Resmikan Fakultas Kedokteran UNISA Yogyakarta, Menteri Kesehatan Percaya Muhammadiyah ‘Aisyiyah Punya Peran Kunci Bawa Indonesia Maju
YOGYAKARTA – Puncak Milad ke-33 tahun Universitas ‘Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta digelar dengan terlaksananya Sidang Senat Terbuka dengan tema “Berkhidmat Memajukan Bangsa” dan Laporan Rektor pada Rabu, (4/9/24). Acara yang berlangsung di Convention Hall Masjid Walidah Dahlan ini sekaligus juga peresmian dibukanya Fakultas Kedokteran UNISA Yogyakarta.
Rektor UNISA Yogyakarta, Warsiti dalam sambutannya menyampaikan rasa terimakasih kepada Kementerian Kesehatan yang terus mendukung ikhtiar UNISA Yogyakarta dalam upaya mendirikan Fakultas Kedokteran dan alhamdulillah pada 23 Juli 2024 izin operasional Fakultas Kedokteran UNISA Yogyakarta sudah diperoleh dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Warsiti menyebut bahwa UNISA Yogyakarta merupakan universitas yang pertama dari 10 Perguruan Tinggi ‘Aisyiyah yang mendapatkan izin operasional Fakultas Kedokteran dari 163 Perguruan Tinggi Muhammadiyah ‘Aisyiyah se-Indonesia. UNISA Yogyakarta juga merupakan universitas nomor 8 dari 12 PTMA yang meraih akreditasi unggul dan merupakan universitas ke-16 yang mendapatkan izin operasional Fakultas Kedokteran.
Budi Gunadi Sadikin, dalam kesempatan tersebut menyatakan kekagumannya dengan kemegahan dan kebersihan UNISA Yogyakarta yang saat ditanyakan kepada Ketua Umum PP Muhammadiyah dibangun tanpa pinjaman bank alias dengan biaya sendiri. Menteri Kesehatan juga menyampaikan pesannya agar Muhammadiyah ‘Aisyiyah termasuk UNISA Yogyakarta dapat turut berperan mewujudkan Indonesia Emas 2045 yang artinya mewujudkan Indonesia sebagai negara maju dengan memanfaatkan masa bonus demografi Indonesia.
Dalam sejarah bangsa-bangsa besar, Budi Gunadi menyebutkan bangsa yang berhasil menjadi negara maju hampir terjadi pada puncak bonus demografi negara tersebut karena logikanya jumlah penduduk negara tersebut yang usianya produktif paling banyak. “Untuk menjadi negara maju kita harus menjadi bangsa yang sehat dan pintar, kalau itu tidak tercapai, tidak mungkin kita menjadi negara maju dan jika kita tidak menjadi negara maju ke depan maka kita bisa disebut gagal karena melewatkan windows of opportunity,” terangnya.
Budi Gunadi yang melihat sejarah Muhammadiyah ‘Aisyiyah dalam bidang pendidikan dan juga bidang kesehatan memiliki keyakinan bahwa Muhammadiyah ‘Aisyiyah dapat memiliki peran kunci untuk memajukan Indonesia karena semua itu tidak dapat dilakukan sendiri oleh pemerintah. “Saya disini selain mengucapkan selamat ulang tahun kepada UNISA Yogyakarta juga bermimpi, berdoa, berharap, Muhammadiyah ‘Aisyiyah sejak 1917 sudah mendidik, 1963 membikin sekolah bidan, 1996 mendirikan sekolah perawat, 2016 berdiri Universitas ‘Aisyiyah, 2024 punya Fakultas Kesehatan, teruslah membuat manusia Indonesia lebih pintar, teruslah membuat manusia Indonesia lebih sehat,” pesannya.
Lebih lanjut, Menteri Kesehatan menyebut dengan pendidikan dan kesehatan sebagai salah satu core principles-nya Muhammadiyah maka ia yakin Muhammadiyah ‘Aisyiyah tidak hanya mampu menangani pendidikan dan kesehatan tapi dapat menjadi penentu untuk membawa bangsa negara Indonesia menjadi maju yang setara dan sederajat dengan bangsa dan negara maju lainnya di dunia.
Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Haedar Nashir menyampaikan rasa terimakasih atas dukungan dari Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin yang memberikan rekomendasinya bagi Perguruan Tinggi Muhammadiyah ‘Aisyiyah ketika berjuang untuk mendapatkan izin Fakultas Kesehatan. Haedar yakin dukungan ini diberikan karena Menteri Kesehatan percaya Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah bisa, selain itu karena upaya pendirian FK ini adalah bentuk tanggung jawab Muhammadiyah ‘Aisyiyah atas tuntutan jumlah dokter terutama dokter sepesialis yang masih kurang jumlahnya di Indonesia.
Haedar juga menyampaikan selamat atas Milad ke-33 tahun UNISA Yogyakarta dan capaian yang telah berhasil diraih. “Ini capaian yang luar biasa dan akan menjadi milestone atau tonggak bagi sleuruh Perguruan Tinggi ‘Aisyiyah karena ini adalah cikal bakal dan menjadi role model nanti bagi UNISA lainnya selain UNISA Surakarta, UNISA Bandung dan UNISA lain,” ucap Haedar.
Haedar percaya bahwa ‘Aisyiyah, UNISA, dan seluruh gerakan amal usahanya akan bertumbuh kuat dan menjadi bagian strategis gerakan Muhammadiyah yang punya karakter khas. “Ibu-ibu ‘Aisyiyah ini ketulusan dan kegigihannya yang luar biasa sehingga punya kampus seperti ini, itulah bukti nyata kegigihan dan ketulusan yang juga menjadi culture Muhammadiyah.”
Hadir dalam kegiatan ini Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Budi Gunadi Sadikin; Bupati Sleman, Kustini Sri Purnomo; Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Haedar Nashir, Ketua Umum Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah, Salmah Orbayinah; Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) Wilayah V, Setyabudi Indartono; Kepala Badan Pembina Harian (BPH) UNISA Yogyakarta, Siti Noordjannah Djohantini, serta segenap tamu undangan dan civitas akademika UNISA Yogyakarta. (Suri)