Sinergi ‘Aisyiyah Muhammadiyah Dampingi Anak Terdampak Covid-19
Data sementara yang terhimpun oleh MKS PP ‘Aisyiyah dan MPS PP Muhammadiyah terdapat 1.463 anak yang perlu mendapatkan pendampingan karena menjadi yatim, piatu, maupun yatim piatu akibat Covid-19. Tepatnya, terdapat 759 anak laki-laki dan 704 anak perempuan. Data tersebut disampaikan oleh Ketua Majelis Pelayanan Sosial (MPS) Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Sularno saat membuka Rapat Koordinasi Majelis Kesejahteraan Sosial (MKS) PP ‘Aisyiyah dan Majelis Pelayanan Sosial (MPS) PP Muhammadiyah pada Ahad (10/10)
Rakor yang mengangkat tema ‘Strategi Pembangunan Manusia dari Pandemi ke Endemi, Anak Yatim Piatu Dampak Covid 19’ ini dilaksanakan secara daring dengan mengundang Pimpinan Wilayah ‘Aisyiyah Muhammadiyah seluruh Indonesia serta majelis lembaga terkait.
Sularno menyebutkan data total 1.463 anak tersebut merupakan data sementara yang akan terus berkembang seiring dengan berlanjutnya pendataan yang dilakukan MPS dan MKS seluruh Indonesia.
Ketua PP Muhammadiyah, Agus Taufiqurrohman menyebut bahwa kegiatan ini merupakan wujud amanah dari mandat yang diberikan PP Muhammadiyah untuk senantiasa menyantuni keluarga ataupun anak-anak yang orangtuanya syahid karena pandemi Covid-19. Ia menyebut bahwa bagi persyarikatan Muhammadiyah dakwah pemberdayaan dimulai dengan membebaskan orang dari problem yang dihadapi kemudian memberdayakan orang yang menjadi obyek pembinaan agar tidak kesusahan lagi dan ketiga adalah memajukan. Ketiga hal ini pula adalah bentuk pendampingan dan pemberdayaan yang akan diberikan kepada anak-anak yang orang tuanya meninggal karena Covid-19 ini.
Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kesejahteraan Sosial Kemenko PMK, Andie Megantara sangat mengapresiasi kerja yang dilakukan ‘Aisyiyah Muhammadiyah untuk merespon kondisi salah satu dampak pandemi ini. Walaupun pemerintah terus bergerak dan menyusun berbagai skema penanganan akan tetapi pendataan anak-anak terdampak ini menurutnya tidak dapat dilakukan sendiri oleh pemerintah. Diperlukan peran gotong royong dari masyarakat seperti yang tergambar dari rapat koordinasi ‘Aisyiyah Muhammadiyah ini.
Andie menyebut bahwa nantinya data yang dihimpun ‘Aisyiyah Muhammadiyah jika dilaporkan kepada pemerintah maka akan dirapikan dan di kroscek dengan data yang ada di Dukcapil, Kemendagri dan dipadankan dengan NIK dan DTKS untuk mendapatkan bantuan bantuan dari pemerintah. “Kegiatan pendataan dan respon kepada anak yatim piatu terdampak Covid-19 ini sangat penting dilaksanakan untuk memberikan masukan dan menjadi salah satu alternatif solusi penyempurnaan data. Hasil pendataan ini akan menjadi bagian penting untuk melengkapi kekurangan ataupun permasalahan data yang ada pada saat ini,” tutur Andie.
Direktur Rehabilitasi Sosial Anak Kementerian Sosial RI, Kanya Eka Santi menyebutkan bahwa kondisi anak-anak yang terdampak Covid-19 ini menjadi salah satu perhatian Kementerian Sosial. Data dari Kemensos mencatat bahwa terdapat 24 ribu anak yang diajukan karena terdampak orang tuanya meninggal akibat Covid-19. Ia berterimakasih karena ada kontribusi ‘Aisyiyah Muhammadiyah dari data yang terhimpun tersebut. “Saya berterimakasih karena bapak ibu bisa melihat data Yogyakarta dan Jawa Tengah, ini dukungan Bapak Ibu di Muhammadiyah ‘Aisyiyah yang luar biasa membantu kami sehingga data bisa kami peroleh dengan baik, data ini adalah data terlaporkan yakni kiriman Bupati Walikota dan Dinas Sosial kepada kami.”
Kanya menyebutkan salah satu poin penting dalam hal pelaporan data adalah adanya legalitas validasi. Verifikasi dan validasi ini penting untuk memastikan NIK pengampu dan kelengkapan data anak untuk memproses bantuan-bantuan yang akan diberikan. “Jadi kami memang membutuhkan legalitas itu, jadi jika kami menerima data dari Muhammadiyah, kami mohon dinas terkait dapat mengirimkan legalitasnya.”
Elvi Hendrani, Asdep Perlindungan Anak Kondisi Khusus KPPPA juga menekankan bahwa dalam kondisi pandemi ini anak menjadi kelompok rentan yang masuk pada kelompok yang diperhatikan. “Selain rentan terkena Covid juga dampak lain jika ada orang disekitarnya terkena Covid misalnya orang tuanya, pengasuhnya, maka anak itu menjadi kerentannya berkali lipat.”
Oleh karena itu Elvi sangat mengapresiasi kerja-kerja Muhammadiyah ‘Aisyiyah terkait dampak Covid-19 pada anak ini dan mendorong agar kedepannya dapat dibentuk suatu sekretariat bersama dari tingkat pusat, provinsi, kabupaten, dan kota yang termasuk di dalamnya pemerintah, lembaga masyarakat, perguruan tinggi, hingga dunia usaha untuk dapat mensinergikan sumber daya dan kegiatan dalam setiap tahapan penanganan.
Dalam penutupan acara, Esty Martiana Rahmie, Ketua Majelis Kesejahteraan Sosial Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah, menyampaikan bahwa ke depan Indonesia akan menghadapi masalah kesejahteraan sosial yang luar biasa akibat dampak pandemi. “Ini bukan main main, sangat nyata. Suka tidak suka, mau tidak mau, Muhammadiyah Aisyiyah harus menyadari dan mempunyai kepekaan untuk memotret permasalahan sosial yang ada dan membuat program program yang memberi solusi bagi bangsa dan Negara.” (Suri)
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!