Tanwir II Muhammadiyah ‘Aisyiyah Optimis Hadapi Pandemi
Pimpinan Pusat Muhammadiyah dan Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah menggelar Tanwir II secara daring, Sabtu-Ahad (4-5) September 2021. Tanwir yang diikuti oleh seluruh perwakilan dari Pimpinan Wilayah dan Pimpinan Daerah ini mengangkat tema “Optimis Menghadapi Covid-19 Menuju Sukses Muktamar ke-48”.
Dalam pidato iftitahnya yang disampaikan, Sabtu (4/9) Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir mengajak segenap warga persyarikatan agar optimis menghadapi Covid-19. “Diksi optimis ialah orang yang memiliki pikiran tentang masa depan yang baik dan sudut pandang yang positif dalam melihat suatu perkara,” jelasnya.
Pandangan optimis dalam menghadapi musibah menurutnya adalah ciri dari kaum beriman. Mengutip ayat ke-31 Surat Muhammad, Haedar menjelaskan bahwa kaum beriman menghadapi musibah dengan sikap arif, sabar, dan ikhtiar.
“Narasi optimis dikedepankan agar segenap anggota Muhammadiyah maupun warga bangsa memiliki alam pikiran dan sikap yang baik dalam menghadapi musibah pandemi Covid-19 maupun dalam menghadapi masalah-masalah kehidupan lainnya,” imbuh Haedar.
Pada masa pandemi, sikap optimis dan keimanan yang benar menurut Haedar dapat terlihat dari konsistensi mentaati aturan PPKM, disiplin menjalankan protokol kesehatan, melakukan vaksinasi, dan berbagai langkah yang diperlukan dalam mengatasi pandemi ini.
“Luruhkan sikap meratapi, mengeluh, saling menyalahkan, dan merasa jatuh diri. Sebaliknya jauhi sikap egois, merasa diri tidak terpapar, menyepelekan, dan mengabaikan wabah sehingga hilang keseksamaan, kewaspadaan, dan kebersaman. Penting disadari pandemi ini merupakan masalah bersama, sehingga siapapun tidak dapat bersikap sesuka hati karena satu sama lain saling terkoneksi,” pesannya.
Semua Pihak Harus Bergotong Royong
Haedar juga berpesan agar pemerintah bersama rakyat bersungguh-sungguh melawan pandemi dengan ikhtiar maksimal yang bersifat rasional-ilmiah dan spiritual-ruhaniah. “Optimisme dalam wujud tekad dan ikhtiar untuk berubah juga menjadi niscaya dalam memecahkan persoalan-persoalan umat dan bangsa. Seberat apapun masalah yang dihadapi jika semua komponen umat dan bangsa berkomitmen kuat, bersatu, dan melangkah bersama secara sungguh-sungguh maka akan terdapat jalan keluar dari kesulitan,” katanya.
Haedar percaya jika seluruh pihak saling bekerjasama, optimis dan bergotong royong, maka Allah akan menunjukkan jalan keluar sebagaimana dijanjikan Allah dalam Surat Al-Insyirah.
“Kuncinya ketulusan, kejujuran, keterpercayaan, kecerdasan, dan kebersamaan untuk selalu mencari solusi. Perbedaan setajam apapun bila semua pihak mau berdialog dan mencari titik temu maka akan ada jalan pemecahan atas segala persoalan umat dan bangsa. Sebaliknya manakala saling menjauh, egoistik, tidak saling percaya, saling berebut, keras kepala, hianat, dan dusta bertumbuh di tubuh elite umat dan bangsa maka sulit menemukan jalan bersama menuju kemajuan umat dan bangsa,” pungkasnya.
‘Aisyiyah Tak Lelah Putus Penyebaran Pandemi
Ketua Umum Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah, Siti Noordjannah Djohantini dalam pidato iftitahnya menyebutkan bahwa ‘‘Aisyiyah tidak akan pernah lelah memutus rantai penyebaran Covid-19 hingga akhir. “‘Aisyiyah sebagai organisasi sosial keagamaan dan kemasyarakatan terus bergerak menanggulagi atau memutus rantai covid dengan berbagai kegiatan yang dilakukan di semua tingkatan. Pandemi tidak membuat ‘Aisyiyah berhenti menjalankan dakwah dan terus berkontribusi menangani dampak covid-19,” tegasnya.
Siti Noordjannah menyatakan bahwa di masa pandemi ini, ‘Aisyiyah telah menggerakkan seluruh potensi yang dimiliki dari tingkat pusat sampai ranting. Seluruh kekuatan dari pimpinan, kader, relawan dan simpatisan ‘Aisyiyah bergerak bersama-sama berdasarkan ilmu pengetahuan dan religiusitas. Seluruh amal usaha ‘Aisyiyah juga bergerak memberi solusi dari berbagai krisis. Tidak lupa pula semangat ibu-ibu ‘Aisyiyah di akar-rumput, meski dalam keadaan serba terbatas.
“Dalam menangani dampak ekonomi, Aisyiyah melakukan Gerakan Lumbung Hidup ‘Aisyiyah yang massif sampai di tingkat ranting serta mengembangkan pemberdayaan ekonomi komunitas. Demikian juga para mubalighat, relawan, kader, dan anggota ‘Aisyiyah lainnya tak kenal lelah berkiprah,” tutur Noordjannah.
Ia kemudian mengajak masyarakat luas bahwa sebagai umat yang beriman harus merespons pandemi dengan berdasarkan keilmuan dan keimanan atau secara ilmiah dan ruhaniah. Merawat harapan dan optimisme bahwa pandemi ini akan berangsur membaik dengan catatan semua pihak memiliki komitmen untuk menanggulanginya dengan perilaku yang bertanggung jawab, disiplin kuat, dan gotong royong.
“Mari kita tunjukkan sikap merunduk dan rendah hati penuh kesadaran spiritual dengan menengadah kepada yang Maha Kuasa agar kita dilindungi oleh-Nya. Selain itu kita harus meninggalkan sikap congkak atau sombong, egois, dan sikap lainnya yang nir-akhlak karimah,” pesan Noordjannah.
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!