih tampak. Kalau melihat datanya kemiskinan sebelum pandemi ada sekitar 24 juta dan setelah pandemi naik menjadi 27-28 juta naik cukup tajam. Ini menjadi keprihatinan karena kalau kita lakukan pendekatan komparatif jumlah penduduk yang miskin ini 5 kali penduduk Singapura,” paparnya.
Kondisi keprihatinan ini disampaikan Anwar mungkin akan terus belanjut karena sistem ekonomi Indonesia menurutnya saat ini tidak sesuai dengan amanah konstitusi melainkan cenderung liberalisme kapitalis yang mengedepankan persaingan sehingga yang kemungkinan akan menang adalah para konglomerat. Oleh karena itu, ia mendorong agar kebijakan yang dibuat pemerintah yang menyangkut rakyat harus ditujukan bagi terciptanya sebesar-besar kemaslahatan bagi rakyat. Ia berharap Kementerian Desa bisa bersinergi dengan berbagai pihak terutama dengan ormas-ormas Islam karena selama ekonomi umat lemah maka ia tidak bisa menjadi penentu di negeri ini.
Disampaikan oleh Anwar, semua komponen bangsa harus membangun negeri ini menuju ke arah kemajuan tetapi tidak sekedar maju melainkan juga berkeadilan dan memiliki persatuan kesatuan yang semakin kuat dengan perilaku yang akhlakul kharimah memiliki moral serta adab sopan santun. Lebih lanjut Anwar juga mendorong terus tumbuhnya entrepreneur yang bisa mandiri dan mampu juga memajukan Indonesia. “Melalui dunia pendidikan, melalui organisasi masyarakat, melalui elemen masyarakat disekitar kita, kita bisa menciptakan entrepreneur-entrepreneur dan pengusaha yang bisa semangat mengubah dirinya menjadi lebih baik karena sesuai firman Allah, Allah tidak akan merubah suatu kaum dan sebuah bangsa, kecuali ia merubah dirinya sendiri.” (Suri)
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!