MPK Perkuat Perkaderan Melalui Pelatihan Kader Ulama
“Sebagai kader ‘Aisyiyah harus memiliki komptensi agar bagaimana kita tidak terbawa arus medsos yang ada tapi bagaimana kita memperkuat dakwah kita.” Hal tersebut disampaikan oleh Maesyaroh, dari Divisi Fungsional Majelis Pembinaan Kader Pimpinan Pusat (PP) ‘Aisyiyah dalam kegiatan Pelatihan Kader Ulama ‘Aisyiyah Seri I, Jumat (21/1). Kegiatan yang dilaksanakan secara daring ini diikuti lebih dari 250 kader ulama ‘Aisyiyah seluruh Indonesia dan utusan dari Pimpinan Cabang Istimewa ‘Aisyiyah (PCIA) di luar negeri.
Maesyaroh menyebut kegiatan ini adalah penguatan kembali bagi ideologi para kader ulama ‘Aisyiyah terutama dalam era kemajuan teknologi. Padatnya arus informasi di era kemajuan teknologi ini menurut Maesyaroh dapat menimbulkan kebingungan termasuk dalam kehidupan beragama. Oleh karena itu menurutnya memperkuat ideologi bagi para kader ulama adalah hal yang penting untuk dapat terus melanjutkan gerak dakwahnya di masyarakat. “Tentu kita sebagai warga ‘Aisyiyah harus memiliki ideologi yang kuat khususnya terkait istimbat hukum, jangan sampai kita beribadah tanpa ada landasan hanya mengikuti yang ada di media sosial.”
Pelatihan Kader Ulama ‘Aisyiyah ini sendiri akan berlangsung dalam beberapa tahap dengan materi-materi yang komprehensif. “Diharapkan para peserta dapat meneruskan materi pelatihan ini ke wilayah, daerah, cabang, dan ranting untuk memperkuat kader-kader ‘Aisyiyah hingga grassroot,” papar Maesyaroh.
Siti ‘Aisyah, Ketua PP ‘Aisyiyah yang membidangi MPK menyebut bahwa kegiatan ini adalah amanat Muktamar ‘Aisyiyah ke-47 di Makassar bagi MPK dalam program bidang perkaderan. Ia berharap melalui kegiatan ini dapat mengembangkan pemikiran-pemikiran Islam yang berkemajuan, Islam yang dapat merespon serta memberikan solusi di masa sekarang khususnya permasalahan yang dihadapi perempuan dan anak.
Pada Pelatihan Kader Ulama ‘Aisyiyah Seri I ini hadir sebagai pemateri adalah Wawan Gunawan Abdul Wahid selaku Anggota Divisi Fatwa dan Pengembangan Tuntunan Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah. Wawan menyampaikan materi Manhaj Tarjih Wawasan Sumber dan Metode. Di awal pemaparannya ia menyebut bahwa tidak sedikit yang salah paham tentang kata Tarjih yang digunakan oleh Majelis Tarjih.
Menurutnya, dalam Muhammadiyah kata tarjih tidak hanya dipahami sekedar kegiatan memilih suatu pendapat yang dipandang lebih kuat. “Tarjih dalam Muhammadiyah mempunyai makna yang lebih luas. Sehingga kata tarjih dalam Muhammadiyah tarjih diartikan sebagai setiap aktifitas intelektual untuk merespons realitas sosial dan kemanusiaan dari sudut pandang agama Islam, khususnya dari sudut pandang norma-norma syariah.”
Mendidikan paham agama Muhammadiyah kepada warga, khususnya kader-kader militant Muhammadiyah menurut Wawan adalah hal yang niscaya. “Maksud utamanya adalah untuk meneguhkan paham agama juga menjadi identitas warga Muhammadiyah.” Identitas tersebut disampaikan Wawan diperlukan bagi warga Muhammadiyah untuk membekali diri sekaligus merespons berbagai suliweran penilaian warga kaum Muslimin kepada Muhammadiyah. (Suri)
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!